Warning!
Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.
Enjoy:D
.
.
.
...Tae sayangnya ibu, ibu sayang Tae..
Sedetik kemudian, padang ilalang itu berubah menjadi putih yang menyilaukan, bak cahaya lampu yang bocor mengisi penuh pandangannya.
Kim Taehyung, pemuda yang berumur hampir seperempat abad itu mengerang kesal saat mendapati pipinya yang panas karena tepukan kencang. Iris coklatnya menatap garang pemuda lain dihadapannya yang tengah melebarkan senyumnya.
"Taetae hyung, akhirnya kau bangun juga.." ucapnya lega saat mendapati Taehyung yang sedang mengacak surai coklatnya.
"cepat mandi, Yoongi hyung sudah menunggu mu di meja makan. Cepat!" pemuda bergigi kelinci beranjak pergi dengan wajah berbinar, meninggalkan Taehyung yang sebal.
"kalian mengacaukan mimpi indahku, ck."
Brukk
____KTH's Stories____
Pagi ini seperti pagi-pagi sebelumnya. Tidak selalu bersinar hangat, tapi matahari selalu menunaikan kewajibannya untuk menyinari dunia. Pun dengan namja yang sedang tersenyum membentuk persegi yang indah dibibirnya, menatap bayangannya didepan cermin lalu kembali membenarkan pakaiannya.
Diluar insiden pengacauan mimpi indahnya karena dibangunkan oleh sang rekan, Taehyung akan memulai hari ini dengan baik. Surai coklatnya yang basah ia keringkan dengan handuk, terlihat segar dengan wajah cerianya dan pakaiannya yang rapih. Hanya celana jeans biasa dengan kaos abu berlengan panjang. Taehyung sudah siap untuk keluar dari kamarnya yang kecil.
Membuka pintu kamarnya, Taehyung sudah berada diruang tv. Berjalan sedikit melewati sekat pemisah, Taehyung sudah melihat tiga temannya yang sudah asyik menyantap sarapan mereka.
"Yoongi hyung sudah menunggumu di meja makan."
Taehyung mendengus sebal saat melihat piring-piring sarapan mereka sudah tinggal-sekitar- lima suap lagi. Kalau begitu dimana aplikasi kata menunggu jika sarapan mereka sudah habis.
"hyung cepat, nasi gorengmu sudah dingin." Taehyung melangkah saat si kelinci yang tadi membangunkannya, menunjuk sepiring nasi goreng yang belum tersentuh sedikitpun.
Taehyung mengangkat piring itu, membawanya ke ruang tv dan memakannya disana. Tahu kalau teman-temannya yang sudah selesai akan meninggalkannya dan membiarkannya makan seorang diri disana. Huh, itu tidak enak tahu.
Taehyung menyuap untuk kesekian kalinya, lalu mengambil remot tv. Menampilkan sebuah tayangan berita saat ketiga temannya keluar dari dapur dan ikut menimbrung disana.
"hyung, ini minumnya."
"Terimakasih Soobin-ah." Taehyung mengangguk sekilas pada remaja bongsor yang kini duduk disampingnya.
"kasus pembunuhan kembali terjadi disebuah rumah dikawasan elit xxx. Kasus ini terungkap saat salah satu tetangganya berkunjung dan menemukan beberapa mayat yang dimutilasi tergeletak dirumah itu. Setelah dilakukan investigasi oleh pihak keamanan, diduga pembunuhan ini terjadi sekitar dua sampai tiga hari yang lalu. Berikut informasi yang kami dapatkan."
"lambat."
Taehyung menatap pemuda berkulit pucat yang langsung melayangkan kata sarkasnya. Pemuda itu terkekeh pelan, menampilkan deretan gigi kecilnya yang tersusun rapih, namun terlihat menyeramkan dipandangan Taehyung dan dua temannya yang lain.
"Yoongi hyung..."
Lelaki pucat itu menoleh, memberikan tatapan tanya-nya pada si kelinci, Jeon Jungkook yang menuduk ketakutan.
"kenapa?"
"tidak, tapi.." Jungkook menggantungkan ucapannya, namun setelah beberapa detik terlewati ia tetap terdia menatap Yoongi serba salah.
"kau jangan salah paham. Aku hanya mengomentari keamanan negara kita yang bergerak sangat sangat lambat. Mayat itu, bukan seseorang yang biasa saja seperti kita. Ia pejabat penting yang punya banyak koneksi namun kematiannya terlambat diketahui. Tidakkah keamanan negara kita sangat lamban, harus menunggu laporan baru melakukan penyelidikan." si kulit pucat yang menyandang marga Min itu menatap kembali Jungkook yang nampak tercengang dengan wajah blanknya. "kenapa lagi?"
"tidak, hanya saja kau bicara banyak hyung. Kau tidak tersedak atau keracunankan?"
Yoongi mengumpat mendegar ucapan polos-bodoh- adiknya yang sedikit spesial.
Ia melangkah pergi dengan wajah datarnya, meninggalkan Taehyung, Jungkook dan Soobin yang tengah menatapnya.
"hyung mau kemana?"
"mau ikut menguburkan tangan dan kepala mayat-mayat itu?"
Seketika, Taehyung memuntahkan sarapan paginya.
Didepan sana, Yoongi berjalan menuju taman sambil membawa sekop dan karung yang terbuntal, diluarnya terdapat bercak darak segar yang mengalir.
Sampai dilahan kosong itu, Yoongi membuka karung itu. Mengambil tangan-hanya tangan tanpa kepala- yang terpisah dari tubuh mayat-mayat itu.
Yoongi merasa salah. Ia menatap nanar bagian tubuh itu, membuat pandangannya mengabur. Ia menelan salivanya kasar, mengambil sekop lalu mulai mengubur tangan-tangan itu.
Sepanjang proses penguburan itu, Yoongi hanya menggumamkan kata maaf secara terus menerus.
"maaf.."
____KTH's Stories____
Taehyung mengacak rambutnya kesal. Ia merasa kurang enak badan, dan berniat menghabiskan harinya untuk istirahat didalam ruangan kecil yang menjadi kamarnya. Tanpa tahu, niatnya untuk menyendiri malah membuat pikirannya melayang pada masa lalunya.
Ibuu.. Panggilnya lirih dalam hati.
Ia menilik kamarnya yang sederhana. Hanya ada kasur lantai yang kelewat tipis dengan beberapa poster band kesukaanya yang menghiasi dinding kusam dengan cat terkelupas.
Disamping kasur, terdapat laci dan lemari pakaian lalu disamping pintu, terdapat cermin yang retak menggantung di dinding.
Selain keranjang baju kotornya, hanya itu isi kamar Taehyung. Taehyung menghela nafasnya, dari sedikit benda yang ia punya, tidak satupun yang mengingatkan Taehyung tentang ibunya yang pergi. Bahkan selembar foto lecek yang terlipat didalam dompetnya, Taehyung tidak punya itu.
Satu-satunya yang Taehyung punya adalah kenangan bersama ibunya. Wajah bulatnya, hidung mancungnya, bibir tebalnya yang kalai tersenyum membuat persegi indah seperti dirinya dan iris coklat yang selalu menatapnya penuh cinta. Tapi itu dulu.
Lalu sekarang, hanya beragam pertanyaan yang Taehyung teriakan dalam hatinya. Bagaimana kabar ibunya, keadaannya. Apa ibunya baik-baik saja. Apa adiknya lahir dengan selamat. Bagaimana rupanya. Apa mereka berdua baik-baik saja?
Taehyung menggeram kesal, marah pada dirinya sendiri karna tak mampu mendapatkan jawaban dari pertanyaan se-sederhana itu. Ia membanting bantal tipisnya kelantai, membuang selimutnya dan mengacak kasurnya.
Shit!
Makinya untuk diri sendiri.
Setelahnya, Taehyung terengah kelelahan. Saat ponselnya berdering kencang mengisi kamarnya berantakan. Dilihatnya kontak yang memanggil nomornya, membuat Taehyung tersenyum, sedikit teralihkan dari amarahnya.
"Hallo Jim.."
.
.
.
Jadi, cerita ini bakal ada action-actionnya gitu meski truly i cant make action story.
Terus kek ada teka-tekinya gitu meski truly(again) i cant make story with a good plot twist.
So, aku harap kalian enjoy dgn ceritaku ini, give me a 🌟 and 🗨 buat suggest aku biar bisa tahu kesalahan yang tanpa aku sadari perbuat.
Tencu:*
Rivaa
