🍓29

4.5K 371 65
                                    


"Gimana keadaan lim babe..?" Tanya jisoo saat kim dan bambam turun dari kamar tamu.

"Sepertinya dia masih lemah. Dia masih tetap memaksakan mengingat masa lalunya. Jika keadaannya begini kita tak bisa membawanya pada jennie." Ucap kim, bambam juga mengangguk setuju dengan kim.

"Kalau begitu, biarkan hyung lim bersama kami dulu hyung. Aku akan membawa hyung lim terapi agar keadaannya lebih baik lagi." Jelas bambam.

"Apa kau tak kerepotan bam..? Kalian punya bayi dan mengurus lim lagi." Ucap kim mengkhawatirkan bambam.

"Itu sudah sepantasnya kulakukan hyung. Sejak kedua orang tua kami meninggal, hyung lim lah yang menjagaku hingga aku menikah. Dan kurasa ini saatnya aku yang merawatnya." Jelas bambam. Kim dan jisoo hanya mengangguk pasrah jika itu memang keputusan bambam.

"Kau setuju chipmunk..?" Tanya bambam pada istrinya.

"Jelas aku setuju, kan semua demi kebaikan  lim oppa." Balas rose sambil tersenyum. Mereka semua pun sepakat untuk membawa lim terapi agar kesehatannya membaik.

"Lalu bagaimana pria tawananmu babe..? Jangan lagi membunuh orang.." ucap jisoo khawatir. Ia takut jika kim akan menjadikan pria itu makanan buaya lagi.

"Siapa suruh dia macam-macam denganku..?" Balas kim sambil menggidikkan bahunya. Sementara jisoo sudah menatapnya dengan tajam.

"Sebaiknya jangan dibunuh hyung. Kita butuh pria itu untuk menjelaskan pada Tuan Kim kenyataannya. Aku takut jika kita yang menjelaskan, Tuan Kim tak akan percaya sepenuhnya karna kita tak memiliki bukti." Jelas bambam membuat kim berfikir ulang. Ada benarnya juga perkataan bambam, tapi dia terlanjur kesal dengan pria itu. Namun pada akhirnya ia mengalah demi sahabatnya.

Kim menelfon rooben agar tetap menyekap pria itu digudang dan membiarkannya hidup sampai nanti ia jadi saksi kebenaran yang sesungguhnya.

-----------------------------------------------------------------

Sementara tzuyu diapartemen joy kembali seperti orang frustasi. Sepanjang hari ia menangisi lim yang tak kunjung pulang membuat joy semakin pusing.

"Haish tzu, sudahlah jangan lagi kau menangisinya. Tidak ada gunanya." Ucap joy sambil memijat pelipisnya.

"Aku mau lim kembali unnie. Aku tak terima jika dia pergi seperti ini." Jelasnya sambil menangis. Sementara joy memutar bola matanya malas melihat tingkah laku tzuyu.

"Bagaimanapun tidak bisa tzu. Aku sudah berusaha membantumu tapi lihat hasilnya kan..."

"Kalau begitu bunuh saja jennie." Ucap tzuyu spontan membuat joy kaget. Bagaimana bisa membunuh jennie yang sedang mengandung.

"Dia sedang mengandung tzu. Kita membunuh 2 nyawa sekaligus. Apa kau mau..?" Tanya joy

"Apapun asal lim kembali padaku, unnie. Aku cuma mau lim unnie..." ucap tzuyu lagi sambil menangis. Joy hanya menggeleng melihat tzuyu yang semakin hari semakin aneh menurutnya.

"Aku mau ke kantor.!" Ucapnya singkat lalu pergi meninggalkan tzuyu yang masih menangisi lim. Tak ada guna menasehati tzuyu fikirnya, lebih baik ia bekerja daripada harus mendengarkan celotehan tzuyu.

Beberapa menit perjalanan ia pun sampai dikantornya. Joy berjalan dengan anggun memasuki kantornya.

"Maaf noona, tamu anda sudah ditunggu diruangan anda." Jelas sekertarisnya.

"Tamu..? Kurasa aku tak ada janji hari ini." Ucapnya bingung.

"Maaf noona. Katanya beliau sudah membuat janji dengan anda. Jadi saya izinkan beliau masuk." Ucap sekertaris itu ketakutan.

Perfect Soul 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang