P A R T - 39

39 2 0
                                    

Radit membuka tali yang mengikat tubuh Chelsea, Agustin yakin saat semua tali sudah terlepas Chelsea akan menghajar dan memukuli Radit tanpa ampun Chelsea adalah wanita kuat. Agustin yakin itu. 

Bruk

Tubuh Chelsea terjatuh dengan kasar dari kursi itu dan terkulai lemas di lantai. Entah tak sadar karena pingsan atau apa.

Agustin berteriak keras membuat ruangan menggema, hidupnya kini terasa sudah berakhir saat melihat Chelsea seperti ini.

"Kita lihat apa yang akan terjadi!"

"Lo harusnya bunuh gue dari awal" ujar Agustin penuh amarah.

"No! Lo terlalu berharga. Gue ngelakuin semua ini supaya lo bisa ngerasain seperti apa sakitnya ketika melihat seseorang yang lo sayang menderita seperti sekarang ini. Lo gak ngerasain kan gimana sakitnya diri gue?"

"Gue bakalan laporin lo atas percobaan pembunuhan" suara lantang Rio yang kini terlihat di ambang pintu membuat Siska terkejut.

"Rio? Lo kenapa ada disini?" Siska mulai panik melihat Rio.

"Radit hajar dia" titahnya dengan tegas pada Radit.

Siska akan menikmati akhir cerita ini, Agustin akan menjadi miliknya, Chelsea lumpuh total dan mungkin tak akan bisa bertahan dan Rio? mungkin laki-laki itu akan kalah telak ketika berhadapan dengan Radit.

Tapi tunggu,

Lama! Ia tak melihat Radit menghajar Rio, dengan cepat ia berbalik melihat Radit yang ternyata sedang membantu Chelsea berdiri.

What? Apa-apaan ini!

Rio membuka tali yang saat ini mengikat tubuh Agustin.

Kepanikan Siska tak bisa disembunyikan, ia menggelengkan kepalanya. Tak terima! Deru nafasnya memburu.

Melihat Rio yang saat ini sibuk membuka tali dan melihat Radit yang sedang menopang tubuh Chelsea membuat situasi ini menguntungkan bagi Siska.

Dengan cepat ia berlari menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, mencoba membuka pintu yang ternyata terkunci Shit! Ia bergegas mencari celah agar dirinya bisa melarikan diri.

Melihat ketinggian balkon kurang lebih empat meter tak mengurungkan niatnya untuk melompat.

***

Selama 15 menit berlari tanpa henti, sesekali ia melihat ke belakang memastikan dirinya tak di kejar. Beruntungnya situasi sudah malam sangat memudahkannya untuk bersembunyi.

Siska berteriak sekencang mungkin. Ia menepuk-nepuk dadanya yang terasa begitu sakit.

Kakinya lemas, nafasnya mulai sesak dan berat. Ia menghentikan langkahan kakinya mengatur nafasnya yang terasa tercekat, menarik udara beberapa kali dan membuangnya. Jantungnya berdegup kencang karena ia terus menerus berlari.

Pandangannya tertuju pada mobil hitam yang baru saja berhenti di depannya. Dengan cepat ia menghampiri mobil itu lalu membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.

"Lo kenapa lagi Siska?" Evelin tak bisa memendam pertanyaan ketika melihat Siska berantakan.

"Mereka ngerjain gue"

"Siapa?"

"Agustin, Radit, Rio dan perempuan itu"

Evelin tersentak saat Siska menyebutkan nama itu untuk kedua kalinya Radit?.

Selama di perjalanan Siska menceritakan semua yang terjadi. Rem mendadak membuat Siska kaget "Lo kenapa?"

"Sorry gue ngelamun tadi" alibi Evelin, ia merasa tercengang saat Siska menceritakan bahwa Radit tak berpihak kepada Siska dan lebih memilih membantu Chelsea gadis yang pernah Evelin antarkan pulang.

Evelin harus memastikan siapa Radit yang di maksud oleh Siska? Apakah Radit yang di maksud adalah Radit yang selama ini mengisi hati Evelin? Ataukah Radit yang lain? Ia harus mencari tahu.

***

Keheningan menyelimuti mereka yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

"Gue gak nyangka dia kayak gitu" ucap Agustin

"Dia suka sama lo, dari dulu" jelas Radit yang saat ini masih memikirkan apa yang sudah ia lakukan kepada adik kandungnya.

"Gue ganti serum itu sama air biasa, dan soal suntikan aku minta maaf Chelsea"

Pasalnya Radit benar-benar menyuntikan jarum itu ke tangan Chelsea, mendengar penyesalan Radit Chelsea tersenyum ke arahnya memegang bahunya.

"Santai, aku gak apa-apa ko. Yang penting sekarang kita berhasil mengungkap siapa dibalik semua ini".

Mendengar jawaban Chelsea setidaknya bisa membuat Radit bernafas lega.

"Gue minta maaf sama kalian, selama ini gue sensi karena Siska berusaha mempropokatori gue dan gue gak sadar itu, gue cuma gak mau kehilangan Chelsea" Agustin memalingkan wajahnya, menatap Chelsea dengan penuh rasa senang karena semuanya sudah berakhir dan ia tak akan pernah membiarkan Chelsea pergi lagi dari kehidupannya. Tidak akan!

Agustin tidak tahu bahwa gadis itu sudah dimiliki orang lain. Rio mendengarnya dan menyaksikannya pula, ia hanya melihat sekilas ke arah Agustin yang ternyata sedang menatap kekasihnya, Rio membuang nafas kasar tak percaya mendengar perkataan Agustin sama seperti pengakuan yang Agustin lakukan saat mereka di sekap tadi. Rio tahu, dirinya berada di balik pintu mendengarkan semuanya.

Dan semua ini adalah rencana Radit, dialah yang menyusun strategi ini. Awalnya Rio pikir Radit akan berpihak pada adiknya namun sepertinya Radit tahu siapa yang salah dan siapa yang benar.

"Besok gue bakal cari Siska, mending sekarang kalian istirahat" ucap Radit ketika hendak beranjak.

"Chelsea kau tidur disini saja, kau akan aman" Agustin melebarkan senyumannya dan merentangkan tangannya mempersilahkan.

"Terimakasih sebelumnya, tapi aku tidak bisa" ucap Chelsea yang langsung berpamitan dan mengikuti Rio keluar.

.
.

~Tobecontinue~

CHELSEA [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang