🍓32

6.2K 424 23
                                    

Jennie dipindahkan keruang rawat, sementara bayinya sudah dibawa keruang bayi. Disana berkumpul keluarga jennie dan bambam. Lim juga disana dan sedari tadi tak jauh-jauh dari jennie, ia selalu berada disamping sang istri.

"Popoo haus..." rengek jennie yang dengan sigap lim langsung membawakan minum. Melihat sikap lim, semua keluarganya menjadi bertanya-tanya. Terutama eomma jennie yang tidak tau bagaimana lim bisa seperti ini.

Yang dia ingat terakhir kali lim mengatakan bahwa ingin menceraikan jennie setelah melahirkan. Namun mengapa sekarang kondisinya berbalik..? Lim tampak menyayangi jennie dengan tulus seperti saat sebelum lim mengalami kecelakaan itu.

"Lim, kamu pulang saja nee. Biar eomma dan appa yang jaga jennie." Ucap eomma jennie. Mendengar ucapan eommanya lim hendak menjawab, namun langsung dipotong oleh jennie.

"No eomma. Jennie mau lim aja yang jaga." Jelas jennie. Lim hanya terdiam tak bisa menyela lagi.

"Jen, lim itu masih dalam masa pemulihan. Biarkan dia istirahat nee.." Sambung kim lagi. Sementara jennie bingung maksud ucapan kim.

"Pemulihan apa..?" Tanya jennie bingung.

"Yaudah, biar lim aja yang jaga jennie. Appa, eomma dan yang lain jangan khawatir." Ucap lim menengahi, ditatapnya jennie sambil tersenyum meyakinkan sang istri bahwa ia akan selalu disampingnya.

"Aku disini aja kok.." ucapnya pelan sambil menggenggam tangan jennie. Jennie mengangguk seperti anak kecil dan melihat tangannya sudah digenggam oleh lim.

"Babe, apa ingatan lim sudah kembali..?" Tanya jisoo heran.

"Entahlah, memang lim mengikuti terapi. Tapi aku tak tau kalau sembuh secepat ini. Apa memang terapinya berhasil bam..?" Kini ia beralih bertanya pada bambam yang juga kebingungan.

"Entahlah hyung. Aku juga baru tau kalau hyung lim ingatannya pulih." Jelas bambam juga yang terlihat kebingungan.

"Tapi terakhir kali aku melihat hyung lim membaca majalah lama yang waktu itu jennie nuna menjadi covernya. Saat dulu jennie nuna masih menjadi artis." Lanjut bambam lagi.

Mereka semua bertanya-tanya, daripada ia penasaran, kim langsung bangkit mendekati lim yang masih duduk disamping ranjang jennie tanpa melepas genggaman tangannya pada sang istri.

"Ekhmm.." sengaja kim berdehem disamping mereka agar fokusnya dua orang itu beralih padanya. Lim langsung menatap kim sambil tersenyum, tapi jennie menatapnya dengan tajam seolah tak terima akan kehadiran kim.

"Wae oppa...?" Tanya jennie ketus.

"Bisakah oppa pinjam lim dulu jen..? Oppa ada perlu." Ucap kim lembut.

"Bisakah oppa tunda dulu urusan oppa dan lim..? Tidakkah oppa lihat aku dan lim masih melepas rindu..?" Balas jennie ketus dan jangan lupakan tatapan tajam itu. Melihat ekspresi horor jennie, kim hanya tersenyum kikuk dan mengurungkan niatnya.

"Baiklah baiklah, oppa tidak jadi..." ucap kim hendak pergi. Namun lim mencegahnya, dirasanya kim seperti ingin menyampaikan sesuatu yang penting ia pun memanggil kim kembali.

"Tunggu kim..." panggilnya hingga kim menoleh.

"Sebentar ya sayang... aku mau ngomong sama kim..." ucapnya lembut lalu mengecup tangan jennie. Jennie hanya mengangguk lalu tersenyum pada lim membuat kim jengah.

"Tadi saja dia seperti macan. Sekarang sudah beralih menjadi kucing yang manja." Gerutu kim lalu mengajak lim keluar ruangan.

Sore itu, bambam, lim dan kim duduk bersama dicafetaria dekat rumah sakit. Mereka akan membicarakan hal serius mengenai kesehatan lim. Karna ini menyangkut kesehatan lim, kim sengaja mengajak lim dicafetaria agar lebih relax.

Perfect Soul 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang