12 Pengabdian Masyarakat

2.3K 179 1
                                    

-Jangan risau pasal kesendirian, siapa tahu Allah ingin kamu mantepin dulu rasa cintamu ke Ilahi, baru ke si dia-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Jangan risau pasal kesendirian, siapa tahu Allah ingin kamu mantepin dulu rasa cintamu ke Ilahi, baru ke si dia-

-Jangan risau pasal kesendirian, siapa tahu Allah ingin kamu mantepin dulu rasa cintamu ke Ilahi, baru ke si dia-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah acara yang berujung reuni kecil waktu itu ternyata tidak selesai saat itu juga. Beberapa minggu kemudian aku mendapat surat tugas untuk menjadi partisipan dalam acara bakti sosial, tidak hanya aku, Zaidan, Fariz, Fatimah, Cantika dan Shafa pun juga berpartisipasi. 

Dan kini aku berada di dalam bus bersama peserta lainnya. Beruntungnya pasukan alumni Mipa 3 tidak duduk berjauhan kami sudah merencanakan ini sejak pertama kali surat tugas berada di gengggaman kami, pokoknya kami harus duduk bareng!

"Aduh mual banget nih," keluh Zaidan yang duduk tepat di sampingku. Sejak awal dia memang minta duduk di dekat jendela agar mudah mendapat udara segar kalau-kalau mabuk daratnya kambuh, tapi tetap saja walau sudah duduk di dekat jendela dia kliyengan sekarang.

"Tidur aja Dan," saran Cantika.

"Kalau muntah jangan dikeluarin ya Dan, telan lagi aja, aku suka keikut mual kalau denger suara orang muntah." Sontak kami menatap tajam Fariz, kadang mulutnya memang terlalu luwes cowok yang faktanya jomblo tapi selalu ngaku punya stok calon banyak itu memang suka asal nyeblak.

"Aku ada bawa minyak angin nih," sahut Shafa yang duduk di seberang bersama Fatimah.

Aku segera menerima minyak angin dari wanita itu, aku sempat melirik isi tasnya yang sedikit berbeda dari jenis wanita lainnya. Kalau wanita lain isi tasnya penuh dengan berbagai jenis make up, entah itu foundation, lipstick, lipbalm, celak, pensil alis, minyak wangi, pelembab wajah, milk cleanser, toner, micellar water, BB cream, day cream, night cream, ice cream, eh?

Tolong jangan umpat aku dulu, aku pernah lihat mantanku dan teman-teman wanitaku membawa barang-barang itu.

Berbeda dengan Shafa, isi tasnya hanya minyak wangi dan pelembab wajah selebihnya malah berisi obat-obatan dari minyak angin, obat flu, obat pusing, obat sakit perut dan roti khas wanita, ups aku sudah melihat hal yang seharusnya tidak kulihat. 

Intinya dibanding tas wanita, tas punya Shafa lebih cocok disebut tas P3K.

"Makasih ya Shaf." Zaidan tampak lemah mengucapkannya, setelah menghirup bau menyengat minyak kayu putih matanya mulai tampak terpejam. Sebaiknya dia memang tertidur supaya saat sampai nanti lebih segar.

Menjemput Tulang RusukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang