Buat kalian yang belum pernah vote, silahkan kembali ke chapter awal dan tekan bintang di sebelah kiri.
Khusus bab ini, aku pengen kalian spam komen.
Udah chapter terakhir nih,
jadilah pembaca yang baik ya teman-teman sekalian😊❤
Play Mulmed
(The Truth Untold - BTS)
....
Jennie menatap pusara itu dengan wajah sembab. Ia tidak berhenti menangis sejak kenyataan pahit yang mendatanginya di saat yang bersamaan. Air matanya bahkan sudah habis hingga ia tak mampu lagi mengeluarkan luquid bening itu dari matanya.
Kedua prianya telah tiada. Taehyung dan Jungkook sama-sama meninggalkannya.
Jennie mencoba menghibur diri, setidaknya Taehyung tidak akan merasa sakit lagi. Dada pria itu sudah tidak lagi terasa sesak dan ngilu. Taehyung sudah sembuh dengan cara paling baik menurut Tuhan.
Kedua pusara itu bersebelahan. Menunjukkan jelas bagaimana persahabatan erat keduanya tetap terjalin bahkan hingga maut memisahkan. Jika yang satu pergi, maka yang satunya ikut pergi. Rasanya sesak sekali, Jennie bahkan harus meraup banyak sekali udara untuk mengisi paru-parunya yang mendadak terasa dicengkram.
Tubuh Taehyung menciptakan sel imun untuk menyerang hati karena menganggap benda tersebut sebagai objek asing dari luar tubuh. Pria itu tidak mampu beradaptasi dengan hati barunya dan menyebabkan adanya pendarahan di anastomosis, tempat di mana pembuluh darah dari organ pendonor dan penerima disambungkan.
Omong-omong, Nyonya Kim sudah tidak ada di sana. Beliau kembali ke tempat rehabilitasi sementara karena depresi berat yang dialaminya. Tepat ketika berita kematian Taehyung diberitahu, wanita paruh baya itu pingsan dan segera dilarikan ke UGD. Ketika siuman, ia meracau sambil menangisi putranya yang telah tiada. Begitu miris, hingga Jennie tidak sanggup sama sekali bahkan untuk menatap lama. Yang bisa ia lakukan hanya mencoba menenangkan nyonya Kim dan memberikan perawatan layak untuk sementara pada wanita itu di tempat rehabilitasi.
Sebuah rangkulan hangat tiba-tiba melingkari bahunya, membuatnya lantas menoleh dan mendapati presensi Jimin yang mencoba menguatkannya. Pria itu tidak kalah kacaunya dengan Jennie. Dua sahabatnya sejak SMA pergi meninggalkannya di saat yang bersamaan tentunya menjadi pukulan berat baginya.
"Jim-"
Mendekap erat wanita itu, Jimin mencoba menenangkannya. "Mereka sudah tenang, Jen," ucap Jimin memberi kekuatan pada Jennie ketika wanita itu kembali menangis. Tak apa, Jennie bisa melampiaskan tangisnya pada Jimin sebab pria itu sama sekali tidak merasa keberatan untuk itu. Karena sebelum Taehyung pergi, ia sempat mengatakan sesuatu pada Jimin.
"J-Jim, jaga Jennie untukku dan Jungkook, ya? Jangan membuatnya menangis seperti yang kami lakukan. Kau harus bisa menjadi sandarannya jika ia dirundung sedih. Bolehkah aku.... memohon padamu?"
....
Jennie meregangkan tubuhnya yang terasa begitu pegal bukan main. Hampir seharian penuh ia mengerjakan pekerjaannya yang begitu menguras otak serta tenaga. Ah, kapan ia terakhir kali makan? Dirinya sendiri bahkan lupa. Wanita itu bangkit dari kursinya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Ia perlu minum untuk menjernihkan otaknya yang terasa panas bukan main.
Ketika dirinya sedang sibuk dengan air minumnya, bel flatnya tiba-tiba saja berbunyi. Jennie mengernyit bingung, siapa yang datang malam-malam begini? Dengan langkah malas, wanita yang bahkan masih memegang gelas itu berjalan menuju pintunya dan mengintip dari layar interkom. Decakan pelan meluncur mulus disusul dengan wajah masamnya ketika ia membukakan pintu bagi orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold | Complete (✔)
Фанфикшн[Trailer Tersedia | Baku] -TaeJenKook- Dalam semilir suasana yang menghangat, tidak ada seorang pun di antara mereka yang tahu bahwa isi hati Taehyung dan Jungkook sebenarnya sama. Mereka sama-sama menyukai wanita yang berada di hadapan mereka itu. ...
