🍓30

5.5K 369 53
                                    


Kim dan jisoo akan berangkat menuju mansion tuan kim. Sekalian kim juga ingin berbicara masalah serius pada tuan kim. Sesampainya disana, kim turun membukakan pintu mobil jisoo lalu beralih menggendong jihoo.

"Anak daddy..." ucapnya sambil mengecup pipi jihoo. Mereka pun masuk kedalam dan melihat keadaan mansion yang sepi.

"Ahjumma, appa dan eomma kemana..?" Tanya jisoo pada salah satu maidnya.

"Maaf non, Nyonya dan Tuan sedang keluar sebentar. Tadi katanya ada urusan." Jelasnya membuat jisoo mengangguk.

"Jennie mana..?" Tanya jisoo lagi.

"Nona jennie dikamar. Dari tadi pagi nggak mau keluar." Ucap maid itu.

"Babe, aku menemui jennie dulu ya." Ucap jisoo.

"Aku juga ingin melihatnya babe." Ucap kim juga. Sejujurnya ia juga khawatir dengan keadaan jennie. Pasangan suami istri itu pun menuju kamar jennie.

Tok..

Tok...


"Jeen... ini unnie. Boleh unnie masuk..?" Tanya jisoo menunggu depan pintu. Tak lama jennie membuka pintu kamarnya. Dilihat jisoo wajah jennie cerah membuatnya bernafas lega mengetahui adiknya baik-baik saja.

"Ada apa unnie.?" Tanya jennie datar yang masih berdiri didepan pintu.

"Anni. Unnie dan oppa mu hanya ingin melihat keadaanmu. Jihoo juga rindu dengan aunty nya." Ucap jisoo dengan senyuman manisnya. Dilihat jennie sang keponakan yang digendong oleh kim membuatnya luluh dan mempersilahkan mereka masuk.

"Hari ini jihoo ulang tahun yang ke 1 jen. Unnie akan merayakan acara kecil-kecilan bersama keluarga kita." Ucap jisoo. Jennie tersenyum lalu mengecup pipi jihoo.

"Selamat ulang tahun ya keponakan aunty... maaf aunty belum belikan kado. Tapi nanti kalau uncle lim pulang aunty kasih kado untuk kamu nee..." ucapnya sambil mengusap lembut pipi jihoo. Mendengar ucapan jennie, kim dan jisoo saling tatap. Bahkan kini mata jisoo sudah berkaca-kaca mendengar ucapan jennie. Ia bisa melihat bahwa jennie tidak baik-baik saja dan sangat tersiksa dengan keadaan ini. Dilihatnya memang jennie tersenyum, namun senyumannya seperti menyimpan sejuta luka yang disembunyikannya.

"Kau sudah makan jen...?" Tanya jisoo mengalihkan pembicaraan. Ia tak ingin jennie membahas masalah lim yang ia yakini akan membuat jennie semakin sakit.

Jennie hanya mengangguk karna memang sudah makan tadi.

"Yasudah. Unnie dan oppa akan menyiapkan acara nanti malam nee. Kamu istirahat saja." Ucap jisoo. Jennie hanya tersenyum menanggapi jisoo, lalu sebelum mereka pergi ia mengecup pipi jihoo membuat bayi itu tertawa.

"I dont know what to do without you Lim..." ucapnya lirih setelah kim dan jisoo keluar dari kamarnya. Kembali air matanya menetes mengingat suaminya yang tak kunjung pulang. Rindu, lelah, sakit, semua sudah bercampur menjadi satu ketika ia berjauhan dengan lim seperti ini.



"Babe, kurasa kondisi jennie semakin memburuk." Ucap jisoo yang merasa adiknya tidak baik-baik saja biarpun wajahnya terlihat segar.

"Mau bagaimana lagi babe. Tak mungkin kita membawa lim kesini. Aku juga belum bicara pada appa." Jelas kim. Jisoo hanya terdiam, kini air matanya tak dapat ditahannya membayangkan kondisi jennie.

"Sabar babe. Aku usahakan secepatnya membawa lim kesini. Tapi untuk saat ini benar-benar tidak memungkinkan." Ucap kim menenangkan jisoo.

"Tapi aku tak tega melihat jennie. Kau lihat bagaimana dia tadi kan." Ucap jisoo lalu menghapus air matanya. Sementara jihoo melihat ibunya menangis hanya bisa diam memperhatikan wajah jisoo. Dirasa anaknya memperhatikan, jisoo langsung tersenyum dan mengecup pipi jihoo.

Perfect Soul 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang