"Cantik?" Seungyeon mengangguk. "Apanya yang cantik?"
"Lo." Wajah Sesil bersemu merah. Dia memalingkan wajahnya dari Seungyoun, lalu menendang kaki Seungyoun.
"Jangan suka bikin jantungan dong." Keluh Sesil membuat Seungyoun terkekeh. "Pinter banget ngalus."
"Bukan ngalus, tapi tulus."
"Astaga Cho Seungyoun, udah ahh ini jangan lupa misinya yaa, gw balik dulu." Sesil berdiri, membenarkan posisi tasnya.
"Gak mau malem mingguan dulu sama gw?"
"Gak ahh nanti jadi bahan gosip lagi." Tolak Sesil.
"Yaudah gw anterin balik deh."
"Jangan omdo. Gw cabut yaa." Sesil melangkahkan kakinya meninggalkan Seungyoun disana menatap punggung Sesil hingga tak dapat terlihat lagi.
—
Setibanya dirumah Sesil mendapati rumahnya sepi. Sebenarnya memang selalu sepi, tapi hari ini jadi lebih sepi karena Sesil tidak menemukan sosok adiknya di rumah.
"Doyon kemana mah?" Tanya Sesil saat menghampiri ibunya duduk diruang keluarga. Ibunya terlihat sedang serius menggonta-ganti channel TV.
"Ngapel katanya." Sontak Sesil kaget.
"Ngapel? Emang udah punya pacar dia?" Ibunya mengangguk. Sesil menatap ibunya nanar, bagaimana dia bisa kalah dengan adiknya.
"Siapa mah? Ya ampun masih kicik aja udah pacar-pacaran."
"Kaya kamu dulu gak kaya gitu aja." Jawab ibunya santai. "Ihh kak kamu jangan-jangan gagal moveon dari Wooseok yaa?"
"Dih apaan sih mah tiba-tiba." Protes Sesil sambil merebut remot tv.
"Abis kamu tuh udah gak pernah bawa siapa-siapa kerumah loh. Kamu trauma yaa kak?" Sesil menggeleng mantap. Jika ditanya dia trauma atau tidak? Jawabannya jelas tidak.
"Ih mama apaan sih, mana ada trauma-trauma. Yaa emang belum ketemu aja yang cocok." Kilah Sesil.
"Kenapa gak balikan aja sama Wooseok?" Sebuah pertanyaan terkonyol yang pernah Sesil dengar.
"Ogah."
"Kayanya dia udah berubah deh." Mamanya Sesil bertopang dagu sambil memikirkan Wooseok.
"Kata siapa udah berubah? aku gak mau jatuh ke lubang yang sama dua kali, hiii amit-amit." Sesil menggeleng berkali-kali.
"Wooseok tuh ganteng loh kak, yakin kamu gak nyesel?"
"Haduuhh mah ngebayangin sakitnya pas ditinggalin tuh.. udah lah males aku bahas dia mulu." Sesil menyandarkan kepalanya pada sofa dan menengadahkan kepalanya keatas. "Mending aku kasih kesempatan buat orang baru aja."
"Ciyee, emang udah ada yang baru?"
"Belum sih hehe." Mamanya hanya geleng kepala melihat cengiran Sesil.
—
Sesil sudah berada di Universitas Jakarta tempat diadakannya kompetisi paduan suara, tentunya bersama Seungyoun. Walaupun sebelumnya terjadi perdebatan mengenai lokasi penjemputan.
"Jadi gw jemput dimana?" Ujar Seungyoun diujung telfon.
"Dimana yaa."
"Ditanya malah balik nanya gimana sih?" Terdengar Seungyoun berdecak.
"Hmm—" Sesil diam sejenak, hingga Seungyoun memotong ucapannya.
"Yaudah shareloc rumah lo aja deh daripada ribet." Tentu saja Sesil menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...