P A R T - 29

60 3 0
                                    

Sabtu, 4 Januari 2020

______________________________

Radit memilih baju santai, jeans hitam dan baju lengan panjang berwarna coklat. Matanya terus menerus melihat jam yang terpampang di dinding kamarnya menunjukan pukul 8:17. Mereka sudah memutuskan sebelumnya bahwa malam ini akan pergi ke sebuah Restaurant tepat jam 9, dan Radit sudah mengkonfirmasinya kemarin bahkan mereka terus menerus saling mengirim pesan teks.

Anehnya selalu saja ada yang dibahas, Radit tak kehilangan akal untuk mencari topik pembicaraan yang berlanjut sampai tengah malam.

Sepertinya sulit sekali tak membalas pesan Evelin bahkan kemarin Radit tak bisa menjauh dari Handphonenya. Meskipun apa yang mereka bicarakan tak terlalu penting tapi bagi Radit dan Evelin semuanya seakan-akan terasa sangat penting dan tak bisa di lewatkan begitu saja.

Radit tak karuan, sudah beberapa kali ia mengarahkan pandangannya pada jam dinding yang suara dentingan jarum jam setiap detiknya terasa terdengar begitu jelas, tak hanya jam dinding yang sedaritadi membuatnya gelisah sesekali ia melihat jam di layar handphonenya juga.

Ada perasaan berbeda yang Radit rasakan setelah bertemu dengan Evelin, dan ia sangat menyadari akan hal itu. Walaupun mereka baru bertemu dua kali dan itupun karena sebuah kecelakaan yang tak terduga dan sangat jauh dari kata di rencanakan, tetapi entah mengapa Radit merasa seperti sudah mengenal Evelin sejak lama. Bahkan pikirannya selalu membawanya mengingat Evelin.

Dan...

Begitupun dengan Evelin, bermula ketika ia tersenggol mobil Radit lalu Radit membantunya dan bertanggungjawab, juga berterus terang atas kelalaiannya serta berperilaku baik terhadap Evelin dan menolongnya kembali saat dirinya diikuti oleh dua orang tak dikenal, mengantarkannya pulang kerumah, hal itu benar-benar membuat hati seorang Evelin luluh.

Yang menarik bagi Evelin dari Radit adalah sikap tanggungjawab dan sikap jujurnya. Itulah yang ia suka.

Di mata Evelin, Radit merupakan laki-laki yang berbeda dari kebanyakan laki-laki pada umumnya.

Apalagi ketika Radit mengantarkan Evelin pulang dan bertemu dengan Ibunya. Kesopanan dan keramahannya tak di ragukan lagi, Wah... Laki-laki seperti ini harus di perjuangkan

Evelin mencari cara agar dirinya dan Radit mempunyai sebuah hubungan, entah itu teman? atau? Ia hanya tak ingin kehilangan laki-laki itu.

Munculah ide dalam benaknya bahwa ia akan mentraktir Radit. Dengan cara seperti ini Evelin berharap bisa menjalin hubungan dengan Radit dan ternyata apa yang Evelin inginkan saat ini sedang dalam proses.

Bukan hanya Radit yang gelisah, Evelin pun saat ini lebih gelisah ia masih terlihat kocar kacir mencari dress di dalam lemari, belum lagi ia harus memoles wajahnya yang saat ini masih polos tanpa make up. Dan sudah pasti ketika perempuan menggunakan make up tak akan cukup dalam waktu 3 menit.

Dirinya mulai frustasi memikirkan dress mana yang akan di kenakan. Beberapa dress sudah ia kenakan dan lihat tempat tidurnya kini tertutup dress-dress yang sudah ia coba sebelumnya

Sebagian besar perempuan memang seperti itu!

Dress terakhir...

Cocktail dress berwarna maroon lengan pendek, bagian dada bercorak brokat dan pita penghias melingkar mengelilingi pinggang serta bagian bawah dress yang lebar tak melebihi lutut dipadukan dengan high-heels cream dan slingbag membuat penampilannya terlihat anggun.

Baiklah, aku suka!

Selanjutnya ia mulai duduk di depan cermin dan mulai memoles wajahnya, sudah beberapa kosmetik ia aplikasikan di wajahnya dan 15 menit berlalu terasa begitu cepat.

CHELSEA [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang