Kayaknya aku udah ga bisa update dua kali seminggu lagi deh 😭
...
"Kenapa melamun?"
Jennie menoleh dan menatap Taehyung. "Tidak, aku tidak melamun," bantahnya dengan senyuman di wajahnya.
"Apa kau sakit?" tanya Taehyung perhatian. Pertanyaan diberi gelengan konstan oleh Jennie.
"Mungkin hanya kelelahan, hari ini aku lumayan banyak menangani pasien," ujar Jennie dengan senyuman manisnya. Berusaha meyakinkan pria di sebelahnya itu bahwa dia baik-baik saja.
Taehyung menginjak rem tepat saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Ia menolehkan wajahnya dan menatap Jennie begitu intens. "Kau tampak sedikit pucat, Jennie-ah. Lain kali jika bekerja, jangan terlalu diforsir. Itu berbahaya untuk kesehatanmu," ujar pria itu perhatian. Ia mengusap puncak kepala Jennie dengan lembut.
Mendapat perilakuan seperti itu membuat Jennie tersenyum hangat. "Baiklah, tuan penggusur." Taehyung terkekeh mendengar julukan yang wanita itu berikan untuknya. "Omong-omong soal bangunan itu, apa kau masih berniat mengambilnya dariku?" tanya Jennie.
Taehyung terlihat mengalihkan pandangannya ke arah depan dan memasang tampang berpikir. Tepat ketika lampu merah berubah menjadi warna hijau, pria itu melajukan mobilnya namun masih juga terlihat menimbang keputusannya. "Sepertinya tetap akan kulakukan," putusnya pada akhirnya.
Ia tentu saja sedang mencoba menjahili gadis pemarah di sebelahnya itu.
"Ya, tega sekali kau melakukannya padahal aku sudah membantumu!" seru Jennie tak terima. Wanita itu mendecih sinis dan membuang pandangannya ke arah jalanan di sebelahnya melalui kaca jendela. "Lihat saja ya, aku tidak mau bicara denganmu."
Taehyung tertawa mendengar ucapannya. "Benarkah? Kita lihat saja nanti," ujar Taehyung tersenyum konyol. Kini mengganggu Jennie adalah salah satu kegiatan yang masuk ke daftar hobinya.
Masih merajuk, Jennie memilih untuk tetap diam dan tidak membalas ucapan pria itu. Namun tanpa ia sadari, sembari menatap jalanan, ia malah kembali hanyut dalam lamunannya mengenai kejadian satu setengah jam yang lalu.
"Aku minta maaf."
Jennie menghembuskan nafasnya berat. "Wonwoo-ya, aku sudah memaafkanmu," ujar wanita itu lembut. Bagaimana pun, ia tahu bahwa membenci bukanlah jalan keluar dari sebuah masalah.
"Kau benar-benar memaafkanku?" tanya Wonwoo memastikan. Jennie bisa melihat jelas binar yang terpancar di kedua bola mata mantan kekasihnya itu. Binar mata yang begitu ia rindukan.
Jennie tersenyum tipis dan mengangguk. "Tapi ada hal yang tidak bisa untuk dilanjutkan di antara kita berdua. Aku mungkin memaafkanmu, tapi kita tidak bisa tetap bersama. Hubungan kita sudah terlalu hancur untuk diteruskan, dan berhenti memang satu-satunya jalan. Maaf sekali, Wonwoo."
Wonwoo terdiam cukup lama. "Kita bisa memperbaikinya, Jen. Hanya ... -Hanya beri aku satu kesempatan lagi," ujar pria itu begitu lemah.
Jennie menggeleng. "Tidak ada lagi yang bisa diperbaiki. Seperti kau sudah menghancurkan cermin, apa mungkin kau bisa memperbaikinya tanpa kehilangan satu butir bagian pun? Ditambah lagi, apa mungkin bentuknya bisa kembali seperti semula?" Jennie menatap Wonwoo begitu sendu. "Aku menyayangimu, Woo-ya. Aku sangat menyayangimu. Hanya saja, luka yang kau beri sudah terlalu dalam dan aku tidak ingin mengulanginya lagi," lirih wanita itu.
"Kau tidak bisa melakukan ini padaku, Jennie-ah." ujar Wonwoo menatapnya dengan tatapan yang Jennie sendiri tak bisa artikan. Seperti tatapan terluka dan juga dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold | Complete (✔)
Fanfiction[Trailer Tersedia | Baku] -TaeJenKook- Dalam semilir suasana yang menghangat, tidak ada seorang pun di antara mereka yang tahu bahwa isi hati Taehyung dan Jungkook sebenarnya sama. Mereka sama-sama menyukai wanita yang berada di hadapan mereka itu. ...
