Warning!
Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.
Vomment Jusseyo^^
.
.
.
Malam 24 Desember.
Esok natal. Dan setiap orang yang merayakannya, akan sangat menantikannya.
Pun dengan 2 keluarga yang kini sedang berkumpul-cengkrama hangat, duduk mengelilingi sebuah pohon-tipuan- yang dihias dengan kemerlip lampu yang tidak seberapa. Tangan-tangan mereka, sibuk memasukan satu-dua kue kecil kedalam perutnya, dengan gelak tawa menyapa mereka karena sebuah lelucon kecil.
Suasana yang hangat sekali.
"uhh.. Ini enak sekali Soobin-ah, pasti harganya mahal." tukas seorang wanita baya dengan pakaian kumalnya, menyuap semangat kue coklat.
"pohon itu," menunjuk pohon natal yang menhias sudut kecil diruangan itu, "juga semua bahan makanan, dan perlengkapan yang kau beli Soobin-ah, kau pasti mengeluarkan sangat banyak.
Soobin menggeleng saat mulutnya meneguk susu coklat hangat pelan. "tidak seperti itu imo, samchon. Kebetulan aku dapat bonus natal juga tahun baru, dan sedikit tabunganku."
"tetap saja Soobinie, kau harusnya menabung uangmu umtuk keperluanmu. Atau paling tidak, cukup bantu appa dan eomma mu saja. Samchon benar-benar tak enak hati, apalagi kau juga membelikan ponsel untuk Beomgyu."
Soobin menggeleng hendak menyangkal, namun suaranya terdahului oleh pria baya lainnya dengan dimple sepertinya. Ayahnya.
"kalian ini bicara apa. Soobin mampu, maka dari itu dia melakukannya. Kita ini keluarga, sudah seharusnya seperti itu."
"appa benar samchon, aku sama sekali tak keberatan untuk itu."
"kalau begitu, tolong ajak Beomgyu untuk bekerja denganmu, biar dia tahu perihnya mencari uang itu seperti apa."
Kendati mendelik tak suka, Beomgyu dengan mulutnya yang menggembung dengan berbagai macam kue itu mengangguk senang mendengar usulan sang appa. Berkali-kali meminta untuk ikut sepupunya bekerja, sebanyak itu pula Beomgyu selalu mendapat jitakan atau pukulan pelan pada kepalanya.
"bukannya tidak boleh, tapi aku membutuhkan seseorang untuk menjaga appa dan eomma. Jadi biar begini saja, aku yang mencari uang dan Beomgyu yang menjaga rumah juga appa-eomma, imo dan samchon."
"ya! Bilang saja hyung tak betah di rumah. Imo, samchon biar Beomie beri tahu, Binbin hyung ini sering mendapat luk- uhukk uhukk uhukk."
Empat orang baya disana, terkekeh geli mendapati kelakuan anak dan ponakannya yang memang jarang bisa akur. Meski demikian, rasa syukur selalu mereka panjatkan karena keluarganya yang harmonis.
Benar mereka miskin harta dan materi. Namun hidup berkecukupan dengan limpahan cinta itu yang terbaik.
Ya, baik orang tua Soobin maupun Beomgyu berharap. Semoga hidup mereka penuh cinta dan kebahagian juga keberuntungan.
Kedua anak mereka semoga senantiasa saling menjaga dan menyayangi, seperti ini.
____KTH's Stories____
Waktu mungkin hampir menunjukan tengah malam. Udara dingin dengan salju yang menggunung sebatas betis orang dewasa, jelas bukan pilihan tepat untuk manusia berada diluar.
Berkumpul berbincang hangat dengan keluarga jelas pilihan terbaik. Apalagi kini adalah momen yang tepat untuk merekat tali silaturahmi bersama sanak saudara.
