KTH #20

300 27 0
                                        

Part terakhir yang dipublish.. Coww penjet bintangnya dulu

Warning!

Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.

Vomment Jusseyo^^

.
.
.

"Tae, cari sebuah buku dibawah ranjang tidur kamar ibu. Barangkali, kau membutuhkan petunjuk untuk mencari Taehyungie hyung mu."

Pada kenyataannya, Taehyun memang membutuhkan bara satu informasi tentang keberadaan hyung-nya.

Uhh, siapa namanya. Taehyung?
Sedikit familiar ditelinga anak Kang itu.

Setelah memastikannya kondisi ibunya, yang baik untuk Taehyun tinggal pergi. Maka, Taehyun membuka buku itu untuk memdapati secarik kertas photo potret seorang bayi laki-laki yang sedang tersenyum membentuk persegi. Disudut bagian foto itu terdapat tulisan ibunya.

Kim Taehyung. 30 Desember.
Bogoshipoyo Tae sayangnya ibu❤

Meneliti lebih lanjut, Taehyun membalik mendapati sebaris kalimat yang menuliskan nama sebuah daerah, lengkap dengan nama jalan dan nomor rumah.

Mungkinkah itu alamat dimana kakaknya berada?

Taehyun tidak akan tahu jika ia tidak mencari tahu. Berbekal restu wanita malaikatnya, Taehyun pergi dengan ransel yang berisikan beberapa baju gantinya, ponsel untuk bertukar kabar dengan Hueningkai yang ia amanati untuk menjaga ibunya, dompet dengan identitas diri lengkap dan beberapa lembar uang, Taehyun pergi kesana.

Setelah beberapa kali bertanya arah tujuan alamat, Taehyun tidak terkejut saat mendapati sebuah rumah tua kosong. Dalam kurun waktu 17 tahun, tentu akan banyak yang terjadi kepada hyung-nya. Berbagai kemungkinan berkeliaran di kepala Taehyung seperti; hyungnya ikut pergi setelah ibunya pergi, atau ada satu keluarga dermawan yang mengadopsi hyungnya menjadi anak mereka, atau kemungkinan terburuk-hyungnya diculik dan menjadi salah satu korban pengeksploitasan anak dibawah umur.

Sungguh, selama perjalanan Taehyun sudah memikirkan kemungkinan-rasa kecewanya jika tidak mendapati informasi hyungnya.
Jikapun Taehyun menemukan hyungnya saat ini, apakah dia akan senang hati membuka tangan untuk Taehyun peluk. Apakah hyungnya akan bahagia jika bertemu dia-dan ibunya. Apakah hyungnya, tidak marah dan kecewa karena ditinggalkan.

Marah dan kecewa. Apakah hyungnya akan dengan mudah memaafkan ia dan sang ibu-meski pada kenyataannya Taehyun tidak tahu apapun. Apakah hyungnya bersedia mewujudkan cita-cita ibu mereka-untuk kembali berkumpul bersama. Apakah hyungnya bisa mengakui keberadaan Taehyun sendiri-sebagai adiknya?

Menatap rumah tua yang tampak nyaman untuk ditinggali, kendati berbahan dasar kayu yang akan terasa lebih dingin pada saat musin dingin seperti ini. Jalan stapak yang dibuat persis menuju pintu rumah, juga pagar bambu sebatas pinggangnya.
Taehyun masih berharap, apapun itu ini bukan akhir dari pencariannya untuk bertemu sang kakak. Kim Taehyung.

"ada yang bis-, Kim Seojoon-ssi?"

Taehyun menoleh kala seseorang-pria tua dengan wajah terasa familiar menunjuk ke arahnya. Atau memang kepadanya. Karena Taehyun yakin saat ini, ia seorang diri didepan pagar rumah tua-tujuan alamatnya.

"wah.. Appa tak tahu kau akan tumbuh setampan ini. Jika hyungmu duplikat ibumu. Kau, wajahmu serupa ayahmu, Kim."

Taehyun tak dapat mengelak, saat pelukan erat itu diberikan kepadanya oleh pria tua tadi. Bahkan tangannya dengan lancang mengusap punggungnya, juga surai belakangnya. Dua hal yang hanya diberikan oleh ibunya.
Tapi Taehyun tidak keberatan untuk menerima itu.

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang