P A R T - 5

75 7 2
                                    

Radit menjatuhkan tubuhnya diatas kasur empuk tempat Rio biasanya tidur, ia melihat Rio sedang duduk dikursi dekat jendela dengan pandangan lurus fokus pada sebuah laptop berwarna hitam yang terletak di meja kecil.

"Bro!" Radit mencoba membuka pembicaraan dengan Rio.

"Woyy!" kini suaranya lebih tinggi dari sebelumnya karena Rio tak merespon Radit.

Radit menunggu jawaban dari Rio beberapa detik dan ternyata nihil. Helaan nafas panjang keluar dari mulut Radit, bahkan mungkin Rio juga bisa mendengarnya karena jarak antara Rio dan Radit tak terlalu jauh.

"Lo kenapa?".

"Apa?" jawab Rio ketus.

"Ada masalah?".

"Apa sih" jawabnya lagi sinis.

"Ya elah Bro, lo kayak yang gak kenal gue aja, gue siap dengerin cerita lo" Radit berusaha menggoda Rio yang belakangan ini terlihat seperti sedang menutupi suatu hal.

"Oh iya, ko sikap lo bisa-bisanya kayak gitu sama Chelsea? Ko lo kayak yang benci banget gitu sama dia? Aneh gue" Tanya Radit bertubi-tubi.

Rio hanya menatap sinis pada Radit, sebenarnya Rio merasa risih pada Radit tapi yah beginilah seorang Radit orang yang sering bikin risih dan pembuat onar.

"Oke! Oke!" sepertinya Radit sudah paham ketika ekspresi Rio berubah seperti itu. Radit kembali menghela nafas panjang sambil melihat atap kamar yang dihiasi pola berbentuk Ying-Yang. Ia membalikan tubuhnya menjadi tengkurap, tangannya kini mencoba meraih buku Komik yang terletak di depan Laptop Rio.

Brakk

Rupanya tangan Radit tak sampai meraih buku komik yang ada di atas meja itu, hanya ujung bukunya saja yang berhasil ia raih. Dengan malas Radit mengambil Komik yang tergeletak di lantai dekat kaki Rio. Ketika Radit akan mengambil buku itu tiba-tiba mata Radit melihat sesuatu yang menarik di jempol kaki Rio.

"Bro! Jempol kaki lo kenapa? Ko bengkak" Tanya Radit penasaran sambil melihat jempol kaki Rio yang membesar.

Radit berusaha menahan tawanya yang sedaritadi ingin terbahak-bahak ketika melihat jempol kaki Rio.

"Jatuh".

"Masa sih? Jatuh kayak gimana bisa sampe begitu?" ucap Radit yang tak percaya pada jawaban Rio.

"Kemarin gue lagi bawa kardus minuman, gue gak fokus" jelas Rio tanpa menoleh pada Radit sedikitpun.

"Jadi kardus minumannya kena jempol kaki lo?" tanya Radit yang mulai penasaran.

"Hmm".

"Lo bilang tadi lo jatuh?" tanya Radit yang mulai bingung mendengarkan ucapan Rio.

"Yang jatuh itu kardusnya bukan gue".

"Ya elah, masih sempet bercanda lo" Radit tak berhenti tertawa, ia segera bangun dan memposisikan dirinya untuk duduk. Ia pun melanjutkan tawanya lagi sambil menepuk pundak Rio.

"Eh tapi! Masa sih?? Ko kaki lo cuma yang jempol doang yang bengkaknya" pertanyaan Radit mulai mengintrogasi Rio.

"Terus lo berharap semua jari kaki gue bengkak?" tanya Rio datar.

Suara tawa Radit pecah dan menggema diruangan itu.

"Ada-ada aja lo" ucap Radit yang di lanjutkan kembali dengan tertawa.

"Kemarin lo sampe ke rumah jam berapa?" Tanya Radit sambil mulai membuka halaman komik yang akan ia baca.

"Apa?".

CHELSEA [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang