KTH #10

446 31 2
                                    

Warning!

Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.

Vomment Jusseyo^^

.
.
.

Siang itu, Yoongi berjalan santai dengan setelan swag andalannya. Hoodie hijau army yang sangat besar, celana hitam dan kets hitam. Kupluknya ia kenakan dikepala, membuat wajah pucatnya terhalangi.

Kedua lengan yang dimasukkan kedalam saku, menambah kesan santai Yoongi yang biasanya serius. Siapa tahu, sebenarnya pikirannya penuh kemelut yang tak pernah hilang.

Yang sudah dibayar sekitar 500 juta, sisa 2,5 lagi. Sedangkan tabunganku saat ini hanya 85 juta. Sial, ternyata hutang si bangsat itu masih banyak. Batinnya.

Yoongi menatap segomplok uang ditangannya. Semua isi tabungannya. Lalu menatap layar dihadapannya.

Saldo 5,00 won.

Sisa perjalanannya Yoongi gunakan untuk menertawakan hidupnya.

Si bangsat itu benar-benar membuat hidupku susah!

Omong-omong yang dirinci oleh pemuda Min tadi adalah sisa keseluruhan hutang yang harus dibayarnya. Terhitung sejak 4 tahun lalu mulai ia cicil. Tentu saja saat itu, jauh lebih besar daripada sekarang. Ia bahkan bingung bagaimana cara melunasinya.

Bedebah sialan!

Sedari kecil, Yoongi memang berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Ibunya hanyalah seorang buruh cuci dan ayahnya, pahlawannya adalah pekerja kantoran biasa.

Mulanya.

Kehidupan Yoongi yang serba biasa namun menyenangkan itu, mendapat batu sandungan sebagai rintangannya. Yoongi kecil divonis mengalami gagal jantung saat usia 4 tahun.
Sejak saat itu, ayahnya bekerja lebih keras dari biasanya, juga ibunya yang memulai meminjam uang untuk pengobatannya.

Selain biayanya mahal, pengobatan yang dijalaninya pun tidak menjamin keberhasialan 100 persen. Belum lagi, jantung baru yang sehat-cocok harus keluarganya cari. Keberuntungan menghampiri keluarga Yoongi.
Jantung didapatkan dan operasi dijalankan.

Putra Min itu bahagia. Benar-benar bahagia. Rasanya seluruh keberuntungan datang kepadanya, menyapu bersih kesedihannya. Yoongi bisa bermain sepuasnya.
Namun itu tak berlangsung lama.  Ibunya sakit.

Ternyata uang pinjaman untuk pengobatannya itu tak seberapa. Uang hasil penjualan ginjal sang ibu adalah tambahannya. Menjelang akhir sekolah dasar, sang ibu pergi meninggalkannya berdua dengan ayahnya yang entah kenapa berubah menjadi monster.

Selalu berteriak marah, tak pernah memberi makan, beberapa pukulan juga tendangan selalu Yoongi dapatkan di tubuhnya. Lebih dari itu, ayahnya menjadi seorang pemabuk yang gemar berjudi. Dan dari situlah semua hutang ini berasal.

Yoongi mendecih saat kenangan memuakkan itu terlintas dalam kepalanya. Ingin rasanya ia mereset memorinya, mengganti dengan baru.
Satu yang disyukuri, ia sangat berterimakasih pada bubuk putih yang selalu membuat orang-orang ketagihan. Ayahnya ternyata pecandu, dan ia ditemukan tak bernyawa karena overdosis.

"wow wow wow.. Lihat siapa yang datang kesini." lelaki bak preman penjagal menyambut kedatangan Yoongi didepan bangunan serupa rumah kosong tak berpenghuni.

Itu hanya tipuan omong-omong. Kenyatannya, bangunan itu adalah base camp dari salah satu defkolektor yang si bangsat-ayahnya pinjami. Masih ada 5 lainnya yang belum Yoongi bayar.

"bawa duit berapa kau? Bolehlah salip-salip selembar untukku."

Yoongi sama sekali tak mengindahkan ucapan pria baya berbau busuk yang merangkul-sok- akrab. Langkahnya mantap menuju si pimpinan, pria sangat tua dengan pakaian jauh lebih baik dari anak buahnya.

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang