Setelah insiden petir yang menggelegar. Ari sudah diperbolehkan pulang oleh Aisyah. Alasannya karena hujan sudah berhenti dan petir pun juga tidak ada. Sebenarnya diantara Ari dan Aisyah sudah ada perjanjian jika Aisyah mau menjadi pacar pura-pura Ari. Asalkan Ari menjadi jongosnya dua bulan
-
Suara deru mobil dan motor tak membuat Aisyah terbangun dari tidurnya.
Badannya panas, Aisyah menggigil dan yang lebih parah ia dirumah sendirian.
"Mama... Bang Affa Papa... Aku butuh kalian" lirih Aisyah.
Sedangkan Di depan Rumah Aisyah, Ari sudah mengetuk Pintu Aisyah berkali-kali
"Aisyah!" Teriak Ari karena Aisyah tak kunjung membuka Pintu."Itu suara Ari.." lirih Aisyah, ia ingin bangun dari tempat tidur tapi badannya masih lemas
Bruk.. prang!
Aisyah terjatuh dan tangannya menyenggol gelas di meja hingga Terjadi kegaduhan.
"Aisyah! Lo di dalem?!" Teriak Ari. Tidak ada sahutan sama sekali, hening.
"Gua takut Ais kenapa-napa, gua dobrak aja kali ya" ucap Ari menimbang.
Brakkk... Ari berhasil membuka pintu Aisyah, Ia langsung berlari menuju kamar berpintu Biru.
"Aisyah..." panggil Ari.
"Arii" lirih Aisyah terjatuh di lantai kamarnya.
Ari menatap segala sudut ruangan dan didapatinya Aisyah.
"Eh.. lo kenapa?" Tanya Ari, ia melepas tasnya dan membopong Aisyah ke ranjang nya.
"Makasih" lirih Aisyah. Ari sedikit cemas dengan keadaan Aisyah, ia menempelkan tangannya ke dahi Aisyah.
"Lo panas banget..." ucap Ari. Ari meraih ponselnya dan menelfon dokter Keluarga milik Ari.
"Lo sabar.. sebentar lagi dokter bakal kesini" ucap Ari mengusap-usap Kepala Aisyah.
'Apa gua sayang sama lo? Atau cuma rasa panik aja' batin Ari.
Ia mengambil ponselnya kembali dan Menelfon seseorang.
"Halo?
Lo beliin bubur buat gua, gua tunggu di rumah jalan cempaka nomor.... "ucap Ari memerintah.
"Arii..." panggil Aisyah lirih.
"Hmm.. Ada apa? Lo butuh sesuatu?" Tanya Ari perhatian.
"Gua mau minum.." ucap Aisyah.
Ari pun langsung ke dapur untuk mengambilkan Aisyah minum.
"Ini..." ucap Ari, ia membantu Aisyah duduk.
Refleks Ari mencium pipi Aisyah, entah ada angin dari mana.
"Cepet sembuh ya tomboy.. gua bakal jagain lo full 24 jam" ucap Ari yang sukses membuat jantung Aisyah berdetak lebih cepat.
"Makasih..jongos" ucap Aisyah lirih.
Tok tok tok..
"Nah.. mungkin itu dokter nya, bentar ya" ucap Ari bergegas membuka pintu.
"Selamat siang.. nak Ari siapa yang sakit?" Tanya Dokter Sinta, dokter pribadi keluarga Handika.
"Pacar saya dok.. silahkan masuk" ucap Ari mempersilahkan."Sepertinya dia harus dibawa ke rumah sakit. Badannya panas sekali." Ucap dokter Sinta.
"Gitu ya dok? Kalau gitu saya minta tolong jagain dia dulu, saya mau ambil mobil, bisa?"
"Iya.. Tidak apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyah Story(PROSES REVISI)
Dla nastolatków#Follow dulu sebelum baca, sayang Judul awal : Ari dan Aisyah "Syah pacaran yuk?" "Maksud lo?" "Ya lo jadi pacar gue..." "Lo nge-prank gue ya?" "Ck! Gue serius... Lo jadi pacar gue mulai sekarang." "Apa! Nggak ya! Nggak mau!" "Gue nggak nerima penol...