Persiapan keberangkatan ke tempat yang jauh tentunya harus diatur dengan baik. Mulai dari persiapan fisik, perbekalan, uang, dan hati.
Iya, hati. Siap-siap sakit hati bila akhirnya perempuan yang dicari justru tidak ditemukan di sana. Terutama untuk Prima, sebab Bagas hanya sebagai pendamping, sekaligus penerjemah selama perjalanan mereka.
Namun, tidak ada yang tahu, bila mungkin nantinya Bagas akan mencuri-curi kesempatan untuk menjadi tukang bakso selama di sana.
Siang pukul 12 setelah salat Zuhur, Mami mengantar kepergian Prima dan keponakannya, Bagas. Mereka terlihat masih berbicara di lobi bandara.
"Kalau udah sampai, kasih tau Mami, ya," ucap Mami. Tangannya disalami oleh Prima.
"Siap, Mi. Insya Allah. Mami baik-baik di sini, ya. Tunggu aja Prim bakal temuin dia."
"Bawa juga yang lain, ya."
"Maksudnya, Mi?"
"Iya, Mami pengen oleh-oleh."
"Oh, iya tenang, Mi. Insya Allah."
"Kami pamit ya, Tante," pamit Bagas menyalami tangannya.
Usai mendapat segala pesan dan kata perpisahan dari Mami, akhirnya Prima dan Bagas berjalan masuk menuju counter check in.
👫
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAVELPRIM [TAMAT]
Ficção AdolescenteHighest rank 🏆 #1 novelhumor (11/1/2021) "Gue mau ajak lo pergi ke India!" ujar Prima pada sepupunya, Bagas. "Serius? Alhamdulillah, ya Allah. Nggak sia-sia gue lulus dari akademi bahasa asing, akhirnya bisa juga ke negeri nehi-nehi," ucap Bagas. P...