Aisyah memakai celana jeans dan jaket hitam Ari. Alasannya karena cuaca sedang tidak bersahabat alias mendung-mendung gimana gitu. Rambut Aisyah digerai, ia juga memakai bedak dan lipstick punya mamanya. Maklum lah Aisyah tidak punya barang-barang itu. Karena hari ini adalah hari ia bertemu dengan Rianna jadi ia harus cantik agar calon ibunya itu tidak melirik menantu lain.
"Kamu sengaja kan dandan gini supaya Azka suka sama kamu." Ujar Ari. Pria itu menatap sinis Aisyah.
"Idih gue dandan bukan buat bang Azka Ri." Ujar Aisyah tak kalah sinis.
"Udah deh jujur aja." Ujar Ari.
Sengaja pria itu memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Lo kok ngeyel banget sih!" Ujar Aisyah.
"Serah deh! Aku capek!" Ujar Ari.
"Apaan sih dikit-dikit ngambek, dikit-dikit bertengkar, putus aja apa gimana!"
Ari membulatkan matanya,
"Kita putus?"
Aisyah mengangguk.
"Nggak akan pernah!"
Lalu Ari kembali menjalankan mobilnya dan tanpa bercengkrama sedikitpun. Ia tidak mau memperkeruh suasana, apalagi Aisyah juga sedang marah kepadanya.
"Eh, anak bunda udah pada datang." Ujar Rianna ketika menyaksikan Ari dan Aisyah sudah berada di depan pintu rumahnya. Setelah menempuh perjalanan jauh akhirnya kan mereka sampai juga?
"Assalamu'alaikum bunda, ini Aisyah bawain kue." Ujar Aisyah menyalimi tangan Rianna dan menyerahkan sebingkis kue.
"Wa alaikum salam, aduh makasih ya sayang." Ujar Rianna.
"Ayo masuk."
Rianna merangkul Aisyah dan membawa calon menantunya masuk kedalam rumah. Sedangkan Ari mengekor di belakang mereka.
"Bun, Ari ganti baju dulu." Ujar Ari dingin.
"Iya, jangan lama-lama kasihan Aisyah." Ujar Rianna.
Ari hanya mengangguk.
"Duduk sayang, bunda ke dapur dulu ya?" Ujar Rianna dan Aisyah mengangguk.
Rianna menyuruh para asisten rumah tangganya untuk menyiapkan makan untuk tamu spesialnya tak lupa juga membuatkan Aisyah minuman.
"Udah lama lo?" Tanya seseorang.
Aisyah mendongak dan mendapati Azka yang sedang duduk di sebelahnya.
"Belum bang." Jawab Aisyah.
"Gimana sekolah lo dek?" Tanya Azka.
"Baik, kuliah lo?" Tanya Aisyah.
Sebenarnya mereka canggung.
"Baik juga."
"Bentar bentar, tumben lo pakai bedak." Ujar Azka mengamati wajah Aisyah yang sedang gugup. Wajah Aisyah dan dirinya tidaklah jauh alias dekat!
"MENJAUH DARI MILIK GUE BANGSAT!"
Aisyah terkejut begitupun Azka.
"Ri-"
"DIA MILIK GUE! JAUHIN DIA BISA NGGAK SIH LO!"
"Ri udah nggak enak kalau ketahuan bunda." Ujar Aisyah menarik lengan Ari agar menjauh dari Azka.
Bisa-bisa nanti terjadi pertumpahan darah diruangan besar ini.
"GUE UDAH KENAL DIA JAUH SEBELUM LO! LO UDAH NGEREBUT DIA DARI GUE KALAU LO LUPA!"
Bugh!
"BAJINGAN!"
Ari menonjok pipi Azka hingga pria itu tersungkur.
Bugh!
"LO PIKIR GUE TAKUT SAMA LO!"
Azka menonjok sudut bibir Ari dan Ari pun tersungkur. Bibirnya berdarah.
"Itu mereka bunda." Ujar Aisyah membawa Rianna dan para pekerja ks ruangan tamu dan Rianna syok melihat kedua jagoannya tengah berkelahi.
"JANGAN DEKETIN PUNYA GUE! BANGSAT EMANG LO YA!"
Bugh!
"DIA BELUM SEPENUHNYA MILIK LO ANJING! KALIAN BELUM NIKAH!"
Bugh!
"Pisahin mereka!"
Teriakan Rianna membuat kedua bodyguard memisahkan Ari dan Azka yang sudah lebam-lebam.
"JANGAN TEMUI BUNDA KALAU KALIAN BELUM BAIKAN!" Rianna undur diri. Ia kecewa.
Aisyah membawa Ari ke kamar luas pria itu dan menutup pintunya keras.
Blam!
"Puas udah bikin bunda marah?" Ujar Aisyah.
"Makanya jangan deket-deket sama dia! Lo lupa jaga perasaan gue!" Ujar Ari.
"Ri! Bisa nggak sih lo jangan kayak gitu! Gue sama Azka itu sahabatan!"
"Lo lebih belain Azka daripada gue? Iya!"
"Siapa yang belain! Aku cuma mau kamu nggak berlebihan aja!"
"Lo hampir ciuman sama dia kalau lo lupa!terus gue harus diem aja? Iya!"
"Lo nuduh gue Ri!!"
"Kalau gitu gue salah! Gue minta maaf! Lo keluar dari kamar gue!"
Mata Aisyah memanas, baru saja pria itu mengusirnya.
"Oke, gue keluar dari hidup lo!"
Aisyah beranjak dari kamar Ari setengah berlari.
Ari menajamkan telinganya, apa tadi? Keluar dari hidup lo?
"A-aisyah!"
Ari mengejar wanita yang dicintainya tersebut, tidak peduli tatapan aneh dari para asisten mamanya.
"Syah! Dengerin dulu, gue minta maaf gue kelepasan." Ujar Ari berhasil menangkap lengan Aisyah.
"Jangan sentuh gue!"
Aisyah menghempaskan tangan Ari dan berlari lagi.
Gadis itu menunduk dan tetap berlari. Ia menyebrang jalan tanpa melihat apakah ada kendaraan ataukah tidak.
Ari tidak percaya dengan tingkah bodoh Aisyah.
"SYAH! AWAS!"
BRAK!!!
Gadisnya terpental jauh dari tempat penyebrangan.
"AISYAH!"
Ari menghampiri tubuh yang penuh darah itu, orang-orang sudah berserikat dan mengerumuni Aisyah yang tak berdaya.
"Syah! Bertahan!" Ujar Ari mengangkat kepala Aisyah.
Orang-orang sudah menyetop kendaraan yang lewat. Si penabrak lari.
"Syah, jangan tinggalin gue ... "
Tes!
Bibir Ari bergetar menahan isakan tangisnya sendiri. Jika ini adalah mimpi tolong sadarkan dirinya, tolong!
***
:(
:(
:(Double update menjelang tamat😭
..
.
Apakah kalian sedih?
.
VOMENT💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyah Story(PROSES REVISI)
Teen Fiction#Follow dulu sebelum baca, sayang Judul awal : Ari dan Aisyah "Syah pacaran yuk?" "Maksud lo?" "Ya lo jadi pacar gue..." "Lo nge-prank gue ya?" "Ck! Gue serius... Lo jadi pacar gue mulai sekarang." "Apa! Nggak ya! Nggak mau!" "Gue nggak nerima penol...