P A R T - 22

61 2 0
                                    

Kringg...

Suara jam alarm yang begitu keras membangunkan Chelsea, ia memang sudah terbiasa bangun pagi, dengan mata yang masih sedikit buram ia melangkahkan kakinya menuju jam alarm dan segera mematikan suara yang berisik itu.

Siska? Rupanya dia masih tertidur.

Mata Chelsea membulat sempurna, kedua tangannya langsung menutupi mulutnya yang saat ini terbuka.

Sejak kapan Agustin tidur di sini?
Apa semalam ia kembali lagi ke kamar? Tapi... Ah Agustin tak akan macam-macam.

Agustin juga masih tertidur, bahkan meskipun ia tidur di kursi, tidurnya terlihat begitu pulas.

Chelsea berusaha tak bersuara sedikitpun ketika mengambil beberapa baju dari lemari, ia tak ingin Siska terbangun dan melihatnya, ia bergegas mengambil beberapa baju dari dalam lemari karena ia tak mungkin berganti pakaian di kamar yang terdapat laki-laki didalamnya. Ia memutuskan untuk mandi lalu berangkat bekerja.

Setelah beberapa menit, Chelsea keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, ia kembali ke kamarnya mengambil handphone dan menatap sebentar ke arah Agustin lalu menutup pintu.

Laki-laki bertubuh tinggi berhasil mengagetkan Chelsea, bagaimana tidak laki-laki itu berdiri di depan pintu kamar dengan kedua tangan di lipat didepan dada.

"Jadi semalam lo tidur bareng dia. Gak nyangka gue"

Belum sempat Chelsea menjawab laki-laki itu langsung membuka mulut lagi.

"Gue nunggu lo di bawah, setengah jam"

Rio langsung meninggalkan Chelsea yang masih berdiri di depan pintu. 

Chelsea terlihat menuruni tangga dengan cepat. Selama di perjalanan Rio tak henti-hentinya mengoceh. Padahal Chelsea pikir laki-laki lebih pendiam dari pada perempuan ternyata sama saja.

"Gue yakin kalo lo gak berangkat bareng gue lo bakalan ke siangan" ucap Rio memulai perdebatan

"Aku susah tidur soalnya Agustin ada disana. Bagaimanapun juga dia laki-laki. Dan aku gak tahu tadi Agustin tiba-tiba ada di kamar, karena semalam dia keluar dari kamar" jelas Chelsea

"Bilang aja lo senang sekamar bareng dia" tuduh Rio semena-mena.

"Apa?? Aku gak senang dia ada di kamar. Justru aku gak nyaman" jelas Chelsea meyakinkan, raut wajahnya terlihat muram ia tak terima.

"Modus lo" Rio kembali memancing perdebatan.

"Ko modus? Agustin ke kamar  mau memastikan siska baik-baik aja! Jelas!" Chelsea pun tak mau kalah, karena memang apa yang di ucapkan Rio itu berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi.

"Mulai besok lo gak usah berangkat bareng gue, lo minta anter aja sama Agustin!"

Chelsea diam seribu bahasa, Sikap Rio tiba-tiba berubah seperti ini. Apakah ada yang salah dari perkataan Chelsea?

Kenapa harus seperti ini!

Selama perjalanan mereka tak berkata apapun lagi. Bahkan setibanya mereka di cafe mereka berdua bersikap acuh tak acuh. Kevin pun yang mulai merasa aneh mencoba bertanya pada Rio. Hanya saja Rio tak menjawab dan tetap melanjutkan pekerjaannya.

***

Siska melihat ke sekeliling kamar dan mencoba mempertajam pandangannya yang saat ini masih kabur. Siska menghela nafas panjang dan mengumpulkan tenaga, ia mencoba untuk bangun dari tidurnya, sesekali ia memijat pelipisnya yang sampai sekarang masih terasa berat. Pikirannya belum mengingat kejadian semalam, rasa sakit yang dirasanya tak bisa membuatnya berpikir. Tenggorokannya benar-benar sakit saat ini, saat hendak akan mengambil segelas air, ia melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur pulas di sebuah kursi.

CHELSEA [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang