5 ✈ Kursi Undangan

499 52 2
                                    

Usai makan, Prima lupa mengambil air minum. Ia beranjak menuju meja hidangan dan mengambil sebuah air mineral.

Hendak kembali lagi ke kursi, tiba-tiba kursinya hilang. Kemana?

Usut punya usut, ternyata seorang perempuan telah membawanya ke barisan depan dan duduk di sana. Prima pun menyapa dengan sopan, "Maaf."

Si perempuan memandangnya sekilas, "Eh, mau ambil piring, ya? Silahkan," ucap perempuan itu lalu kembali fokus pada ponselnya.

Aku disangka tukang bersih gedung, miris sekali.

Sebab tukang pembersih gedung yang ada di tempat itu juga berpakaian seragam batik, persis seperti yang Prima kenakan.

"Maaf, kamu ambil kursi saya," ucap Prima hati-hati. Ia takut bila perempuan itu masih berada di waktu periode bulanan, yang bila marah, bisa-bisa membanting kursi itu di hadapannya.

Perempuan itu melihat Prima. Dia pun berdiri. Di kepalanya mulai teringat sesuatu.

"Loh, kamu Prima, kan?"

"Loh, kamu, Rapih, kan?"

Keduanya bermain loh-loh-an.

"Enak aja! Aku Ratih!"

"Oh, iya, Ratih."

Prima mudah lupa bila mengingat nama orang. Itu salah satu kelemahannya.

"Wah, udah lama banget nggak ketemu! Udah beda banget ya kamu, Prim," ucap Ratih.

Prima merasa hidungnya kembang kempis. "Ah, iya, alhamdulillah."

"Tapi rambut kamu masih aja kusut kayak dulu, ya."

Terima kasih pujiannya, Ratih.

Ratih dulu pernah bertetangga dengan Prima sewaktu SD. Itu pun hanya beberapa tahun sebab Ratih kemudian pindah ke kota lain. Baru kali ini perjumpaan mereka terjadi lagi.

"Kamu udah pindah lagi ke sini, Ratih?" tanya Prima.

"Iya. Bareng suamiku."

Oh, Ratih sudah menikah.

Prima mengangguk-ngangguk. Perasaannya mulai merasa sebentar lagi Ratih akan bertanya...

"Kamu udah nikah, Prim?"

Ah, iya. Benar.

"Hehe. Belum."

"Kenapa belum?"

"Masih mencari."

"Oh, iya deh. Moga segera ketemu jodohmu, ya. Oh, maaf, ini kursimu. Aku mau samperin suamiku. Tadi dia masih ngobrol sama bosnya yang hadir juga di sini."

"Iya, oke, Rapih."

"Ratih!"

"Eh, iya. Ratih."

👫

CAS: ucapkan kalimat thoyyibah. Masya Allah, alhamdulillah, dan kalimat baik lainnya.

TRAVELPRIM [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang