P A R T - 21

67 4 0
                                    

Melihat perempuan itu kesulitan saat memapah Siska, Agustin langsung memberikan bantuan dan menopang tubuh Siska serta membawanya ke sofa.

"Kenapa bisa kayak gini?".

"Lo bisa nanya sama dia kalo dia udah sadar. Gue cuma mau nganterin Siska. Dan satu lagi tolong jaga dia".

Perempuan itu tak menyempatkan waktunya untuk singgah sebentar, atau menunggu Siska sampai sadar. Melainkan langsung keluar dari rumah.

Jujur!. Agustin merasa kebingungan, ia melihat ke arah Siska dengan tatapan tak mengerti mengapa dia seperti ini. Ia juga menatap ke arah pintu yang baru saja di tutup oleh seorang perempuan yang dia pun tak mengenal perempuan itu sama sekali, perempuan itu tiba-tiba datang mengantarkan Siska lalu pergi? sesimple itu kah?.

Agustin mondar-mandir di ruang tamu selama beberapa menit, tak mungkin Agustin membawa Siska ke dalam kamar, apalagi harus menaiki tangga. Membayangkannya saja sudah membuatnya malas.

"Agustin? Lo ngapain mondar-mandir kayak orang kebingungan aja" tanya Radit heran

"Chelsea?"

"Woy... Yang manggil lo itu gue, bukan Chelsea" timpas Radit.

Tepat di atas tangga lantai ke dua, Radit dan Chelsea sedang berdiri, mereka baru saja akan beranjak ke kamar masing-masing setelah bercerita panjang lebar, tapi ketika Radit melihat ke bawah tepat di ruang tamu Ia melihat Agustin yang ternyata sedang mondar-mandir tak jelas.

Dengan refleks Radit memanggilnya bahkan Agustin pun langsung menoleh saat mendengar namanya di panggil, dan orang pertama yang Agustin sapa itu adalah siapa? Chelsea tentunya.

Agustin menaiki tangga menghampiri Chelsea dan sejenak melupakan Siska yang masih tertidur di sofa.

"Kamu belum tidur?" tanya Agustin pada Chelsea

"Belum"

"Ko kalian bisa berdua?" Sejenak Agustin sadar ketika melihat Radit dan Chelsea bersama di waktu-waktu malam seperti ini.

"Ah... Itu kebetulan tadi aku mencari udara segar di atas, lalu Aku melihat Radit. Ya jadi... Seperti ini"

"Kalau kamu gak bisa tidur, lain kali bilang, atau Chat aja aku"

Dengan sedikit kaku Chelsea menoleh ke arah Radit dan cengengesan padanya, begitupun Radit yang saat ini sedang tertawa dengan sedikit terpaksa.

"Kamu lagi apa disana? Belum tidur juga?"

Seakan-akan pertanyaan Chelsea menyadarkan kembali Agustin ke dunia nyatanya, ia menarik tangan Chelsea dan mengajaknya turun ke bawah. Dan Radit? dia mengikuti mereka juga.

Kaget bukan main ketika Chelsea melihat siapa yang sedang tertidur di sofa dengan keadaan yang begitu kacau.

"Siska?"

Perasaan bersalah, kembali mulai menyelimuti Chelsea. Ia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada Siska saat ini. Maafkan aku Siska

"Berisik"

Rupanya Rio keluar dari kamarnya dengan rambut yang acak-acakan dan wajah yang kusut layaknya orang bangun tidur, benar saja tidurnya terganggu oleh suara berisik Agustin, Radit dan Chelsea saat mereka mengobrol.

Mendengar suara Rio, Chelsea langsung menoleh. Dan itu benar-benar spontan. Secepat mungkin Chelsea memalingkan wajahnya dari pandangan Rio dengan cepat ia mendekati Siska.

"Sis"

Tangan Chelsea mengusap pelan rambut Siska, bahkan ia pun mengusap pelan pipinya. Bagaimanapun juga ia tetap merasa kasihan pada Siska.

CHELSEA [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang