Warning!
Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.
Vomment Jusseyo^^
.
.
.Benda bulat oranye itu berkeliaran bebas di udara. Dilempar dari satu tangan ke tangan yang lainnya. Fokus semua kepala hanya memasukan bola itu ke dalam keranjang, dan
Bruk
Taehyun berhasil mencetak angka sekaligus mengakhiri permainan sebagai pemenangnya. Kawan-kawan satu tim Taehyun menghampiri, menepuk pundaknya bangga lalu mengangkat tubuh kecil Taehyun ke udara. Mengelu-elu kannya.
Sore itu, di lapangan indoor sekolah Taehyun sedang diadakan pertandingan bola basket dengan sekolah tetangga. Taehyun yang memang salah satu pemain andalan dari sekolahnya berhasil memasukan banyak-banyak bola oranye itu kedalam keranjang lawan, sekaligus menjadi top score.
Teman-temannya membawa Taehyun sampai kepinggir lapangan, menurunkannya dan langsung bersitatap dengan sang pelatih basket yang menatapnya bangga.
"Taehyun-ah kau bagus sekali."
Rona merah menjalar di pipi Taehyun saat mendengar pujian itu keluar dari birai sang pelatih muda.
"ahh.. Terimakasih Jimin ssaem."
Park Jimin, si guru muda yang menjabat sebagai pelatih basket sekolah Taehyun tersenyum, mengedarkan atensinya untuk teman anak didiknya.
"kalian juga bagus sekali. Jadi, mari kita rayakan kemenangan sore ini di kedai bibi Shin."Sorak riang terdengar dari rombongan Taehyun. Raut lelah mereka tersamarkan bahagia karena satu prestasi lainnya untuk sekolah tercinta. Pun dengan Beomgyu dan Huening Kai sebagai pendukung Taehyun nomor wahid. Suara serak mereka-habis karena sibuk menyemangati tim Taehyun- terdengar bak alunan piano klasik yang menenangkan bagi teman yang berjuang.
Bagi Taehyun, sore itu sangat menyenangkan saat binar bahagia terpancar dari wajah teman-temannya.
"itu terdengar bagus. Tapi aku tidak bisa hyung, maaf."
Jimin, Beomgyu, Hueningkai dan beberapa teman yang mendengar ucapan Taehyun melempar tatapan penuh tanya.
Sang bintang justru tidak ikut perayaan kemenangan. Itu terdengar sedikit.. Mm ganjalkan?"kenapa Hyun?"
Taehyun menatap Huening Kai yang bertanya. " Aku sudah berjanji untuk menemui ayah sore ini, Ning." Beomgyu dan Huening yang mendengar mencebik sedih.
"kalian bersenang-senanglah untuk ku. Dan maaf aku tidak bisa ikut kali ini. Aku minta maaf hyung."
"ne.. Baiklah. Tapi lain kali kau harus ikut Taehyun."
"baik hyung." akan ku usahakan.
_____KTH's Stories_____
Taehyun menatap layar 50 inchi didepannya itu dengan lelah. Mata dengan lapis mata bacanya terus bergulir kebawah, membaca tanpa satupun katapun yang terlewat. Disamping kanannya ada sang ayah dan paman Bae-sekertaris sang ayah. Sedangkan di sisi kirinya ada Yeonjun yang juga sedang mempelajari file perusahaan, sama sepertinya.
Mereka berdua sedang dididik oleh Yonjae, notabene seorang bisnisman terkenal dengan banyak perusahaan yang sudah menginduk dengan perusahaanya. Anak seorang CEO sekaligus workholic seperti mereka, tentu akan disiapkan sebagai calon penerus kekuasaan.
"...menurut kalian apa yang harus kita lakukan?"
Kali ini mereka sedang membahas perihal file perusahaan mereka yang hilang karena pencurian yang terjadi dirumah Jung Hyunjae. Salah satu relasi sang ayah yang dirampok kemarin malam.