KTH #17

223 24 0
                                    

Warning!

Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.

Vomment Jusseyo^^

.
.
.

Tidak sekali-dua kali Taehyun merasa hidupnya terlalu berat untuk seorang remaja yang belum genap 17 tahun.

Terkadang, cemburu hinggap di hatinya saat melihat  Beomgyu yang begitu disayangi oleh kakaknya, Soobin. Tentu bukan rahasia lagi, jika sepasang saudara yang selalu berdebat itu adalah satu contoh dari brother goals, karena dibalik adu urat mereka terselip perhatian-perhatian kecil yang menggentarkan jiwa.

Atau sebagaimana Hueningkai yang masih bebas bermain pada masa remajanya. Juga limpahan kasih sayang yang tercurah dari mama Eunha juga Yeonjun hyung yang tak pernah Taehyun rasakan. Jujur, ia cemburu.

Mendesah puas kala melihat seabrek file yang menggunung di depannya. Itu kiriman dari ayahnya kala ia menunggu sang ibu di ruang inapnya. Beralasan waktu senggang Taehyun bisa ia gunakan untuk membantu sedikit tugas pemimping Kang enterprise. Juga latihan saat ia menjadi satu dari 3 pewaris perusahaan Kang nanti.

"sudah selesai, Tae?"

Taehyun menoleh kedepannya. Menatap sang ibu yang nampaknya baru bangun dari tidurnya. Lelaki dengan mata besarnya itu beranjak dari tempatnya. Mendudukan dirinya lagi disamping sang ibu.

"kau.. Pasti lelah. Maafkan ibu ya Tae."

Mendelik tak suka sembari menikmati usapam di pipinya, Taehyun membalas. "ibu bicara apa sih. Itukan memang kewajibanku."

"tidak jika ibu tidak pergi membawamu."

"maksud ibu apa?"

Tanya itu dibiarkan mengambang tanpa jawaban. Ditilik dari raut keruh sang ibu, Taehyun tahu wanita nomor satu dalam hidupnya itu sedang dalam keadaan tak baik. Bingung lebih tepatnya.

Tak ingin membuat sang ibu lebih sedih, Taehyun merapalkan hal yang selalu ia pikirkan. Harapan yang sangat ia inginkan di kemudian hari.

"ibu... Bagaimana jika suatu hari aku membawa ibu pergi dan kita hidup hanya berdua, bersama-sama?"

Ya itu harapan Taehyun. Lepas dari beban juga tanggung jawabnya dari bagian Kang. Membawa sosok yang dicintainya itu ke daerah yang lebih sejuk-bukan panas pengap di kota besar seperti ini. Hidup berdua sederhana, meski demikian Taehyun akan berusaha melebihi batasnya untuk membahagian sang ibu.

Itu, sebuah harapan yang sangat ingin Taehyun lakukan, suatu hari nanti.

Tapi ibunya menggeleng pelan. "tidak berdua Tae, tapi bertiga."

"maksud ibu?" Taehyun tak mengerti ucapan ibunya kali ini. Lebih tak mengerti saat sang ibu menanyakan umurnya.

"17 tahun bu. Ibu, jujur aku tak mengerti maksud ibu tadi."

Taeyon mengangguk puas dengan senyum manis yang tak pernah luntur semenjak ia bercakap dengan sang anak. "17 tahu, kau cukup dewasa untuk cerita ibu yang satu ini. Satu rahasia, atau pengakuan. Entah, kau bisa menganggap itu apa."

"ibuuu.." rengek Taehyun tak sabar, apalagi saat wanita cantik itu terdiam beberapa saat. Senyum masih terpoles apik diwajahnya, meski yang Taehyun lihat itu sebuah senyum lain. Senyum sendu yang sarat akan ssbuah penyeselan.

Apa tadi katanya? Rahasia? Pengakuan?
Taehyun benar-benar tak bisa menahan rasa ingin tahunya kali ini.

"kelak, kita akan hidup bertiga Tae. Kau, ibu dan satu orang lain,  kakakmu-Taehyung."

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang