Ari Cemburu

2.2K 62 2
                                    

Aisyah dan Ari sedang duduk di taman berdua. Keduanya bingung, entah harus bagaimana. "Gue nggak nyangka bakal kayak gini Syah..." Ari berkata sembari menoleh pada Aisyah yang membisu. "Semuanya gara-gara lo! Kalau aja lo nggak jadiin gue pacar pura-pura, semua nggak akan jadi begini!" Aisyah marah, ini hanya sandiwara tapi mengapa harus berujung pada pelaminan. "Iya syah... Semua salah gue, gue minta maaf..." Ucap Ari. "Maaf nggak akan bisa ngerubah keadaan kan?" Tanya Aisyah dipenuhi kata-kata marah dan kesal. "Bisa kok... Kalau kamu mau nolak pernikahan ini juga nggak apa-apa, aku terserah kamu aja..." Jawab Ari tersenyum kecut.

"Aku berharap waktu bisa menunjukkan yang terbaik..." Ari.

"Waktu terus saja mempermainkan dunia gue..." Aisyah

"Ari, Aisyah! Masuk dulu nak... " Titah Rianna. Keduanya mencoba tersenyum dan menghampiri Rianna. "Ayo kita makan, kalian belum makan kan?" Tanya Rianna.
"Kayaknya saya pulang aja deh tan.. Udah mau hujan soalnya." Ucap Aisyah memberi penolakan.
"Kamu makan dulu baru pulang, kalau mau pulang makan dulu ... Nanti aku anter." Ucap Ari, ia tidak ingin gadisnya kenapa-kenapa.
"Itu turutin kata calon suami mu..." Ucap Rianna. Sedangkan Aisyah hanya mengangguk, ia tidak bisa menyanggah atau beralasan lagi.

Di meja makan, Azka mencuri-curi pandang pada Aisyah. Aisyah sebenarnya mengerti, Azka kecewa. Ari pun mengerti tentang perasaan Azka ke Aisyah. Sayangnya ia hanya diam, biar Aisyah yang memutuskan segalanya.
-
"Kenapa sih lo diem aja!" Sentak Aisyah karena sedari rumah Ari, pria itu hanya diam saja.

"Nggak apa-apa." Ucap Ari, ia fokus menyetir daripada memperhatikan Aisyah yang sedang marah-marah.

"Ih! Lo nggak asyik banget sih!"

"Ari!"

"Ri"

"Ri! Lo ngapa sih diem aja!"

"Ri! Jangan kacangin gue!"

"Tau ah gue males sama lo!"

"Lo pacaran ya sama Azka?" Tanya Ari, setelah sekian lama Aisyah ngoceh, akhirnya Ari Irham buka suara, ya walaupun dengan nada yang ketus dan dingin.

"Lo cemburu?" Aisyah menaik-turunkan alisnya. Ia bermaksud menggoda Ari Irham.

"Geer lo!" Ucap Ari mencubit pipi Aisyah gemas.

Dimanapun engkau sembunyi, yang namanya hati dan mencintai  tidak bisa kau hindari.

"Sakit bego!" Aisyah mencubit lengan Ari sebagai gantinya.

"Syah pacaran yuk?" Ajak Ari spontan.

"Maksud lo?" Aisyah bingung prank macam ini.

"Ya lo jadi pacar gue..." Ucap Ari, sekarang ia memberhentikan mobilnya di tepi jalan. Ia ingin berbicara serius. Ia tidak mau Azka mengalahkannya.

"Lo nge-prank gue ya?" Tanya Aisyah penuh selidik.

"Ck! Gue serius... Lo jadi pacar gue mulai sekarang." Ucap Ari menekankan nada bicaranya.

"Apa! Nggak ya! Nggak mau!" Ucap Aisyah menentang. Jujur saja ini bukan ucapan romantis seperti adegan film-film kesukaannya.

"Gue nggak nerima penolakan."

"Caraku untuk mencintaimu memang berbeda dan hatiku yang ingin memilikimu pun selalu punya seribu cara." Ari.

 Arsyah Story(PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang