Warning!
Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.
Vomment Jusseyo^^
.
.
."hyung!"
Bukan Taehyung, apalagi Jimin, Namjoon dan Seokjin yang dipanggil. Melainkan untuk sosok tinggi dengan wajah beruangnya yang baru keluar dari sel jeruji besi.
Soobin membola, melihat sang adik-Beomgyu yang berada disana. Raut kejut kentara jelas, namun saat Taehyun mengatakan alibinya semuanya jadi jelas.
"saat hyung mengurus berkas tadi, aku mengirimkan pesan pada Beomgyu kalau Soobin hyung sudah dibebaskan."
"Beomgyu.."
Grepp
Taehyung mengalihkan pandangannya saat dua bersaudara itu saling berpelukan sambil menangis. Lagipun, sosok yang akan ia temui baru saja lewat mengindahkannya. "Yoongi hyung!" panggilnya sembari menarik lengan pucat itu.
Taehyun, Hueningkai, Jimin, Seokjin dan Namjoon memperhatikan sosok serupa mayat hidup dengan wajah sedingin cuaca dimusim dingin. Pikir mereka, mungkin orang itu alasan Taehyung bersikukuh sebelumnya.
"hyung, maaf.""lepaskan!!"
"hyung-"
"dengar ini, Taehyung-ssi. Setelah kau menghilang dan hanya meninggalkan secarik surat, kau harus mengerti kau bukan bagian dari kami. Dan aku bukan lagi hyungmu."
"tapi hyung-"
"satu lagi, aku anggap aku tidak berhutang apapun tentang ini sebab aku tidak meminta. Jadi, setelah ini kita tidak harus bertemu lagi. Aku selesai." tangkasnya kemudian berlalu jalan. Taehyungpun tidak berusaha mengejar, namun matanya senantiasa menatap punggung ringkih itu yang menjadi sandarannya selama lima tahun terakhir.
"aku harap kau selalu sehat dan bahagia, Yoongi hyung." doanya setelah punggung itu ditelan dinding yang berkelok.
Badannya langsung berbalik, untuk mendapatkan tatapan tajam dari mata sempurna bulat yang biasanya menatap ceria.
"Jungkook-ah." Yang dipanggil tetap bergeming, diam.
"Kook-ah." katanya lagi, namun tetap serupa.
"Kook..kie?"
Bibir yang tadinya ditarik segaris kini samar-samar melengkung ke bawah. Wajahnya yang tadi sekeras kanebo kering kini bergetar menahan isakan. Pucuk hidungnya memerah, juga dua bola mata jernih itu.
"Kookie?"
"huuuu.. Hyungie... Hiks! Kookie marah pada hyung! Kookie benci hyung!! Kookie-hikss koo.."
Taehyun dan lainnya terkejut, sebab orang yang dipanggil Jungkook oleh hyungnya mengatakan benci sambil meringsek maju memeluk kakaknya. Pun Taehyung, seolah terbiasa, telapak tangannya malah melingkar badan bongsor itu. Mengusap lembut Layaknya seorang kakak yang mengasihi adiknya.
Benar, seperti saat Taehyung menenangkan Taehyun, tempo lalu."arayo. Maafkan hyung ne?"
"shireo! Hyung pergi, Kookie sendiri-hiks. Yoongie hyung jahat, Kookie takut. Soobinie tidak seberani hyung. Jadi Kookie sendirian. Koo rindu noona."
"arraseo! Setelah ini kita jenguk noona, oke."
"tidak, tidak bisa. Noona pergi bertemu eomma setelah hyung pergi. Kookie sendirian, disini!"
"maksudmu?" Taehyung melonggarkan pelukannya.
"itu benar, Tae hyung. Jieun noona meninggal sehari setelah hyung pergi. Jungkook hyung sampai hilang kendali, dan berubah menjadi Kookie hyung hampir satu minggu penuh." Soobin datang menjelaskan dengan wajah sembabnya. Beomgyu tak lupa ada disampingnya, dengan kondisi serupa.
