KTH #24

268 36 0
                                    

Double up buat hadiah thr ke kalian😅

Warning!

Cerita ini mengandung ketidak-jelasan dengan kata-kata yang berantakan dan plot pasaran.

Vomment Jusseyo^^

.
.
.

Paginya..

Dengan rasa kebas dan pegal pada semua bagian tubuhnya-khususnya sebelah kiri-, Taehyung bangun di pagi terindahnya selama hidupnya.

Mengulas senyum tipis, akhirnya ia sampai di titik yang satu ini. Membuka mata dan langsung melihat dua pilar utamanya untuk hidup. Sudah lama Taehyung menanti momen ini, dan Tuhan mengabulkan keinginan si pendosa ini.

Mengangkat pelan kepala sang adik yang menindih tangan kirinya, setelahnya Taehyung membenarkan posisi tidur Taehyun agar tidak terlalu nyeri saat terbangun nanti-yang sebenarnya percuma. Mereka berdua tidur miring pada sandaran sofa dengan tubuh yang saling berhadapan.

Apa yang lebih manis daripada ini? Untuk Taehyung tidak ada. Ibunya mengingatnya dan adiknya menerimanya. Tidak ada yang lebih baik daripada itu selain bayangan keluarganya yang utuh dan Taehyung akan hidup dengan penuh cinta dari keduanya. Ibu dan Taehyun.

Meregangkan otot-otot yang mengkaku di tubuhnya, Taehyung dibuat terkejut saat melihat ibunya yang memandang lurus ke depan dengan senyum manis di wajah cantiknya.

Wajah tidur adiknya, dan senyum manis ibunya. Entah kebaikan apa yang pernah ia lakukan sampai di ijinkan merasakan itu. Hanya dengan begini, rasanya hari Taehyung akan berjalan baik. Segala bebannya enyah terbawa angin.

23 tahun hidupnya. Ini pagi terbaik yang Taehyung alami.

"ibu sudah bangun?" bertanya pelan sambil melangkahkan kakinya menuju bangku samping ranjang ibunya, Taehyung mendapati senyum ibunya yang semakin lebar.

Senyum kotak sepertinya.

"kenapa tidak membangunkan ku, eoh?" tanyanya lagi sambil merebahkan kepalanya di pangkuan ibunya. Sedikit tidak nyaman posisinya, namun itu menghilang saat jari-jari sang ibu mengusap lembut rambut coklatnya.

"sebenarnya ibu panik karena tidak mendapati tanganmu, Tae. Tapi ibu mencium keberadaan Taehyun, jadi ibu pikir kalian sedang saling mengenal."

Taehyung tersenyum tipis mendengarnya. "lagipula bu, ibu tidak perlu khawatir Tae pergi. Ibu dan Taehyun itu rumah Tae, jadi kemanapun Tae pergi pasti Tae akan pulang pada kalian berdua."

"ibu simpan itu sebagai janjimu, Tae."

"ng.. Ibu sudah bangun. Selamat pagi ibu.."

Dari arah belakangnya, Taehyung dapat mendengar suara serak khas orang baru saja bangun dari tidurnya. Tidak perlu menebak, Taehyung tahu pasti itu Taehyun.

"oh, ng.. Selamat pagi juga, h-hyung?"

Dan dia juga mendapat sapaan pagi yang biasanya ia terima dari namja kelinci bernama Jungkook. Betapa sempurnanya pagi ini.

"ahh.. Kau juga sudah bangun, Tae. Sini-sini duduk samping ibu." balas ibunya semangat sambil menepuk ranjang bagian kosong yang berada di hadapan pandangan Taehyung.

Pemuda Kim itu tersenyum tipis saat melihat presensi adiknya yang kentara ragu mendekat. Namun tarikan ibunya sempurna membuatnya jatuh tepat di tempat yang ditunjuk ibunya tadi. Duduk diatas ranjang samping dirinya yang duduk di bangku.

Dengan segera Taehyung yang tadinya memeluk pinggang ibunya, kini juga memeluk pinggang Taehyun yang badannya didekap erat sang ibu.

"ibu kira ini hanya mimpi tapi ya tuhan-"

KTH's Stories (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang