KTH #26

280 34 0
                                        

Warning!

Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.

Vomment Jusseyo^^

.
.
.

Malam ke tujuh, Taehyung tidak pulang ke rumah-kelompok-nya.

Total seminggu ia pergi dari sana. Dan baru malam ini ia mengaktifkan ponselnya. Taehyung ingat alasan yang ia katakan saat itu untuk mengunjungi temannya yang mana bernama Park Jimin, sebelum esoknya ia pulang ke rumahnya.

Banyak pesan yang masuk ke ponselnya. Kebanyakan dari Jungkook namun ia juga mendapat beberapa dari Jimin, appa Park, Soobin dan Yoongi.
Delapan puluh persen dari ratusan pesan itu menanyakan keberadaanya. Taehyung meliriknya sekilas pada pop up notifikasi yang tertampil.

Namun pemuda Kim itu sedang ingin mengabaikannya, bahkan sampai pesan appa Park pun, Taehyung mengacuhkannya. Ia ingin menikmati momen kebersamaannya bersama keluarganya yang sudah ia nantikan sejak lama.

Keluarga, ya?

Bagi Taehyung, semua orang-orang diatas adalah keluarganya. Bahkan sampai Hoseok hyung-pemilik toko tempatnya berkerja juga sama.
Karena mereka semua, Taehyung bisa bernafas dengan bebas meski sedikit kesulitan hidup ditengah kota metropolitan ini. Perorangnya memiliki posisi penting dalam hidupnya.

Lalu, Taehyung harus bagaimana?

Ia ingin hidup bebas dengan ibu dan adiknya, namun tak kuasa meninggalkan keluarga lainnya.

Pun sedikit mustahil untuk membawa Yoongi, Jungkook dan Soobin bersamanya. Apalagi dengan background suami ibunya yang notabene menyewa kelompoknya untuk satu misi.

Dan itu juga.

Tentang ia yang harus membunuh ayah kandungnya.. Itu bagaimana?

Baik, Taehyung memang tidak berharap lebih pada pria asing itu. Ada ibu dan adiknya saja dengan kehidupan yang baik membuat Taehyung sudah pmbersyukur.
Tapi tetap saja, membunuh seseorang yang darahnya mengalir ditubuhnya tetap tidak etis. Meski sebenarnya profesi gelapnya sendiri sudah tidak benar.

Jadi, Taehyung harus bagaimana?

Apa ia harus mela-

"Hyungie hyung."

Taehyung menengok. Mendapati raga sang adik yang dulu ia cari keberadaanya sedang berjalan mendekat kepadanya. Satu yang ia sadari,

"apa yang kau sembunyikan, Hyun-ah." tanyanya saat kedua lengan sang adik sudah bersembunyi dibalik tubuhnya yang berbalut sweeter hitam.

Taehyun terus mendekat kearahnya yang tengah duduk di rumput taman rumah sakit yang sudah sepi. Well, tidak heran karena ini sudah malam-hampir tengah malam. Siapa pula yang masih terjaga selain keamanan yang sedang berpatroli, atau orang-orang dengan pikiran berlebih sepertinya. Mungkin juga sama seperti adiknya.

Taehyun mendekat ragu-ragu dengan bibir bawahnya yang terus digigit kecil, juga pandangannya yang mencuri kearahnya. Mungkin ini ekspresi Taehyun saat bingung-entah, tidak tahu. Taehyung masih mengamati sikap dan sifat Taehyun.

"kau kenapa?" mata kucingnya mendapati kresek hitam disana. Yang jadi pertanyaannya, apa isinya.

"hyung.. Pe-pejamkan matamu dulu."

Taehyung menyeringai senang. "jadi kau sedang memberiku kejutan yah. Tapi untuk apa?" pemuda itu lanjut mengerut heran, mengingat momentum penting apa yang terjadi padanya.

Yang juga tak disadari olehnya adalah-Taehyung banyak mengekpresikan raut wajahnya, berbicara sepuasnya semenjak bertemu dengan adik dan ibunya. Dan itu hanya terjadi saat bersama keduanya.

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang