KTH #4 - Taehyun Side

537 37 0
                                    

Warning!

Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.

Vomment Jusseyo^^

.
.
.

Ceklek

"Taehyun?"

Taehyun melangkah mendekat dengan lengkungan dibibir tebalnya kepada sosok yang ia cintai, ibunya. Dibelakangnya terdapat remaja lain yang raut wajah bulenya tidak se-sumringah Taehyun.

"Ningning juga datang, ibu."

Taeyon membulatkan bibirnya saat mendengar gerutuan kecil dari anak sambungnya. "benarkah? Tapi sepertinya itu Ningning yang lain. Bukankah Ningningnya ibu itu ceria sekali." godanya lengkap dengan wajah jailnya.

"ahh.. Ibuuu.." rengek Huening Kai manja, ia memeluk Taeyon dari samping sambil menduselkan wajahnya. Membuat Taeyon tertawa karenanya.

Taehyun?

Ia cukup menonton opera sabun yang sedang adik-yang berbeda beberapa bulan saja dengannya- lakoni.

"oke oke, ibu minta maaf ya.." ucap Taeyon sambil mengusap surai hitam Huening Kai. Senyumnya tak sesikitpun kuntur sejak dua anaknya inu menghampiri dirinya.

"kalian akan pergi sekolah?"

Taehyun refleks mengangguk. "benar bu, kami ingin berpamitan kepada ibu."

"kalian ini, bukannya cepat pergi malah mengunjungi ibu disini. Cepat pergi sana, ibu tidak ingin ya mendengar kalian terlambat hanya karena menghampiri ibu dulu."

Huening Kai menggelengkan kepalanya yang masih menempel dengan bahu Taeyon. "bertemu ibu itu tidak hanya tauu." Huening Kai mempoutkan bibirnya. "Aku kan harus mengisi amunisi duluu, biar sekolahnya lancar. Benarkan Hyunie?" Lempar Huening Kai kepada hyungnya yang hanya diam menonton duduk disamping ibunya.

"kalau begitu, kalian harusnya pergi ke ruang makan dan menghabiskan sarapan kalian. Sudah, cepat sana kalian pergi ke sekolah. Tae.." Taeyon mengangkat tangannya mencari-cari tubuh Taehyun yang sedari tadi hanya terdiam. Tanpa menunggu, Taehyun mengambil tangan ibunya lalu disimpan diwajah rupawannya.

"kau berangkat naik bus lagi?"

Taehyun hanya mengangguk, tanpa khawatir ibunya tidak tahu. Jari-jarinya yang sibuk meraba wajah Taehyun merasakan itu.

"kalau begitu, cepat pergi nanti kau akan semakin terlambat."

Taehyun berdiri, menunduk sedikit untuk mengecup pelipis ibunya. "baik, aku pergi sekarang bu. Aku akan meminta bibi Song untuk menemani ibu. Aku pergi dulu ya buu.."

Taeyo tersenyum manis mengantar kepergian Taehyun. Namun tidak lama, karena ia masih merasakan beban di seblah bahunya.

"Ningning tidak pergi, eoh?"

____KTH's Stories____

Taehyun menuruni tangga dengan pelan. Untuk mencapai pintu utama, Taehyun harus melewati ruang keluarga yang ternyata ada ayah dan juga mamanya yang sedang mengobrol disana.

Ayah belum pergi bekerja? Pikir Taehyun heran. Kang Yonjae itu seorang workholic. Pergi selepas matahari terbit itu sudah biasa bagi mereka-anggota keluarga Kang. Jadi, saat melihat punggung tegap ayahnya yang sudah terbalut jas mahal, namun belum berangkat membuat Taehyun sedikit aneh.

"Kacau. Rumahnya Jung Haneun kemalingan."

Jung Haneun itu salah satu relasi ayahnya, kan? Kalau tidak salah perusahaan kontruksinya sedang membangun gedung baru untuk ayahnya.

"uang atau barang berharga lainnya dicuri?" itu suara mamanya-Kang Eunha yang menatap bingung ayahnya.

"lebih dari itu. File perusahaan kita ikut terambil."

"ayah, mama aku pergi sekolah dulu. Selamat pagi." Taehyun mengintrupsi pembicaraan keduanya. Ia membungkukkan badannya sedikit lalu berjalan meninggalkan keduanya.

"Taehyun." suara berat itu memanggilnya, membuat tubuh Taehyun berputar hampir 180 derajat untuk melihat Ayahnya.

"pulang sekolah, langsung pergi ke kantor ayah."

____KTH's Stories____

"TAEHYUN"

remaja dengan iris coklatnya menangkap sosok berambut pirang sedang berlari kearahnya. Orang yang meneriaki namanya dengan suara cemprengnya.

Dibelakangnya, terdapat sosok lain-lebih jangkung- berjalan pelan mengekori. Muka ngantuknya ketara sekali terlihat pada wajah bulat berdimple itu.

"Taehyunie, menunggu lama, eoh?"

Taehyun menggeleng. "aku baru saja sampai. Ku kira kau dan Soobin hyung telah sampai duluan."

Choi Beomgyu, kawan karibnya merenggut pelan saat atensinya melihat sang sepupu-Choi Soobin sedang menguap lebar sambil menggaruk tengkuknya. Tidak sopan sekali. Dengusnya.

"dia susah dibangungkannya. Aku bahkan harus membangunkan Binbin hyung dengan segayung air dingin."

"dan kau membuat kasurku basah." timpal Soobin hyung dari arah belakang.

Beomgyu langsung berbalik. "kalau kau tidak susah dibangunkannya, kasurmu tidak akan basah, hyung."

Taehyun yang mencium bau-bau percekcokan diantara dua Choi bersaudara itu langsung menarik tubuh Beomgyu kesisinya. Niat melerainya disambut baik oleh alam, karena tepat saat itu bus yang membawa mereka ke sekolah sudah tiba.

Soobin dengan wajah dinginya naik pertama, disusul Taehyun lalu Beomgyu yang masih menggerutu, kemudian penumpang lain yang memenuhi bus.

Berbicara tentang sekolah, mereka bertiga juga Huening Kai berada disekolah yang sama. Taehyun dan Beomgyu berada ditingkat yang sama, kelas dua. Soobin tingkat terakhir-kelas tiga dan Huening Kai yang setiap harinya selalu-harus- diantar oleh Yeonjun dengan mobik spornya berada ditahun pertama alias kelas satu. Yeonjun sendiri, merupakan mahasiswa semester tiga-tahun kedua- disalahsatu perguruan tinggi ternama dikota ini.

Dari jendela kanan, plang dengan nama sekolah mereka mulai terlihat. Bus itu berdenyit nyaring saat berhenti tepat didepan gerbang sekolah. Mereka bertiga-juga penumpang lainnya turun dengan teratur.

Taehyun sudah akan melangkah saat suara cempreng berteriak memanggil namanya. Itu Huening Kai, yang baru saja turun dari mobil Yeonjun hyung-yang mengantarnya-.

Wajah asingnya, berbinar cerah saat bersitatap dengan Taehyun dan Beomgyu. Soobin, Taehyun yakin hyung temannya itu langsung mengambil langkah seribu saat turun dari bus. Melanjutkan tidur mungkin.

"Selamat pagi Hyunie, Beombeom hyung." Huening nyengir saat Beomgyu melotot kepadanya.

"ke kelas bersama?"

____KTH's Stories____

Ceklek

"Selamat siang tuan.."

Seseorang yang dipanggil tuan berbalik dengan kursi hitam kebesarannya-duduk angkuh, menatap datar pada sang bawahan sambil menghisap cerutu yang diapit oleh dua jarinya.

"cari tahu tentang kasus perusahaan Jung. Bawa informasinya sesegera mungkin."

Si bawahan itu mengangguk lalu melakukan bow sebelum keluar dari ruangan sang atasan. Meninggalkan paruh baya itu dengan segala pikirannya yang berkecamuk diotaknya.

.
.
.

Me back with sleepeyes and body yg blm muvon dr kasur, lol

Alur lambat?
Is so sorry karena well, ini kali pertama aku bikin cerita yg kontennya berat. Belum lg aku di cerita ini bener2 on going-jadi draft yg ku tabung baru sedikit. Nggk kaya 'Mimpi' yg aku udah siap draftnya sampai akhir klimaks. Pas update cerita tinggal bikin bagian akhir dan epilog.

But i want to say Kamshamida*bow* karena aku dpt notif yg vote cerita aku. Emang masih sedikit sih, but i feel so happy liatnya.

So please enjoy this story:*
Rivaa

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang