-Awal Baru-1 tahun sudah berlalu. Dan di tahun bertepatan dengan 4 tahunnya sang anak, si tertua pertama dirumah ini mulai melaksanakan kewajibannya untuk mengikuti Wajib Militer.
Hal yang kalian ketahui, wajib militer memang diperuntungkan oleh negara Korea selatan, kepada seluruh namja dewasa disana. Bahkan, idol dan tokoh publik terkenal sekalipun tetap melakukan tugas negara itu.
Iya, Yora kembali merasakan bagaimana rasanya tidak ada salah satu appa nya dirumah untuk bermain bersama, atau sekedar menatap satu sama lain. Ini tidak sama dengan appa nya yang pergi bekerja dan akan pulang di sore harinya. Karena appa nya yang satu itu akan pulang sangat lama, tidak seperti biasanya. Apalagi dia tidak bisa merasakan masakan yang selalu enak menurutnya itu untuk 2 tahun kedepannya.
Memang, masih ada appa - appa nya yang lain dirumah ini. Bahkan samchon mudanya juga masih setia menemaninya bermain. Tapi tetap saja, menurut Yora ada yang kurang dirumah ini. Tidak lengkap jika appa nya yang selalu dilihatnya itu hanya tersisa 6 orang.
Seokjin sebenarnya sangat berat hati meninggalkan anaknya yang akan masuk sekolah mulai minggu depan itu. Bukankah sangat membanggakan, anaknya yang baru berusia 4 tahun itu mau belajar di sekolah dan akan menyesuaikan diri dengan bertemu dan bergaul bersama anak baru seusianya disana? Seokjin tentu sangat bangga, sangat. Bahkan senang bukan main sa'at anaknya itu meminta kado ulangtahun untuk bersekolah. Semua orang yang ada dirumah sampai bersorak senang.
Seokjin memang sangat menunggu hal seperti ini, apalagi melihat anak itu mulai tumbuh dan selalu aktif setiap harinya. Dia merasa tidak rela untuk meninggalkan sang anak karena juga ingin memantau dan melihat secara langsung pertumbuhan anaknya itu dengan mata kepalanya sendiri.
Tapi mau bagaimana lagi? Tugas negara tetap menghalau keinginannya itu.
Yora memang masih terlalu kecil. Bahkan anak itu juga mengira kepergian Seokjin, sama seperti Namjoon kala itu. Sedang bekerja diluar negeri beberapa hari, dan akan kembali dengan cepat. Mungkin butuh beberapa tahun lagi anak ini akan mengerti. Berharap kelak Jimin akan menjelaskan pada anaknya ini dengan baik.
.
Hari itu sangat di ingat oleh Seokjin. Di mana sa'at itu, adalah hari keberangkatannya tiba.
Sang anak sa'at itu memeluknya lama di stasiun untuk pemberangkatan terakhir. Dia benar - benar berangkat setelah seminggu yang lalu anaknya sudah aktif di sekolah.
Aksi manis itu dilihat oleh 7 orang lainnya yang mengantar Seokjin dengan perasa'an haru. Bahkan tidak hanya mereka saja, para penumpang dan beberapa pengantar lainnya juga ikut memperhatikan. Sepertinya mengerti bagaimana perasa'an anak itu jika ditinggal lama seperti apa. Karena rata - rata orang yang ada di stasiun ini adalah pengantar dan penunggu orang - orang yang sedang bertugas. Sama seperti Seokjin.
Anak manis itu sa'at memeluk Seokjin, berkata dengan sangat polosnya. Bibir itu bergetar kecil setiap mengatakan kalimat yang tentu dari setiap katanya membuat hati para orangtua yang mendengarnya akan teriris perih.
Termasuk Seokjin.
"Appa jangan lama - lama ya.. Yola ndak ada yang temani kalau belangkat cekolah.."
Seokjin hanya tersenyum kecil, menatap lekat - lekat pada wajah anaknya yang pastinya akan bertambah cantik selama dirinya pergi. Sekelebat hasratnya untuk tidak jadi pergi, muncul begitu saja di pikiran. Walaupun hal itu tidak mungkin akan ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My 7 Daddys •BTS•
Fanfiction#Wattys18 to #Wattys19 🔛 #Wattys2020 (✖S L O W - U P D A T E✖) Apa jadinya ke 7 pria tampan yang masih muda ini tiba - tiba memiliki satu orang anak yang diurus bersama? Apakah Bangtan akan mengakatakan yang sebenarnya, jika sang anak sudah tumbuh...