KTH #18

229 25 3
                                    

"kakakmu itu lucu sekali. Tampan dan manis secara bersamaan. Rambut coklat dan tulang hidung tinggi yang sama sepertimu. Wajahnya bulat, juga senyumnya kotak seperti ibu.
Kulitnya sedikit gelap, tidak seperti kau dan ibu. Lalu, seingat ibu saat itu kakakmu sedang dalam pergantian tinggi. 2 giginya copot bersamaan."

"kakakmu itu, dulu dia satu-satunya penyemangat ibu, Tae. Dunia ibu. Dan saat dia mendengar ibu sedang mengandungmu, dia menjadi protektif pada ibu. Katanya 'ibu harus berhati-hati, adik kecilnya Taehyungie nanti kenapa-kenapa. Kalau kenapa-kenapa, Tae tidak bisa bermain dengan adik kecil Tae. Tae tidak mau. Nanti-kalau adik kecil Tae sudah besar, sudah bisa berjalan, Tae akan bawa dia pergi bermain bersama dengan Jiminnie."

"ahh, bagaimana kabar anak itu sekarang?"

Taehyun memperhatikan dengan seksama. Percakapan tentang kakaknya saat ini, membuat ibunya jauh lebih bersinar-bercahaya. Retina coklat yang hanya bisa melihat hitam itu tampak jauh lebih berbinar semangat disana.

"kau tahu, Tae. Sekalipun kau belum lahir saat itu, dia sudah sangat menyayangimu, Tae. Dia menyayangi ibu, dan kau. Ibu masih ingat ucapannya yang satu ini." Taehyun ikut menarik bibirnya saat mendapari kekehan geli dari ibu. "jika sudah besar, Taehyung hanya ingin menjadi 'Tae-man'. Pahlawan super khusus untuk ibu dan adik kecil Tae'. Kau terbayang bagaimana lucunya kakakmu, kan?"

Satu bulir air turun dari kelopak ibunya. Taehyun dengan cepat mengusapnya. Namun itu tidak berhenti. Karena menyusul satu-dua berlanjut sampai membuat dua buah sungai kecil yang melintas lewat pipi tirus ibunya.

"itu sudah sangat lama, Tae. Sangat lama sampai ibu kehilangan harapan untuk mencari dan bertemu dengannya Tae-hikss apalagi dengan kondisi ibu yang seperti ini."

Taehyun merasa hangat meski hanya mendengar cerita lama dari ibunya. Ia seakan ikut merasakan kebahagian begitu mendengar kisah sang kakak. Dan melihat ibunya menangis, Taehyun juga ikut merasa sedih, membayangkan sosok kakaknya yang mungkin hidup jauh lebih buruk dari yang ia bayangkan.
Taehyun.. Juga merasa rindu itu. Entah kenapa.

"tapi ibu memilikimu Tae." kedua telapak Taehyun yang sedari tadi menggengam erat jemari sang ibu, diganti. Kini punggung tangannya dapat merasa hangat dan kasih sayang dari telapak tangan ibu yang menyelimutinya.

"ibu memilikimu, dan ibu sudah menceritakan tentang kakakmu Tae-hikss. Jadi ibu mohon. Ibu mohon Tae, tolong bantu ibu untuk mencari kakakmu-hikss. Tolong cari Taehyungie, Tae.. Tolong bantu ibu..." isakan pilu itu terdengar kembali dirungu Taehyung. Penyesalan yang ibunya rasakan, kembali Taehyun rasakan. Tangannya yang dikepal, dikecup pelan sarat permohonan sang ibu dengan sangat.

"tolong bantu ibu untuk mengumpulkan dua Tae kesayangan ibu.."

Tangis yang sedari tadi Taehyun tahan, pecah seketika. Mendengar 'dua Tae kesayangan ibu' benar-benar membantu Taehyun untuk ikut memupuk harapan sang ibu. Untuk kembali hidup bersama.

"ibu kumohon jangan seperti ini.
Aku pasti akan mencari Hyung, aku akan membawa Hyung untuk ibu dan kita akan hidup bersama. Taehyunie janji ibu. Jadi ibu jangan seperti ini, aku mohon."

Taehyun menarik tubuh sang ibu kedalam dekapan hangatnya saat raungan itu terdengar keras menyayat hati Taehyun. Mengusap punggung lembut itu pelan, seraya berusaha menetralkan emosinya.
Imajinya bermain, bagaimana jika kakaknya ikut kedalam pelukan mereka. Memeluk tubuhnya dan sang ibu erat. Dan sedetik kemudian rasa hangat itu menjalar ke dadanya. Meski hanya membayangkannya, Taehyun mengerti bagaimana rasanya.

Untuk itu tekadnya semakin bulat.

"ibu, dimana aku bisa menemukan Hyung."

Hyung, aku akan menemukanmu.

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang