38. 킴, 강해야 해 [Kim, Kau Harus Kuat]

3.4K 499 60
                                    

Sangat disarankan baca chapter ini sambil denger lagu
[Davichi - This Love]
Bisa diputar di mulmed

atau

lagu Korea sedih lainnya

....

Taehyung menyingkirkan tangan wanita yang menggelayutinya. "Heebin, hentikan!"

Wanita itu mengerucutkan bibirnya dengan sebal. "Kenapa? Biasanya kau tidak pernah menolak," ujarnya tidak senang. Tatapan matanya mengisyaratkan bahwa ia kesal akan penolakan Taehyung terhadapnya. "Apa karena kekasihmu itu? Ah, aku tahu. Apa dia lebih memuaskanmu daripada aku sehingga kau lebih memilihnya?"

Di tengah perasaan tidak nyamannya, Taehyung menatap Heebin. "Aku tidak pernah berhubungan dengannya. Heebin-ssi, aku hanya akan melakukannya lagi dengan istriku."

"Kalau begitu jadikan aku istrimu!"

Taehyung tertawa. "Kau? Menjadi istriku?" tanyanya. "Heebin, aku punya kekasih yang sangat kusayangi dan akan kujadikan istri sebentar lagi. Bagaimana mungkin aku meninggalkannya begitu saja ketika diriku sudah tertambat penuh padanya?"

Heebin menahan amarahnya dengan wajah mengeras. "Apa kau yakin dia akan tetap memilihmu ketika dia tahu kau suka bermain dengan wanita di belakangnya?"

Taehyung diam dengan sendawa yang tiba-tiba saja keluar dari mulutnya. "Kalau begitu, aku akan jelaskan padanya sekarang. Selamat tinggal, Heebin-ssi!"

Pria mabuk itu bangkit dari duduknya dan berjalan sedikit sempoyongan. Ketika ia baru saja mencapai pintu masuk club itu, tiba-tiba ia memegangi dadanya yang mendadak terasa begitu sakit. Ia merintih hebat dengan wajah memerah menahan sakit.

"Taehyung? Ya! Ada apa denganmu?!" sebuah suara terdengar oleh rungunya disusul seseorang yang membantunya berdiri.

"J-Jimin-ah, dadaku---"

"Diamlah!" ujar Jimin. Pria bertubuh lebih pendek darinya itu pelan-pelan menuntunnya keluar dari club dan naik ke dalam mobilnya. "Syukur aku datang ke sana di saat yang tepat. Kita ke rumah sakit sekarang."

"Tapi aku ingin bertemu Jennie-"

Jimin berdecak sembari dirinya memutar stir mobilnya meninggalkan parkiran club. "Jangan macam-macam! Kau harus ke rumah sakit sekarang."

Di tengah perjalanan, Jimin melirik ke arah Taehyung yang tampak terengah-engah. "Kau bawa obatmu?" tanyanya.

Taehyung memandangnya kaget di tengah kesakitannya. "Darimana kau-"

"Jawab saja!" kesal Jimin. Ia begitu panik dan kalut sehingga tanpa sengaja berteriak ke arah Taehyung.

"Aku lupa membawanya," jawab Taehyung.

Sejujurnya Jimin merasa begitu takut saat ini. Taehyung, ia tahu mengenai sesuatu yang selama ini pria itu tutupi. Dan ketakutannya memuncak sekarang, saat pria itu tampak begitu kesakitan memegang dadanya.

"Bertahanlah. Kita akan segera sampai."

Memakan sekitar hampir 10 menit dengan kecepatan pembalap yang Jimin tempuh untuk sampai di sebuah rumah sakit yang bagus dan tidak terlalu jauh dari club. Ia segera memanggil perawat untuk membaringkan tubuh sahabatnya dengan brangkar.

"Utamakan berikan dia oksigen," ucapnya. Para perawat itu mengangguk dan membantu Taehyung untuk tidur di brangkar.

Suara sirene ambulans dan sirene polisi membuat perhatian semua yang ada di sana sempat teralih. Perawat yang lain tampak terburu-buru menuju ambulans dan menurunkan brangkar beserta pria yang berada di atasnya.

The Truth Untold | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang