KTH #34

311 32 4
                                        

Warning!

Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.

Vomment Jusseyo^^

.
.
.

"Tae, kemari sayang."

"ibu!!"

Si surai coklat-Tae, lantas berlari untuk menubruk tubuh ibunda tercinta. Setitik air kemudian menggantung disudut matanya saat harum itu menenangkan dirinya yang bergemuruh. Apalagi saat lengan kurus itu memeluk tubuhnya yang terlampau jangkung.

Dirinya juga tidak tahu kenapa, tapi seperti rindu yang tertumpuk membuncah seketika saat keduanya bertemu.

"Tae sayangnya ibu..." Balas wanita itu dengan nada penuh haru.

Di bawah naungan sang malam yang bergemintang, keduanya duduk nyaman dengan bayangan bulan yang bercermin jelas pada riak sungai nan tenang. Semilir dingin menguliti tubuh keduanya, kendati demikian hangat tetap terasa meski tanpa ucap.

Semuanya hanya karena satu, kebersamaan masing-masing bagi si wanita dengan putranya.
"ibu.. Tae rindu ibu, sangat."

"sama nak, ibu juga rindu kamu."

"Tae ingin selalu seperti ini, bersama ibu dan-Taehyun?!"

Alih-alih ikut terkejut karena teriakan putranya, Taeyon tersenyum seraya mengusap lengan yang menjadi sandarannya.

"Tae sayangnya ibu,"

Taehyung kembali menatap wajah cantik sang ibu. "kamu.. Ingin ikut bersama ibu?"

____KTH's Stories____


Sudah 5 hari, Taehyun seperti mati dalam hidupnya. Ia bernafas pun jantungnya masih berdetak, namun jiwanya melayang ikut bersama ibu dan kakaknya.

Bagaimana tidak?!

Taehyung ditemukan dengan kondisi paling mengenaskan yang tidak pernah ia bayangkan. Disaat bersamaan, ibunya dinyatakan kritis disusul beberapa waktu kemudian, hyungnya pun demikian.
Padahal, baru kemarin Taehyun merasa hidup yang sebenarnya. Melihat raut lega sang ibu-kendati wajahnya pasi kesakitan  ditambah keberadaan kakaknya, Taehyun mengerti semuanya akan baik-baik saja.

Dirinya akan baik-baik saja.

Namun sekarang?

Kehilangan 2 pilar utama penopang dalam hidupnya, Taehyun rasanya ingin mati saja. Ikut bersama ibu dan kakaknya yang mungkin sedang asyik menghabiskan waktu bersama di alam sana.

Taehyun ingin bersama mereka saja.
Tapi Seokjin dan Namjoon, terlebih Jimin menjaganya silih bergantian. Tanpa absen menanyai keadaannya, menawarkan makanan juga menyuruhnya istirahat. Padahal Taehyun tak butuh itu.

Hanya ibu dan kakaknya, itu cukup untuknya.

"permisi, selamat sore.."
Taehyun terpaling dari lamunnya. Kegiatan yang 5 hari ini ia rutin lakukan-duduk termenung dibangku taman, menonton pasien beserta kerabatnya yang bertukar kebahagian disana.

Dibawah langit senja sambil merapal asa, Taehyun juga ingin seperti itu suatu hari nanti.

"permisi, dengan K-kang Taehyun?"
Taehyun menilik pria baya yang menanyainya dengan kening mengkerut. Meski tua, namun wajah terawat itu terlihat kencang, apalagi dengan setelan jas yang dikenakannya lengkap dengan aksesoris berkelas yang dikenakannya. Jam, cincin, sepatu: Taehyun tahu pria itu bukan orang sembarangan.

Tampak familiar namun ia kesulitan mengingatnya. Atau mungkin, dia adalah pengacara yang disewa ibu tirinya-mama Eunha karena kasus ayah dan Yeonjun?

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang