28 ✈ Semangat Membara

208 22 0
                                    

Taxi melesat dengan kecepatan sedang di tengah-tengah kota New Delhi. Prima dan Bagas sama-sama terpana, memandang keluar jendela atas apa saja yang mereka lihat.

"Masya Allah. Bagus banget."

"Iya, serasa New York," jawab Bagas sambil terkekeh, padahal dirinya belum pernah menginjakkan kaki di sana.

Prima teringat akan kertas list to do yang pernah dibuat oleh Bagas, yakni daftar misi dalam perjalanan mereka. Prima mengambil kertas itu dari dalam tasnya dan menyerahkannya pada Bagas.

"Lo aja yang pegang kertas ini. Lo yang tahu kita bakal ke mana aja."

Bagas mengangguk-ngangguk seraya mengambil kertas itu dan membaca tulisan tangannya sendiri di sana,

Misi hari ke-1
Datangi Penerbit Koran "Pasti Fakta". Bersikap sopan dan baik sewaktu bertanya. Jangan ngegas!

Bagas tersenyum. "Gue ngerasa lucu sama nama penerbit koran ini."

"Ya memang gitu kan namanya?" Prima pun sebenarnya merasa aneh dengan nama itu. Barangkali mereka memang tidak menyediakan berita gosip dalam korannya, melainkan semuanya harus dan pasti fakta.

Karena bergosip itu tidak baik.

Bagas sedikit memajukan badannya, mendekati Pak Adhikara yang sedang fokus menyetir.

"Pak, alamat penerbit koran Pasti Fakta masih jauh ya, Pak?" tanya Bagas.

"Iya, lumayan. Setengah jam lagi kita sampai. Itu penerbit koran paling tua di New Delhi."

"Oh, ya?"

"Iya. Selain itu, zamannya sekarang orang-orang tidak mau lagi baca koran. Semuanya pasti pakai handphone," jelas Pak Adhikara dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, khas orang India.

Bagas kembali bersandar. Prima pun ingin tahu apa yang mereka bahas. "Kenapa, Gas?"

"Gue curiga, penerbit koran ini kayaknya udah mau tutup, Prim."

"Eh, masa sih?! Padahal gue yakin Vidi ada di situ!" ucap Prima heboh sendiri.

"Iya, pokoknya kita datangin semua penerbit koran!" ucap Bagas tak kalah heboh.

"Siap! Harus itu!"

Pak Adhikara terkaget-kaget dengan tingkah kedua penumpangnya itu. Sesekali ia tersenyum mendengar percakapan Prima dan Bagas walau ia tidak tahu apa yang mereka bicarakan, sebab keduanya tampak begitu semangat.

Pak Adhikara bahkan belum tahu, bahwa tujuan mereka datang ke New Delhi adalah untuk mencari seseorang bernama Vidiva Ayresvati. Yang ia tahu, Prima dan Bagas adalah pendatang dari Indonesia dan kini telah resmi menjadi penumpangnya. Maka sudah sepatutnya untuk diantar ke mana pun mereka ingin pergi.

👫

TRAVELPRIM [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang