"Bagaimana saksi? Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah."
Kedua mempelai tampak begitu bahagia kala akad usai terucap. Keduanya lalu duduk berhadapan untuk saling bertukar cincin.
Pengantin pria yang begitu gugup merasa jarinya gemetaran, sehingga sulit memasukkan sebuah cincin ke jari manis pengantin wanita. Pengantin wanita yang semula tersenyum kini tampak berwajah masam, ia sebal menunggu lama. "Buruan, Mas!"
"Eh, eh. Aku grogi."
Bukan hanya pengantin wanita yang merasa sebal, para tamu undangan pun terlihat mulai mengeluh.
"Duh, lama banget masangin cincinnya."
"Iya nih, udah lapar aja nunggunya."
"Buruan, dong. Tadi lupa angkat jemuran di rumah."
Pengantin wanita merasa tidak enak mendengar keluhan dari para undangan. Ia pun terus meminta pasangannya itu untuk bergegas. "Ya ampun, Mas. Buruan dikit kenapa, sih?!"
"Sabar, Sayang, ini aku lagi berusaha. Tanganku gemetaran, Ya Allah!"
Belum lagi berhasil, terdengar dari depan rumah suara seseorang yang mengucap salam, "Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumussalam, sebentar, sebentar!" jawab seluruh tamu tanpa menoleh ke asal suara. Mereka terus saja fokus menyaksikan sesi tukar cincin oleh mempelai itu.
Pengantin pria terus berusaha mengatasi rasa gugupnya. Rasa gemetar di jarinya justru semakin kuat. Di saat yang sama, terdengar lagi suara teriakan. "Assalamu'alaikum! Assalamu'alaikum!"
Akibat suara teriakan itu, pengantin pria merasa konsentrasinya buyar sehingga membuat cincin yang dipegang olehnya pun terlepas entah kemana. Pengantin wanita tampak berteriak panik. "Aaa! Jatuh ke mana?!"
Seorang penghulu lalu berdiri dan memimpin para tamu agar bersama-sama mencari cincin yang hilang. "Mari Bapak dan Ibu sekalian, mohon kiranya agar dapat menyisihkan waktu dan tenaga untuk dapat menemukan cincin Ananda kami, demi terselesainya rangkaian akad nikah pada pagi hari ini. Pencarian dimulai dari sekarang."
Di saat semua orang mencari cincin yang hilang itu, suara dari luar justru terdengar semakin keras. "Assalamu'alaikum!"
Pengantin pria merasa hilang kesabarannya. Entah siapa sosok yang terus saja berteriak salam berulang kali hingga mengakibatkan sesi tukar cincin menjadi kacau. Ia berdiri dan memasang wajah garang. "WOI! ITU SIAPA, SIH?!"
Ia melangkah pasti, meninggalkan tempat dan menuju keluar. Ia ingin menemui orang itu dan memarahinya. Namun, dikarenakan langkah kaki yang terlalu cepat dan kurang keseimbangan, akhirnya ia pun terjatuh di dekat meja prasmanan.
"Aaaw!"
👫
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAVELPRIM [TAMAT]
Novela JuvenilHighest rank 🏆 #1 novelhumor (11/1/2021) "Gue mau ajak lo pergi ke India!" ujar Prima pada sepupunya, Bagas. "Serius? Alhamdulillah, ya Allah. Nggak sia-sia gue lulus dari akademi bahasa asing, akhirnya bisa juga ke negeri nehi-nehi," ucap Bagas. P...