15. 발열 [Demam]

4.7K 847 61
                                    

Jangan lupa tekan bintangnya ya gengs

✨✨✨

...

"Eodiseyo?" (Kau dimana?) tanya Taehyung melalui sambungan telepon.

"Di jalan, hampir sampai ke gedung flatku. Jangan bilang kau sudah sampai?"

Taehyung berdecak. "Bisa cepat sedikit? Aku bisa mati kedinginan jika begini," ujarnya.

"Mwo? Waeyo?" tanya Jennie panik.

"Tadi aku terkena hujan. Sial sekali aku membawa motor menuju ke sini," ujarnya seraya melengeratkan pelukannya pada tubuhnya sendiri.

"Aku baru saja sampai di depan gedung. Aku akan segera tiba dalam beberapa menit," ujar Jennie. Dengan cepat wanita itu turun dari taksi dan berlarian menghindari butiran gerimis menuju ke dalam.

Lift ternyata baru saja naik ketika dia datang. "Sial!" ujarnya kesal. Lantaran tidak ingin membiarkan Taehyung mati kedinginan, ia harus membiarkan dirinya sedikit berolahraga dengan menaiki tangga menuju lantai 3.

Kaki-kaki jenjangnya berlari menapaki satu persatu anak tangga. "Kenapa sih dia itu bodoh sekali? Bukankah matanya bisa melihat bahwa akan turun hujan? Kenapa dia malah membawa motor?" dumel Jennie sebal.

Begitu Jennie sampai pada anak tangga terakhir, dia segera menuju lorong dimana flatnya berada.

"Ya! Byuntae-nim!" (Hei! Tuan mesum!) panggilnya seraya berlari ke arah pria itu. Ketika dia sampai tepat di depan pria itu, Taehyung terjatuh dan menabrak dirinya.

"Dingin sekali," gumam Taehyung pelan. Tubuhnya yang sebelumnya basah sudah mulai melembab—menjadi pertanda jelas bahwa dia pasti sudah menunggu cukup lama.

"Kenapa kau bodoh sekali?" omel Jennie. Dengan pelan wanita itu membantu Taehyung berjalan masuk ke dalam flatnya. Dia segera meminta Taehyung mengeluarkan ponsel serta beberapa bendanya untuk diletakkan di atas meja di ruang tamu.

Kemudian Jennie pelan-pelan menuntun Taehyung ke dalam kamarnya. "Sejujurnya aku tidak ingin membiarkan siapapun masuk ke kamarku. Bersyukurlah aku berbaik hati tidak menaruhmu di sofa," ujar Jennie. Dengan telaten dia membantu Taehyung duduk dalam posisi yang pas dengan bersandar pada headboard kasurnya.

"Buka sweater-mu," perintah Jennie sebelum dirinya berjalan menuju lemarinya.

Dengan pelan Taehyung membuka sweater-nya dan menyisakan kemeja putihnya lengan panjangnya. "Sudah," ujar Taehyung ketika dia sudah selesai.

Jennie kembali ke hadapannya dengan sebuah handuk tebal di tangannya. "Aku akan siapkan air hangat. Kau harus mandi setelah ini, oke?"

"Tapi aku merasa lemas sekali," sungut Taehyung. "Tidak mungkin aku memintamu memandikanku," gumamnya yang diberi dengusan oleh wanita itu.

Jennie akhirnya mendudukkan dirinya di bibir ranjang dan menatap Taehyung lamat-lamat. "Kemarikan kepalamu," ujarnya.

"Mwo?"

"Sini dekatkan kepalamu, biar aku mengeringkannya dengan handuk," ujar Jennie namun Taehyung masih juga menatapnya dengan pandangan bingung. Jennie menghela nafasnya, pada akhirnya dia jugalah yang harus mendekatkan diri ke arah pria itu. Tangannya terulur ke arah kepala pria itu dan mengusap-usap rambut Taehyung dengan pelan. "Lain kali bawa mobil saja jika sudah melihat langit mendung," omelnya di sela-sela kegiatannya.

Hati Taehyung terasa menghangat mendengar ucapannya. Seketika dia merasakan kembali rasanya diomeli dengan kasih sayang oleh orang lain.

Jennie menghentikan kegiatan mengeringkan rambut Taehyung dan menatap pria itu. "Jika kau sakit, bagaimana kau bisa menghadiri acara besok?" tanyanya sebelum kembali mengusap-usap rambut Taehyung.

The Truth Untold | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang