KTH #11

371 31 2
                                    

Warning!

Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.

Vomment Jusseyo^^

.
.
.

Pagi ini tokoh pemilik surai pirang dalam cerita ini, yang biasanya selalu menebar senyum manisnya dan membuat orang di sekelilingnya tertawa karena leluconnya lengkap dengan dialeg tanah kelahiran yang sulit dihilangkannya, tampak berbeda dari biasanya.

Wajahnya tertekuk dengan mata memicing juga bibirnya yang mengerucut. Tidak lupa dengan kedua tangan yang dilipat di dada, menambah kesan bahwa salah satu moodbreaker kita ini sedang kesal.

Ia Beomgyu sedang kesal.

Pertama, karena sahabat terbaik sepanjang masa yang selalu menemaninya suka duka dan menerima ia apa adanya termasuk sifat cerewet dan lebaynya yang melebihi puncak Himalaya, Kang Taehyun a.k.a Taehyun atau Hyunie panggilan untuk orang terdekatnya, tidak pergi dari halte bus biasanya.

Sahabat terbaik sepan...-copas paragraf sebelumnya- itu berangkat sekolah dari rumah sakit tempat ibunya di rawat. Jadi hari ini tidak pergi bersama.

Yang kedua tentu karena sepupu kesayangannya, pusat berbagai macam rasa kesal dan jengkel Beomgyu bermuara, Choi Soobin yang pagi-pagi buta menyelinap ke kamarnya dari jendela datang dengan luka di sudut bibir dan lebam di pinggangnya. Sebenarnya itu tidak akan jadi masalahnya, kalau hyung kesayangannya itu-yang sialnya sepupu satu-satunya yang Beomgyu punya tidak memaksa untuk diobati luka-lukanya itu.

Tapi sekali lagi karena itu Soobin, hyungnya yang entah punya dendam kesumat apa memaksa bangung Beomgyu-sekitar jam 3 pagi lebih sedikit- untuk mengobatinya, mengambilkan makanan untuknya, dan mengambilkan seragam kepunyaannya di rumahnya-lengkap dengan menyetrikanya.

Seakan itu tidak cukup, sepupu yang kini terpaksa duduk dibangku yang sama dalam bus  mengacuhkannya karena asyik bermain game di handphone baru yang dibeli sekitar 2 minggu lalu.

Beomgyu itu cerewet. Mulutnya akan mati rasa jika tidak di pakai berlama-lama. Kalau tidak bisa berbicara, bagaimana Beomgyu akan merusuh ke Choi disebelahnya.

"memang yah ponsel itu menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh."

Beomgyu berperan sebagai pemantik api, seperti biasanya.
Namun tidak ada tanggapan dari Soobin yang dituju.

"mentang-mentang ada handphone, orang disekitar di acuhkan."

Masih tidak berkutik.

"iya ngerti. Aku yang nggak punya handphone bisa apa."

Meski hanya lirikan sekilas, Beomgyu berhasil menarik sedikit atensi Soobin.
Tapi Beomgyu bingung mau jahil yang bagaimana lagi untuk Soobin.

6 menit 18 detik berlalu.

Beomgyu tidak tahan lagi.

"hyung..." rengek Beomgyu menggoyangkan badan Soobin. Meminta sedikit lebih banyak perhatian untuknya.

"berisik!"

Dan sudah hanya itu saja balasan Soobin yang menyimpan handphone di saku celananya.
Membuat harapan Beongyu naik.
Namun kembali menguap saat telinga lebar hyungnya itu disumpali benda sejenis earphone, tapi tanpa kabel.
Itu yang Beomgyu tahu.

Dan sisa perjalanan mereka, muka Beomgyu tertekuk berkali-kali lipat. Picingan mata juga bibi tipisnya yang semakin maju.

Yang Soobin tahu, Beomgyu hampir mendekati hewan berinisial bebek.

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang