P A R T - 47

22 2 0
                                    

"Mereka sebentar lagi akan menikah" ucap tante Sarah pada bibi Eli dan paman Ridwan yang sedang berkumpul duduk disebuah kursi ruang tamu.

Raut wajah bahagia mendengar kabar itu terpancar jelas di wajah bibi Eli ia sudah tau siapa yang di maksud oleh tante Sarah "Benarkah?" sesekali ia melirik ke arah suaminya yang saat ini berada di sampingnya.

Sementara Chelsea dan Rio? Ah mereka sedang menghabiskan waktu bersama di luar.

Kaki telanjangnya menyentuh pasir pantai yang begitu bersih. Rasa dingin dan kerikil pasir yang halus kini menyelimuti kakinya.

Laut? Gadis itu sangat menyukai laut. Begitu luas membentang tak berujung.

Chelsea tak pernah sebahagia ini, senyuman dan tawa yang begitu bebas lepas terlihat jelas di wajahnya.

Ia tak henti-hentinya berlari menelusuri pesisir pantai, ia mencoba membebaskan dirinya dari segala beban dan masalah. Rio tentu tak tinggal diam. Ia mengikuti gadis pujaannya yang sekarang terlihat seperti anak kecil terus berlari tanpa alas kaki.

Chelsea menghentikan kedua kakinya, cape mulai terasa, nafasnya sedikit terengah-engah jantungnya berpacu kencang. Lelah yang ia rasakan tiba-tiba hilang ketika melihat Rio berlari seperti anak kecil yang tertinggal lomba lari.

Tawanya begitu renyah menertawakan Rio. Laki-laki itu tak sedih ataupun marah ketika melihat kekasihnya menertawakan dirinya. Ia bahagia gadis itu tertawa olehnya. Kedengarannya konyol tapi begitulah yang dirasakan oleh Rio.

"Hei" wajah Rio kembali datar dan menyapa gadis yang saat ini tengah tertawa.

"Jangan tertawa" ucapnya lagi

Chelsea mengedikan bahunya, ia mengabaikannya.

"Kau membuatku semakin menyukaimu, kau harus tanggung jawab" Rio mengamati wajah Chelsea lalu tersenyum setelahnya.

Tak ada tawa yang terdengar dari mulut Chelsea. Bibirnya tiba-tiba melengkung dengan sendirinya setelah mendengar kata-kata yang diucapkan Rio.

Ah! ada apa dengan dia? Apa dia baru saja menggodaku?

Aku tak ingin terlihat seperti kepiting rebus

Jantungku layaknya seperti sedang lari marathon

Apa benar dia semakin menyukaiku jika aku tertawa? Atau ini hanya gombal?

Apapun itu...

Chelsea menatap laki-laki itu dan mendekatinya.

Tak ada yang lebih istimewa selain dirimu

Bibi Eli dan paman juga tante sarah terkekeh ketika melihat tingkah kedua insan yang sedang kasmaran itu.

"Sepertinya aku mengganggu waktu kalian" suara laki-laki yang tiba-tiba terdengar dari belakang berhasil mengejutkan mereka.

Chelsea yang saat ini sedang menikmati tempat yang begitu nyaman baginya dengan cepat membuka mata dan melepaskan rangkulan tangan yang melingkar di pinggang Rio. Begitupun dengan Rio, namun Rio tak melepaskan Chelsea sepenuhnya. Ia tetap dekat dengan Chelsea, dan menggenggam tangannya.

"Radit? Sejak kapan kau disini?" tanya Chelsea, rasa penasarannya mulai memicu dirinya untuk bertanya.

"Sejak melihat kalian sedang bermesraan" terang Radit yang di barengi dengan senyuman. 

"Tenang saja, aku kesini bukan untuk menculik Chelsea" lanjutnya. Karena Radit melihat Rio begitu dekat dengan Chelsea seakan-akan memberitahu bahwa Chelsea adalah miliknya.

CHELSEA [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang