Maap Kamis lalu ga bisa up soalnya sibuk di sekolah :(
Play mulmed : If I Fall (Piano Instrumen)
...
"Jelaskan pada eomma, bagaimana bisa, eoh?"
"Tidak ada alasan, eomma. Aku mencintainya," ucap Jennie seraya menahan diri untuk tidak segera memuntahkan isi perutnya sendiri.
"Kau tidak mungkin bisa mencintainya jika tidak pernah memulai hubungan dengannya. Lalu bagaimana dengan pemuda Jeon si benalu itu?" tanya nyonya Kim pada putrinya itu.
Jennie menghela nafasnya kasar, ibunya benar-benar keterlaluan menyebut mantan kekasihnya itu hingga sebegitunya. "Eomma," wanita itu mengambil nafas sejenak. "Jangan ikut campur urusan asmaraku lagi," ujarnya.
"Ya-"
"Eomma sudah ikut campur mengenai kehidupanku sejak dulu, sejak aku bahkan masih kecil. Sekarang, aku mohon untuk berhenti mencampuri semuanya, eomma. Aku bukan bocah ingusan yang tidak tahu apa yang baik atau buruk untuk dilakukan." Jennie meluapkan seluruh hal yang dia sudah lama pendam itu, dan itu sangat melegakan baginya.
Ibunya terdengar hening di seberang sana hingga Jennie berpikir mungkin sambungan telepon itu sudah putus. Namun ketika dia hendak mematikan telepon itu, ibunya menyahuti ucapannya tadi. "Eomma hanya ingin yang terbaik bagimu, Jennie-ah."
Jennie menatap bingkai foto kecil yang ia letakkan di atas meja kerjanya di klinik itu, fotonya dan kedua orangtuanya saat dirinya lulus taman kanak-kanak. Senyum cerah yang mereka tampilkan itu tak lagi pernah ia bisa tersungging di bibir ketiganya. Jennie merindukan masa-masa itu, masa dimana dirinya masih bisa merasakan semuanya secara bebas tanpa tertekan apapun.
"Kau harus mengerti bahwa ibu tidak ingin kau salah dalam memilih langkahmu, sayang. Itu sebabnya ibu selalu mencampuri urusanmu, bahkan dalam urusan pasangan hidup." Rungunya kembali mendengar suara sang ibu yang terdengar begitu pelan.
"Aku mengerti, eomma." Jennie menyahut sama pelannya.
"Baekhyun sudah menghubungi eomma dan appa, memohon pembatalkan perjodohan itu. Dia bilang dia sudah menemuimu dan menemukan dirimu ternyata kekasih dari kolega bisnisnya," ujar ibu Jennie. "Sekarang kau bisa menjalani hubunganmu dengan Kim Taehyung. Eomma akan mendukung kalian sepenuhnya, jadi eomma harap jangan mengecewakan eomma. Minggu depan eomma dan appa akan ke Korea, katakan padanya kita mungkin akan makan malam bersama."
"Apa?" Jennie membulatkan matanya sempurna setelah kalimat ibunya mengalir begitu mulus.
"Kita akan makan malam bersama, wae?" tanya ibunya heran.
"Ani." sahut Jennie cepat. "Hanya saja, dia mungkin sibuk, eomma," bual Jennie seraya menggaruk belakang kepalanya.
"Eomma bisa mengerti. Itu sebabnya katakan padanya dari jauh-jauh hari agar dia bisa menyisihkan waktunya. Arra?"
Jennie menghela nafasnya berat. "Ne, arraseo, eomma."
---
Taehyung menutup matanya seiring dengan pening yang menjalar di kepalanya. "Aku butuh Jungkook untuk membantuku mengurus ini," gumamnya begitu frustasi. Pria itu menyandarkan badannya pada kursi kerjanya dan menatap langit-langit ruangan itu dengan raut lelahnya.
Ceklek!
Pintu ruangannya terbuka dan menampilkan sosok Yoongi dengan raut datarnya dan berjalan ke arahnya dengan begitu santai. "Frustasi sekali tampaknya," komentar pria itu seraya duduk di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold | Complete (✔)
Fiksi Penggemar[Trailer Tersedia | Baku] -TaeJenKook- Dalam semilir suasana yang menghangat, tidak ada seorang pun di antara mereka yang tahu bahwa isi hati Taehyung dan Jungkook sebenarnya sama. Mereka sama-sama menyukai wanita yang berada di hadapan mereka itu. ...