🍓13

6.4K 461 28
                                    






Jennie membiarkan lim keluar kamar. Ia benar-benar kesal melihat lim, sampai ia tak mau melihat wajah suaminya itu. Padahal biasanya ia sangat memuja wajah tampan suaminya, dan entah kenapa kini ia sangat membencinya.

Lim turun dari kamar. Ia duduk ditaman belakang rumah tempat biasa eomma jennie berkebun. Menenangkan dirinya dari tingkah mengesalkan istrinya hari ini. Ia heran mengapa jennie membencinya, padahal ia merasa tak melakukan kesalahan apapun.

"Kenapa disini lim..?" Tanya jisoo tiba-tiba mengagetkannya.

"Anni nuna. Jennie sedang tak ingin diganggu. Jadi aku disini saja." Ucapnya membuat jisoo kaget.

"Mwo...? Jennie tak ingin diganggu olehmu..? Yang benar saja." Ucap jisoo kesal.

"Mungkin jennie sedang datang bulan nuna. Makanya moodnya berantakan. Aku tak ingin semakin berantakan saja." Jawab lim. Jisoo menghela nafasnya dengan kelakuan adiknya.

"Maafkan jennie ya lim. Dia memang sangat manja. Maklum anak bungsu, kau harus banyak bersabar." Ucap jisoo menenangkan adiknya.

"Nee nuna. Aku mengerti," ucap lim.

"Nuna mau tanya, tadi jennie bilang kamu melupakan jennie demi pekerjaan saat diflorida. Apa kamu bisa jelaskan sebenarnya bagaimana..?" Tanya jisoo serius. Lim menarik nafasnya lalu mulai menceritakan semuanya pada jisoo. Jisoo pun mengangguk mengerti dengan penjelasan lim yang menurutnya tak bisa disalahkan sepenuhnya.

Ia sadar limario juga punya tanggung jawab pada pekerjaannya, dan itu hal yang wajar jika masalah serius pada perusahaan harus cepat ditangani jika tak ingin terjadi dampak buruk untuk perusahaan kedepannya.

"Ternyata disini. Dicariin juga." Ucap kim tiba-tiba mengagetkan mereka.

"Jihoo mana babe..?"

"Dengan eomma. Trus jennie mana lim..?" Tanya kim

"Dikamar. Lagi istirahat." Jawab lim lemas. Kim pun heran dengan lim yang seperti tak bersemangat.

"Jennie marah lagi denganmu..?" Tanya kim. Lim hanya menggeleng menjawab pertanyaan kim.

"Nuna, bisakah aku minta tolong panggilkan dokter untuk jennie..? Aku lihat dia pucat dan terus muntah-muntah. Biasanya jika datang bulan hanya sakit perut saja, tak ada mual seperti ini. Aku takut dia kenapa-napa" Ucap lim meminta tolong pada jisoo. Pasalnya jika ia yang memanggil dokter, jennie pasti mengamuk. Jisoo pun mengangguk mengiyakan permintaan lim.

"Kalau begitu aku pulang ke mansionku saja. Jennie sedang tak ingin diganggu nuna." Ucap lim. Jisoo pun mengangguk lalu kini memeluk lim. Ia menyabarkan adik iparnya agar selalu sabar menghadapi jennie.

"Kamu harus sabar nee. Jennie memang begitu. Maafkan dia ya.." ucap jisoo lembut.

"Anni. Tak perlu minta maaf nuna. Aku tak marah pada jennie, hanya tak ingin mengganggunya saja." Ucap lim. Jisoo pun mengangguk  dan membiarkan lim pulang untuk menenangkan dirinya.

"Lim kenapa babe.?" Tanya kim penasaran. Jisoo pun menceritakan semuanya pada kim, namun ekspresi suaminya justru biasa saja

"Kalau masalah itu aku tau. Aku sudah menawarkan untuk membantunya kemarin. Tapi dia menolak, lim bilang tak ingin menyusahkan orang lain. Maka dari itu dia menyelesaikan sendiri masalah itu." jelas kim pada jisoo membuat jisoo kaget.

"Kenapa kamu nggak cerita babe.? Kan perusahaan appa bisa bantu."

"Denganku saja dia tak ingin dibantu. Apalagi dengan appa. Mana mungkin dia mau." Jawab kim. Jisoo pun terdiam mendengar ucapan kim.

Perfect Soul 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang