🍓1

18.6K 595 33
                                    

1 bulan kemudian.....


Jennie bangun dari tidurnya dan melihat lim sudah tak ada disebelahnya. Ya, ia ditinggal lagi ke kantor. Suaminya benar-benar sibuk sekarang. Hal inilah yang dibenci jennie. Ia sekarang sering ditinggal lim untuk urusan pekerjaan membuatnya serasa diduakan.

Lim sekarang lebih memilih memperhatikan laptopnya dan kertas-kertasnya daripada istrinya sendiri. Padahal ia berfikir menikah dengan lim akan membuatnya sangat bahagia karna ia tak akan berjauhan lagi dengan lim. Namun sayang, realita tak sesuai ekspetasinya. Suaminya sangat sibuk dengan pekerjaannya bahkan lihatlah, hari ini saja lim pergi pagi-pagi sekali meninggalkan jennie demi pekerjaannya.

Jennie hendak bangkit dari ranjangnya. Namun ia merasakan perutnya sangat sakit... Ia meringis menahan sakitnya, namun yang nampaknya semakin menjadi-jadi. Ia mengambil ponselnya dan langsung menelfon suaminya.

"Hallo sayang, maaf tadi aku perginya gak sempat bangunin kamu.." ucap lim dari seberang sana. Sementara jennie masih meringis kesakitan. Lim pun merasa seperti ada yang tak beres pada istrinya.

"Sayang kamu kenapa hmm..?" Tanyanya khawatir pada jennie..

"Akh, boo... cepat pulang. Perutku sangat sakit.." ucapnya sambil menahan sakitnya. Lim pun langsung panik dan segera bangkit untuk turun kebawah.

"Iya sayang iya... aku pulang sekarang.." ucap lim bergegas pulang...

"Belikan aku pembalut nee... aku rasa ini efek akan datang bulan.." ucap jennie masih meringis kesakitan. Lim langsung terdiam tanpa menjawab ucapan jennie. Ia berfikir bagaimana caranya dia nanti membeli pembalut..?

"YAK LIMARIOO AKU BICARA PADAMUU..." teriak jennie yang kesal karna lim diam saja. Lim langsung kaget dan segera menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Nee sayang. Aku segera pulang. Sabar ya, love you j." Ucap lim menutup telfonnya. Ia segera keluar menaiki mobilnya pergi meninggalkan kantor.

Setelah beberapa saat lim sampai disebuah minimarket. Ia langsung masuk dan mencari pembalut yang diminta jennie. Ia menuju rak pembalut hingga begitu terkejutnya dia melihat berbagai macam merk, warna dan bentuk pembalut yang berjejer dirak itu.

"Astaga, pembalut mana yang harus kubeli jika sebanyak ini yang ada..?" Ucapnya sendiri dan masih bingung akan membeli yang mana.

"Jika aku bertanya pada jennie, ia pasti mengamuk karna efek menstruasinya. Ah tapi jennie memang suka mengamuk biarpun tak menstruasi." Ucapnya lagi sambil memperhatikan semua pembalut yang disitu.

Ia ingin menanyakan pada spg disitu namun naasnya tak ada yang berjaga disekitar rak pembalut. Akhirnya ia menelfon lucy, sekertarisnya untuk meminta bantuan.

"Yes sir..." ucap lucy dari sana.

"Mmm.. lucy, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu..? Hmm, mungkin ini lebih pribadi.." ucapnya ragu-ragu.

"Yes sir, silahkan.." sambung lucy.

"Mmm... maafkan aku sebelumnya. Istriku memintaku membelikannya pembalut. Dan aku bingung ternyata ada banyak macam pembalut disini. Bisakah kau pilihkan untuk istriku..?" Tanya lim sedikit malu pada lucy.

"Hmm, maaf sir. Tapi biasanya tiap wanita memakai merk pembalut yang berbeda-beda. Takutnya nyonya Manoban tidak biasa memakai seperti yang kusarankan." Ucap lucy juga ragu. Ia benar, ia juga tak tau merk apa yang biasa dipakai jennie.

"Hmm... beri tau aku saja merk yang banyak digunakan wanita biasanya.." lim pun terus menelfon lucy sampai ia mendapatkan pembalut untuk jennie. Selesai mendapatkan pembalutnya, ia membayar ke kasir dan mendapat senyuman aneh dari sang kasir. Lim hanya memasang tampang dinginnya.

Perfect Soul 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang