Niatnya Jumat mau up, eh ternyata ga sempat ngetiknya :")
Btw, HAPPY JUNGKOOK'S DAY SEMUAAA💕💕💕
Play mulmed
(Scenery - Kim Taehyung)...
"Jungkook-ah, ada apa denganmu?" tanya Yoongi pada pria yang tampak terus merenung sejak acara berlangsung.
"Ah-aniyo. Nan gwenchana, hyung." Jungkook menjawab dengan senyum tipis yang Yoongi yakin hanya sebuah kepura-puraan. Namun daripada mendesak, pria itu memilih untuk mengangguk.
"Kekasih Taehyung cantik bukan?" tanya Yoongi yang menyadari bahwa pria di sebelahnya itu tampak memperhatikan Jennie yang tengah berdiri dengan anggunnya di sebelah Taehyung seraya tersenyum hangat merespon lawan bicara kekasihnya itu.
Jungkook menolehkannya kepalanya menatap Yoongi untuk beberapa saat kemudian kembali menatap Jennie dengan senyum miring. "Ne," sahutnya singkat.
"Sudah kukatakan padamu sebelumnya, kau hanya akan dianggap teman jika tidak berani mengungkapkannya, Kook." Jimin tiba-tiba ikut bergabung dengan ketiganya seraya menatap Jungkook yang tampak kaget dengan kemunculannya.
Yoongi mengerutkan dahinya. "Kau menyukainya?" tanyanya pada Jungkook begitu frontal. Jungkook hanya diam dan masih menatap Jennie.
"Dia baik, dia penyayang, dan aku menyukainya bahkan saat perjumpaan pertama kami." Jungkook menatap Jennie dengan sendu. "Jennie noona adalah alasan kenapa akhirnya aku membuka perasaanku setelah sekian lama menutupnya karena kepergian Yeri." Tak disangka-sangka, Jennie menoleh ke arahnya dan melambaikan tangannya dengan senyumnya yang selalu Jungkook suka.
"Kook, Yeri sudah pergi tiga tahun yang lalu," Jimin berujar begitu pelan.
"Dan itu karenaku, Hyung."
----
"Benar-benar hari yang melelahkan," sungut Jennie seraya melepaskan high heels-nya. Keduanya kini tengah berada di taman di pinggir sungai Han seusai menghadiri acara Jimin.
Di belakangnya, Taehyung tertawa lalu melemparnya dengan kacang yang ada di tangannya. "Dasar lemah!" ejeknya.
"Ya!" seru Jennie hendak melayangkan sepatu heels di tangannya kepada pria itu. "Andai saja kau yang menggunakan ini," sinis Jennie seraya membuang pandangannya ke arah depan, malas menatap Taehyung lebih lama.
"Tapi jujur, kau tampak cantik sekali hari ini." Taehyung berujar sambil menatap intens Jennie meski wanita itu memunggunginya. "Kekasihku memang luar biasa!" serunya setengah berteriak.
Jennie menolehkan kepalanya dan menatap pria itu cukup lama, sedangkan yang ditatap malah menunjukkan senyum kotaknya yang begitu khas. Wanita itu tersenyum tipis seraya kembali menatap sungai di depannya. Kepalanya tertunduk dan menatap kaki telanjangnya yang menapak pada dinginnya pavin block.
"Kenapa kau sedih?" tanya Taehyung berjalan mendekat dan menatap wanita itu. "Ya, gwenchanayo?" tanyanya seraya memutar tubuh Jennie agar berhadapan dengannya. Taehyung menarik dagu Jennie agar menatap matanya, betapa terkejutnya ia ketika menemukan bahwa Jennie tampak menangis. "Jennie-ah, wae?" tanyanya khawatir.
Bukannya menjawab, Jennie justru menangis lebih keras hingga akhirnya Taehyung merengkuhnya dalam pelukan hangat dan membiarkan wanita itu menangis di dadanya. Ia mengusap lembut punggung wanita yang tampak bergetar itu. "Uljima..." (Jangan menangis)
"K-kau mengingatkanku p-padanya," ujar Jennie disela-sela tangisnya. Tanpa sadar, tangan Taehyung yang sebelumnya mengusap punggungnya perlahan memelan dan akhirnya berhenti disertai tatapannya yang mendadak kosong. "Taehyung-ah, bantu aku..." ujar Jennie.
