Sudah beberapa hari ini Chelsea tinggal dirumah Agustin. Yang ia pikirkan saat ini adalah sampai kapan dirinya akan terus tinggal di rumah ini. Sampai kapan dirinya akan terus merepotkan Agustin. Dalam lubuk hatinya ia ingin mencari tempat tinggal baru, tempat tinggal yang hanya ada dirinya tanpa merepotkan orang lain sama sekali. Hanya saja ia tak mempunyai uang. Selama ini Bibi dan Pamannya lah yang sering memberikannya uang, tetapi semakin lama ia merasa sungkan akan hal itu.
"Aku harus mencari pekerjaan" gumamnya.
"Tapi apa?" gadis itu bertanya kembali pada dirinya sendiri, karena tentu saja pekerjaan tidak akan datang dengan sendirinya apalagi disini sulit sekali mencari pekerjaan bahkan selama Chelsea berada disini ia tak pernah melihat atau pun mendengar informasi dan berita mengenai lowongan pekerjaan.
Ia mengeluarkan handphone berwarna hitam berukuran 6 inch dari saku celananya. Ia menggerakan jari-jarinya dan membuka sebuah aplikasi lalu menscrollnya, mencari-cari sesuatu masih berharap ada lowongan pekerjaan. Kurang lebih 30 menit ia mencari-cari apa yang ia cari, tiba-tiba suara handphonenya bergetar dan muncullah notif dipojok kanan atas.
20% Baterai Lemah
Dengan langkahan gontai ia segera mengambil chargeran handphone di dalam sebuah laci kecil, dan menghubungkannya pada stop kontak.
***
"1 Cofe Latte dan 1 Espresso cepat!" ucap laki-laki bersuara berat dan bertubuh agak gemuk kepada pelayan cafenya.
"Baik" pelayan itu terlihat sibuk membuat apa yang di perintah oleh Bosnya. Dengan cekatan ia memasukan beberapa kopi ke dalam sebuah wadah yang tentunya mesin pembuatan Kopi. Setelah kedua kopi itu selesai diracik sesuai pesanan ia segera mengantarkan kopi tersebut pada meja Nomor 7 dan Nomor 12.
"Sepertinya kita harus mencari pelayan baru, supaya kita tidak terlalu kerepotan. Kita butuh seorang pengantar kopi supaya kau dan Kevin tak perlu mengantarkan kopi, kalian cukup fokus membuat kopi saja" ucap pemilik cafe itu kepada pelayan cafenya yang tengah beristirahat.
"Jika kau mendengar atau mempunyai teman yang sedang membutuhkan pekerjaan beritahu padaku" jelasnya.
"Baik pak" ucap pelayan itu ramah pada pemilik cafe.
***
"Keluar yuk!" ajak Siska pada Chelsea yang sedaritadi sedang duduk di kursi balkon.
"Kemana?" tanya Chelsea sambil menoleh penasaran.
"Udah ayo".
Chelsea pun mengikuti Siska dari belakang. Mereka terlihat keluar bersama-sama, setelah berdiskusi beberapa menit mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja.
"Sebenarnya kita mau kemana?" di tengah-tengah perjalanan Chelsea pun menanyakan kembali hal yang sama pada Siska.
"Lo lagi butuh uang kan?"
"Iya" jawab Chelsea.
"Ya makanya, kita cari peluang untuk mendapatkan uang, kalo dirumah terus ya mana bisa dapat uang" tegas Siska yang mulai mengomeli Chelsea. Benar juga
Chelsea pun tersenyum melihat apa yang sudah Siska lakukan untuknya, ternyata Siska mengerti apa maksud Chelsea ketika berbicara kemarin.
"Makasih yah" perkataan itu benar-benar tulus Chelsea ucapkan pada Siska.
"Lo itu sering banget bilang makasih, gue jadi canggung tahu gak?"
"Oke deh kalo gitu" jawab Chelsea santai
KAMU SEDANG MEMBACA
CHELSEA [Completed]✔
Ficção AdolescenteKatanya sejauh apapun dan diujung dunia manapun mereka berada jika keduanya ditakdirkan bersama maka mereka akan bersama. Seperti itukah? Lalu bagaimana dengan takdir seorang gadis bernama Chelsea yang benar-benar sudah kehilangan segalanya, keluarg...