12. 소중한 순간 [Momen Berharga]

4.3K 795 50
                                    

Tekan bintangnya ya^^

Happy Reading❤

...

Aroma mint dari Taehyung menjadi penenang bagi Jennie, juga ditambah dengan semilir angin dari berbagai arah yang dengan lembut membelai. Kini mereka berdua berada di rooftop gedung perusahaan Taehyung. Pria itu sengaja membawanya pergi dari klinik menghindari kemungkinan Wonwoo kembali dan melukai wanita itu lagi.

Taehyung tampak tidak keberatan untuk membiarkan dirinya menjadi sandaran wanita yang sedang kalut itu. Tangan kanannya bahkan setia mengusap lembut bahu kanan Jennie, mencoba memberinya kekuatan lebih. Ia sudah mendengar detail kisah Jennie mengenai kekasihnya dan juga perihal undangan yang memancing Wonwoo murka itu.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?" gumam gadis itu pelan.

Taehyun melirik sekilas kepala Jennie yang persis berada di bahunya itu sebelum mengalihkan pandangannya pada gedung-gedung di depan mereka. "Aku tidak tau apa saja yang sudah kalian lalui bersama—tapi kupikir, saat dia sudah berani melukaimu baik fisik maupun perasaanmu, melepaskan adalah pilihan yang terbaik," ujarnya bijak.

Jennie mendengarnya, sungguh. Hanya saja mulutnya terlampau kelu untuk mengeluarkan sepatah kata sebagai respon. Dan juga hatinya yang sejujurnya belum siap untuk melakukannya. Dan akhirnya hanya keheningan menyelimuti hingga hampir satu menit lamanya.

"Kemarin aku sudah mencobanya," aku Jennie yang membuat Taehyung kembali menatapnya—ralat, menatap kepalanya. "Tapi dia menolak dengan keras dan bahkan hampir meluapkan amarahnya di pinggir jalan. Beruntung sekali ada seseorang yang menolongku," ujar Jennie melanjutkan.

Taehyung tidak tahu harus merespon seperti apa, jadi dia hanya diam dan menunggu Jennie untuk kembali bersuara.

"Ah iya-" Jennie perlahan membaguskan posisi duduknya dan tidak lagi bersandar pada Taehyung. "Bagaimana bisa kau menemukanku? Aku bahkan belum sempat mengirimkan lokasiku padamu."

Taehyung menatap Jennie cukup lama sebelum akhirnya menjawab. "Aku hanya berpikir mungkin kau ada di klinikmu. Untung saja beberapa hari yang lalu aku sempat membaca detail gedung itu." Jennie lantas mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai respon.

"Apa kau merasa lebih baik?" tanya Taehyung hati-hati.

Jennie mengangguk pelan. "Gomawo," ujarnya tulus yang dibalas anggukan singkat oleh pria itu.

Hingga kemudian keheningan kembali menyelimuti mereka.

"Omong-omong, bagaimana dengan ibumu? Apa kau sudah mengatakan yang sebenarnya?" tanya Jennie.

Karena ucapannya, Taehyung teringat akan ucapan ibunya. Menundukkan kepala, Taehyung hanya bisa menghela nafas. "Berjalan buruk. Ibuku tidak ingin aku menjelaskan kebenarannya secara menyeluruh. Dia hanya mendengar setengah dan mengambil kesimpulan sendiri."

"Memangnya apa yang ibumu simpulkan?" tanya Jennie cukup penasaran.

"Saat kukatakan kau bukan kekasihku, dia berpikir kita bertengkar dan akhirnya putus. Aku mencoba mengungkit perjodohanku dengan wanita yang sudah sempat dia pilih dan mencoba menjelaskan bahwa kau hanya dokter yang tidak sengaja aku temui. Tapi dia malah mengambil kesimpulan bahwa aku menyia-nyiakan kekasih dokter sepertimu," jelas Taehyung secara rinci.

Jennie menatap Taehyung cukup lama sebelum kembali bersuara, "Ibumu mengingatkanku pada ibuku yang ada di New Zealand sana," ujarnya dengan tawa getir.

Menikahkan putrinya dengan orang yang bahkan putrinya tidak kenal sama sekali, Jennie pikir ibunya mungkin sudah kehilangan akal.

"Jennie-ah," panggil Taehyung membuat Jennie menoleh menatapnya. "Apa aku bisa meminta bantuanmu?" tanyanya dengan sedikit ragu.

The Truth Untold | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang