Play Mulmed
(Punch - Yesterday)
....
Netra nyonya Kim menatap lekat sosok Jennie yang duduk di hadapannya. Sebuah helaan napas panjang disusul bahu yang nampak turun menjelaskan beban berat yang dipikul wanita paruh baya itu.
"Eommoni tidak berharap bahwa kita bisa berbicara berdua karena kejadian tidak mengenakkan seperti ini, Jen." Wanita itu berujar lemah.
Seulas senyum pengertian terulas manis di wajah Jennie. "Tidak apa-apa, eommoni. Kita semua sama-sama tidak berharap terjadi hal buruk seperti ini."
"Taehyung bercerita pada eommoni kau merawatnya dengan baik selama eommoni tidak ada. Kau wanita baik. Taehyung benar-benar beruntung memilikimu." Nyonya Kim tersenyum samar. "Jennie, maaf jika eommoni belum bisa memiliki waktu khusus untuk berbicara mengenai ini sebelumnya. Tapi eommoni benar-benar berharap Taehyung memiliki pendamping yang baik, seperti dirimu."
Ucapan nyonya Kim mendapat senyuman tulus dari kekasih putranya itu. "Eommoni, aku tidak akan meninggalkannya dalam kondisinya yang sedang buruk. Aku akan tetap bersamanya. Eommoni tidak perlu khawatir." Jennie berujar lembut.
Suasana hiruk-pikuk kafeteria rumah sakit tidak terasa mengganggu dan mengusik pembicaraan mereka yang akhirnya dibalut keheningan panjang.
Selang beberapa menit, nyonya Kim tiba-tiba menggenggam tangan Jennie yang ada di meja yang menjadi pembatas mereka. Tentu saja tindakannya sempat membuat Jennie terkejut untuk sesaat. Ada getaran yang terasa pada tangan nyonya Kim yang menggegam tangannya membuat Jennie menatap khawatir pada wanita itu.
"Eommomi, kau baik-baik saja?" tanya Jennie hati-hati.
Dengan bergetar, nyonya Kim menjawab, "Jennie-ah, Eommoni merasa hancur."
----
Wanita itu berlari. Raut wajahnya begitu tegang, napasnya memburu disertai tungkai jenjangnya berlari meninggalkan setiap langkah yang sudah ia ambil. Dengan tujuan pasti, yakni ruang operasi rumah sakit.
"Taehyung mendapat pendonornya." -- Begitulah ucapan Jimin sewaktu pria itu meneleponnya. Maka tak butuh waktu lama untuk berpikir, Jennie segera keluar dari flatnya dan berangkat menuju rumah sakit sesegera mungkin. Tak peduli bahwa hari sudah tengah malam.
Sesampainya Jennie, di luar ruang operasi terlihat Jimin dan Yoongi yang menemani nyonya Kim di sana. Wanita itu langsung berlari pada ibu Taehyung dan memeluknya dengan erat. Ibu Taehyung dengan tidak ragu terisak di hadapan calon menantunya itu. Jennie bisa mengerti, pasti kekhawatiran yang wanita ini tanggung sangat besar ketika menyerahkan putranya untuk dioperasi. Hanya ada dua kemungkinan pada kondisi Taehyung di dalam sana, sembuh atau justru tidak selamat.
"Eommoni, semua akan baik-baik saja." Jennie berusaha sedikit menghibur wanita yang lebih tua darinya itu meski ia pun sama khawatirnya.
Jimin dan Yoongi hanya bisa menatap mereka sendu, tidak sanggup rasanya terlalu lama melihat momen yang mengiris hati siapapun yang melihatnya itu. Dua wanita itu punya cinta yang besar pada pria yang terbaring di dalam sana.
Jennie merasa ada yang janggal di sana, jadi ia bertanya dengan pelan kepada Jimin, "Sebenarnya, siapa yang mendonorkan hatinya pada Taehyung?"
Pria itu diam dan hanya menghela napas. Tingkahnya benar-benar membuat Jennie tegang bukan main.
"D-dimana Jungkook? Apa dia memang sudah pulang malam ini?" tanya Jennie dengan bergetar. Dan entah mengapa, ia takut untuk mendengar jawaban Jimin meski pria itu hanya bungkam. "Tidak mungkin," lirih Jennie. Tenaganya seolah disedot habis. Bahunya mendadak lemas dengan air mata yang mengumpul di pelupuknya. "Jim, kau-"
Sekitar pukul satu dini hari atau sekitar satu jam setelah operasi dimulai, pintu ruang operasi dibuka dan menampilkan dokter bedah beserta pada perawat yang keluar dari dalam. Kompak, keempatnya berdiri dengan kecemasan luar biasa.
"Pasien Taehyung masih belum sadarkan diri. Operasinya berjalan lancar, dan hanya perlu menunggu sampai pengaruh biusnya habis. Setelahnya, baru akan dilakukan kontrol lanjutan." Sebuah kelegaan meliputi mereka yang menunggu sedari tadi setelah dokter tersebut berkata demikian.
Namun Jennie masih diam di tempat dengan pikiran yang mendadak kosong. Hingga Jimin mengatakan hal yang membuatnya hampir pingsan saat itu juga.
"Jen, Jungkook sudah pergi."
-----
Ini aku, Bunny Koo.
Noona, bagaimana kabarmu?
Kuharap kau baik-baik saja bersama dengan yang lain di sana.
Noona, aku mencintaimu.
Maaf jika aku menyampaikannya tidak secara langsung... Tapi pada akhirnya, aku ingin kau tahu mengenai perasaanku.
Aku tahu keberadaanku menjadi penghalang besar di antara hubunganmu dengan Taehyung hyung. Aku tahu benar aku salah karena meletakkan perasaanku padamu yang jelas-jelas sudah kekasih sahabatku sendiri.
Sebisa yang kumampu, aku mencoba melindungimu sebagai bukti nyata bahwa aku mencintaimu dan tidak ingin kau terluka. Pada akhirnya, aku mencoba ikhlas. Aku tak masalah hanya dianggap teman asal bisa tetap dekat denganmu. Itu cukup bagiku.
Namun keadaanku yang hanyalah manusia biasa tetap tidak bisa lepas dari keegoisan. Aku ingin memilikimu seutuhnya. Tapi sosok Taehyung hyung sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri. Aku tidak mungkin mengkhianatinya. Posisiku benar-benar sulit, noona.
Ketika mengetahui bahwa hyung ternyata memiliki masalah pada organ hatinya, hatiku teriris. Melihat bagaimana malam itu kau menangis hebat di depan gedung rumah sakit sambil memegang tangannya, ada sendu yang tak bisa kuhentikan setelah jelas bahwa kau begitu mengkhawatirkannya.
Maka dengan segenap keputusan yang telah kubuat, aku akhirnya menyerahkan hatiku padanya. Bukan karena aku menyerah pada keadaan dimana aku tidak bisa memilikimu, tapi aku ingin menolong sahabatku. Karena aku tahu, Taehyung hyung juga adalah kebahagiaan dari wanita yang kucintai.
Ada secuil harapan yang aku lambungkan ketika membuat keputusan besar ini. Aku berharap hatiku yang ada padanya, bisa merasakan dicintai olehmu, noona.
Sejenak aku bayangkan ulang
Semua kenangan yang telah kita lewati
Tawa dan canda bahagia kita
Serta senyum yang tak lepas tiap berjumpa. Kita ditakdirkan untuk bertemu tapi tidak untuk bersatu.
Noona-ku, di kehidupan selanjutnya...
Kuharap kita bisa bersama. --Jeon Jungkook
-----
---tbc
Adakah yang mewek??
Itu wajib banget videonya ditonton biar nge-feel
Btw, satu chapter lagi tamat 🌚🌝
Sekedar spoiler, kalian bakal tercengang sama chapter terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold | Complete (✔)
Fanfiction[Trailer Tersedia | Baku] -TaeJenKook- Dalam semilir suasana yang menghangat, tidak ada seorang pun di antara mereka yang tahu bahwa isi hati Taehyung dan Jungkook sebenarnya sama. Mereka sama-sama menyukai wanita yang berada di hadapan mereka itu. ...
