Setelah menghadiri kedua undangan itu, Prima pun kembali ke rumah. Di ruang TV, ia melihat Mami sedang menonton tayangan memasak.
"Assalamu'alaikum, Mami," ucap Prima lalu mencium tangan maminya.
"Wa'alaikumussalam. Suvenirnya apa, Prim?" tanya Mami. Mami senang mengoleksi suvenir.
Prima pun mengeluarkan dua suvenir yang ia dapat tadi: sebuah sapu tangan dan sebuah bros bunga.
"Wah, buat Mami semua? Makasih, ya."
"Iya, Mi. Sama-sama."
Prima pun duduk di samping Mami. Di layar televisi, tampak seorang chef dengan lihainya memasak berbagai makanan.
Melihat Prima yang tampak lesu, Mami bertanya, "Kamu kenapa, Prim?"
"Nggak, Mi. Nggak apa-apa."
"Kamu habis dimarahin siapa? Bos kantor?"
"Nggak, Mi. Kok mikirnya begitu?"
"Kali aja," jawab Mami seadanya.
Kemudian hening, hanya televisi yang bersuara. Prima akhirnya angkat bicara, "Mi, malu nggak sih, sampai sekarang Mami belum punya cucu?" tanyanya.
Mami menoleh, melihat Prima. "Jangankan cucu, menantu aja Mami belum punya, Prim. Buruan cari sana."
"Yah, Mami. Ini nggak semudah cari baju di pasar, Mi."
"Bakalan mudah kalau kamu usaha," jawab Mami. Ia lalu menambahkan lagi, "jodoh itu bukan ditunggu, tapi dicari, dengan cara yang halal pastinya."
Prima diam, ia membenarkan dalam hatinya. Mami lalu berkata lagi, "Udah ya, Mami ke kamar dulu, mau maskeran."
"Mami, bentar dulu," panggil Prima.
👫
CAS: berikan salam dan cium tangan orangtua setiap hari. Bahagiakan mereka dengan berikan sesuatu yang mereka senangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAVELPRIM [TAMAT]
Fiksi RemajaHighest rank 🏆 #1 novelhumor (11/1/2021) "Gue mau ajak lo pergi ke India!" ujar Prima pada sepupunya, Bagas. "Serius? Alhamdulillah, ya Allah. Nggak sia-sia gue lulus dari akademi bahasa asing, akhirnya bisa juga ke negeri nehi-nehi," ucap Bagas. P...