Taehyung melepaskan pelukannya dan menatap Jennie intens. Tangannya dengan lembut mengusap sisa-sisa air mata Jennie. "Membantumu dalam hal apa, hm?" tanya Taehyung dengan lembutnya. "Jika aku mampu, aku pasti membantumu." Ia tersenyum dengan tulus.
"Bantu aku..." Jennie tampak menarik nafasnya sebelum melanjutkan ucapannya. "Bantu aku melupakan Wonwoo."
--
3 hari berlalu...
"Kami hampir sampai, eomma," ujar Jennie melalui sambungan telepon. Wanita itu turun dengan tergesa-gesa menuju pintu kedatangan internasional di bandara Incheon. Tak jauh di belakangnya, Taehyung berjalan sama buru-burunya dengannya.
"Jennie-ah, ibumu yang mana?" tanya Taehyung ketika para penumpang mulai keluar dari dalam sana.
Dengan mata yang terus mengamati, Jennie menjawab, "Aku juga belum melihatnya, tapi yang jelas dia bilang dia memakai baju berwarna navy."
Tak lama setelahnya, Ibu dan Ayah Jennie keluar dari dalam. "Itu mereka!" seru Jennie seraya melambaikan tangannya. Mendadak Taehyung merasa degub jantungnya bertambah cepat. Ia takut kalau-kalau orangtua Jennie tidak menyukainya.
Ketika orangtua Jennie sampai di tempat mereka berdiri, Jennie langsung memeluk mereka dengan begitu erat. Bagaimana pun, ia pasti merindukan kedua orangtuanya itu. Taehyung sendiri hanya tersenyum lalu mengangguk sopan ketika matanya bertatapan dengan ayah Jennie.
"Apa ini Kim Taehyung?" tanya ibu Jennie ketika mereka sudah selesai berpelukan. "Kau tampan sekali, nak."
"Kamsahabnida, ahjumma." Taehyung berucap dengan sopan.
"Panggil saja, eommoni. Kita sebentar lagi akan menjadi menantu dan mertua, tidak usah canggung." Ibu Jennie tersenyum hangat pada Taehyung.
Taehyung pun mengangguk dengan senyumnya. "Ne, eommoni."
"Appa sangat lapar, bagaimana kalau kita makan?" Ayah Jennie berujar seraya menatap ketiga orang lainnya itu secara bergantian.
---
"Saya permisi sebentar ke toilet," ujar Jungkook pada klien seusai mereka mendiskusikan beberapa hal.
Kaki panjangnya berjalan dengan langkah santai menuju kamar kecil yang letaknya tak begitu jauh dari tempat duduknya berada.
"Jadi kalian awalnya bertemu karena Jennie mendatangi kantormu dan marah-marah? Perjumpaan kalian benar-benar seperti skenario film."
Jungkook mendadak menghentikan langkahnya ketika mendengar nama Jennie di sebut. Tak lama setelahnya, ia bisa mendengar suara tawa khas yang begitu ia kenal, suara tawa milik Taehyung. Karena rasa penasarannya, ia mencoba mengintip ke balik tembok dimana suara itu berasal.
"Taehyung-ah, kau harus sabar menghadapi Jennie kami yang memang suka mengomel," ujar ibu Jennie yang diberikan pelototan oleh Jennie.
"Eomma!" rengeknya.
"Aku sudah terbiasa, eommoni. Bahkan ia sudah sering sekali mengomeliku," adu Taehyung yang membuat Jennie menatapnya sama jengkelnya. Ketiga orang di sana tampak tertawa senang seraya mengejek Jennie.
Hati Jungkook mencelos ketika mendengar ibu Jennie memanggil nama Taehyung begitu akrab. Itu artinya, Jennie sudah mengenalkan Taehyung kepada orangtuanya secara langsung. Bisa dibilang, hubungan keduanya sudah jelas adalah hubungan yang serius.
Ketika Jungkook baru saja hendak melangkahkan kaki memasuki area toilet pria, tiba-tiba seseorang memanggilnya. "Jungkook?" Jungkook menoleh dan menatap kaget orang yang baru saja memanggilnya itu. "Ah-ternyata benar Jungkook," ujar wanita itu tersenyum hangat.
--tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold | Complete (✔)
Fanfic[Trailer Tersedia | Baku] -TaeJenKook- Dalam semilir suasana yang menghangat, tidak ada seorang pun di antara mereka yang tahu bahwa isi hati Taehyung dan Jungkook sebenarnya sama. Mereka sama-sama menyukai wanita yang berada di hadapan mereka itu. ...