"Tok, tok, tok," suara ketukan pintu membangunkan Prima dan Bagas yang sedang tidur siang hari itu. Tepat hari keenam, mereka hanya menghabiskan waktu di penginapan. Tak ada tempat yang ingin mereka tuju. Selain itu, sang sopir tercinta yakni Adhikara diketahui sedang menyervis mobilnya, sedangkan Vidi sedang sibuk di kantor.
"Tok, tok, tok!" suara ketukan pintu terdengar semakin kuat. Dengan sangat mengantuk, Bagas terbangun lalu membuka pintu itu. Ternyata dia adalah perempuan selaku pemilik penginapan.
"Halo," sapanya.
"Halo. Kya?" tanya Bagas.
Perempuan itu lalu memberikan sebuah undangan yang ditujukan untuk Bagas dan Prima. Ia menyampaikan bahwa ada seorang laki-laki bertubuh kekar yang menitipkan surat undangan itu padanya. Setelahnya perempuan itu pun pamit. Bagas kembali menutup pintu. Dengan segera ia membuka undangan itu.
"Prim, Prim, bangun! Kita dapat undangan, nih," Bagas begitu bersemangat membangunkan Prima.
"Undangan apa?" tanya Prima masih setengah sadar. Matanya bahkan masih terpejam.
"Ini, undangan makan malam. Bu Ayu ulang tahun."
Prima terbangun. Matanya terbuka lebar, kantuknya mendadak hilang. "Makan? Alhamdulillah, yes! Rezeki anak soleh!"
Bagas tertawa. Ia membacakan undangan itu, "Invitation for Prima and Bagas. 52nd Birthday Mrs. Khan. Dinner at Set'z Restaurant, Nelson Mandela Road. Tonight, at 8 PM. Thank you."
Prima mulai mengeluh, "Jangan pakai bahasa Inggris, dong."
Bagas menggeleng pasrah. Mau tidak mau ia mengulangi bacaannya dengan terjemahan, "Undangan untuk Prima dan Bagas. Ulang tahun Nyonya Khan alias Bu Ayu, calon mertua lo..."
Tawa Prima pun pecah, seraya mengaminkan, "Aamiin. Mertua yang super baik!"
Bagas kembali melanjutkan, "Ulang tahunnya yang ke 52. Makan malam di Set'z Restaurant, Nelson Mandela Road. Malam ini jam delapan. Terima kasih."
Prima bertepuk tangan penuh semangat. "Ada lagi?"
Bagas lalu menemukan note di bawah undangan itu. Tampak dengan tulisan tangan dengan tinta biru.
Ba'da salat Isya, kalian berdua bisa ke rumah. Nanti kita berangkat ke restorannya sama-sama. Ibu tunggu, ya. –Bu Ayu.
"Masya Allah. Camer lo baik banget, Prim. Lihat deh," Bagas lalu memperlihatkan tulisan tangan Ayu, "nanti ke sana ba'da Isya, ya."
"Camer gue so sweet banget. Oke, siap."
"Eh, kira-kira dia ngundang pejabat nggak, ya? Jadi malu, nih," ujar Bagas.
"Nggak apa-apa, Gas. Semua hamba di Mata Allah adalah sama," jawab Prima penuh bijak. Bagas pun terkekeh.
👫
Usai salat Isya di masjid, keduanya berjalan menuju rumah Vidi. Tiba di depan pagar, satpam lebih dulu bertanya, "Achchha. Bagas and Prima, right? Are you invited to Set'z?"
"Of course," Bagas lalu memperlihatkan undangan itu. Mereka pun diizinkan masuk. Keduanya berjalan santai sepanjang halaman rumah. Hingga mendekati pintu masuk, terdengar teriakan Vidi yang memanggil dari lantai atas, "Prima! Bagas!"
"Eh, hai, Vidi! Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumussalam! Wait, saya turun dulu."
Vidi pun keluar dan menemui tamunya. "Yuk, masuk. Ibu lagi siap-siap. Sebentar lagi kita berangkat."
Prima dan Bagas lalu duduk di sofa. Melihat rumah yang masih tampak sepi seperti biasa, Prima bertanya pada Vidi, "Rumah sebesar ini, seluas ini, cuma kamu dan orangtuamu saja yang tinggal di sini?"
"Haan. More of maids and security guards."
Alhasil Prima mengangguk pura-pura mengerti. Ia menganggap jawaban Vidi adalah iya sehingga dirinya tak perlu bertanya lagi. Giliran Bagas yang bertanya, "Vidi, makan malamnya mengundang pejabat juga, ya?"
Vidi melambai tangannya. "Nahin. Cuma keluarga saja, kok. Itu pun tidak ramai. Untuk kalian berdua, more special because Ibu sengaja mengajak kalian pergi bersama. Kebetulan tempat tinggal kita dekat," jawabnya.
Muncullah Bu Ayu dengan Sari berwarna gold dan hijab berwarna cokelat. Melihat Prima dan Bagas, Bu Ayu dengan ramah menyambut mereka, "Alhamdulillah, kalian datang."
"Barakallah fii umrik, Bu Ayu," ucap keduanya bersamaan.
"Aamiin. Terima kasih doanya. Kita berangkat sekarang? Come on."
👫
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAVELPRIM [TAMAT]
Novela JuvenilHighest rank 🏆 #1 novelhumor (11/1/2021) "Gue mau ajak lo pergi ke India!" ujar Prima pada sepupunya, Bagas. "Serius? Alhamdulillah, ya Allah. Nggak sia-sia gue lulus dari akademi bahasa asing, akhirnya bisa juga ke negeri nehi-nehi," ucap Bagas. P...