KTH #3 - Taehyung Side

837 57 7
                                        

Warning!

Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.

Vomment Jusseyo^^

.
.
.

Taehyung POV On.

Tembok tinggi dengan kumparan kawat yang mengisi atasnya menjadi pemandangan biasa untuk ku-kami. Iya, sangat biasa karena aku tahu kami bisa melewatinya dengan mudah.

Tembok itu, sebuah gerbang masuk yang didalamnya terdapat rumah besar nan megah. Atensiku menatap sosok mungil pemilik kulit pucat yang telah memanjat keatas. Ditangannya terdapat sebuah alat untuk memotong kawat berduri. Baju hitam-hitam kami menyatu dengan gelapnya malam. Membuat penyamaran kami jauh lebih lancar.

Brak.

"bagus Yoongi hyung. Tapi kau harus menembak penjaga yang sedang berjaga disana. Jangan lupa peredam tembakannya hyung."

Dari alat kecil yang menyumpal telingaku-interkom, terdengar suara Soobin yang berjaga entah dimana. Sudah ku pastikan, pasti ia sedang berkutat dengan lingkaran komputer dan alat-alat berteknologi lainnya yang jelas ia kuasai.

Pandanganku teralih pada mata bulat dengan iris gelap, sedangkan bagian wajahnya yang lain terhalangi oleh masker yang kami gunakan.

"Tae hyung, Kookie hyung, kalian bisa masuk menyusul Yoongi hyung."

Atas komandonya yang jelas untuk keberhasilan misi kami malam ini, aku dan Jungkook mulai menyalin jejak Yoongi hyung yang sudah berada didalam.

"hyung-deul. Lihat balkon di atas sana, itu kamar anaknya Jung Haneun. Dari sana ambil lorong ke kiri, menurut blue print yang aku dapatkan kamarnya Haneun-ssi ada disana. Paling ujung dan dipojok. Masuk kesana hyung, resiko kita membunuh dan ketahuan lebih kecil dari pada menyusup pintu belakang."

Kami bertiga melangkah mengendap menuju rumah megah yang temaram. Jelas, Sang dewi malam mulai tergelinci disinggasananya, perkiraanku sudah pukul satu malam.
Tidak melewati pintu depan seperti biasanya jika kami bertamu, jelas kedatangan dengan pakaian serba gelap dan beberapa alat yang kami sembunyikan di dalam baju kami bukan untuk bertamu. Lebih dari sekedar itu.

Kembali menuruti arahan Soobin, aku, Yoongi hyung dan juga Jungkook mulai merayap tembok datar lebih dari 3 meter. Sekali lagi ini bukan perkara yang sulit karena kami sudah terbiasa, ada alat khusus yang menempel di sarung tangan dan juga sepatu yang kami gunakan.

Kami bukan agen organisasi besar, atau setidaknya bagian keamanan negara. Justru sebenarnya kami adalah musuh mereka. Cypher Killer.

Bukan nama resmi tim kami. Entah siapa yang memberi julukan itu pada kami sehingga orang-orang yang berniat menggunakan jasa kami memanggil kami demikian. Betul, kami pembunuh. Lebih tepatnya pembunuh bayaran. Bukan yang kelas satu, sampai menjadi buronan polisi. Tapi kami juga bisa membuat keamanan kewalahan karena rekam jejak kami yang tidak pernah kami tinggalkan.

Malam ini, kami mendapatkan tugas yang lebih ringan. Kami hanya cukup mencuri file penting dari pemilik perusahaan kontruksi ini tanpa harus membunuhnya. Itu yang klien kami inginkan.

Tapi jika dalam posisi terdesak, itu hal lain lagi.

Kami masuk dengan mudah. Kamar anaknya target kami  ternyata kosong, memudahkan kami untuk keluar kamar dengan leluasa. Sesuai arahan kami berjalan ke lorong sebelah kiri. Melewati pintu-pintu besar yang tidak luput dari pandangan kami. Sampai ruangan yang kami cari ada didepan mata.

Aku memberi jalan agar Jungkook dapat ke depan saat melihat pintu itu dijaga oleh kontak keyword. Hampir seperti Soobin si maknae dalam tim kami, meski berbeda Jungkook cukup menguasai hal-hal yang berbau dengan teknologi. Sedangkan aku dan Yoongi hyung, kemampuan beladiri lah yang kami andalkan. Karena aku diposisi paling belakang, aku menatap sekeliling sambil berjaga.

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang