-Yang menurutmu terbaik belum tentu terbaik untukmu-
Aku, Shafa dan Nayla sedang berdiskusi pasal kasus pasien yang baru saja pulang, kebetulan kasusnya sedikit rumit dan kompleks sehingga kami bertiga harus berkolaborasi. Masalah Nayla... Alhamdulillah hubungan kami sudah lebih baik, sudah tidak terlalu canggung saat saling berkomunikasi. Walau kadang-kadang cukup agresif dan sinis setiap Aya terlihat berkeliaran di lobi Rumah Sakit Pratama.
"Mbak Shafa sama dokter Althaf dulu satu sekolahan?" Nayla memang cukup berbeda kalau memanggil Shafa, dia lebih senang memanggil dengan sebutan mbak, sejak Shafa bekerja di sini mereka jadi terlihat lebih akrab, bahkan dua hari lalu aku melihat mereka berdua datang bersamaan di kajian bulanan Masjid Al Falah.
"Satu kelas Nay, tiga tahun," ujarku sambil menunjukkan jari telunjuk, jari tengah dan jari manisku, sedang Shafa hanya mengangguk kecil.
"Kenapa? Mau ngorek informasi dari aku?" Aku spontan menoleh ke arah Shafa, wanita itu sedang menggodaku dengan Nayla?
"Yee Mbak pikir aku segitu ga move up-nya? Dokter Althaf ga seganteng itu ah!" Aku merapatkan bibirku, kicep! Gemas juga melihat tatapan jahil yang dilempar Nayla ke arahku, dua wanita ini sepakat mengerjaiku!
"Shafa ga boleh nakal! Dan Nayla jangan ajarin Mbaknya yang nggak-nggak!" peringatku, sedang Shafa hanya menatapku seolah bingung dan tidak mengerti apa-apa, istilahnya sok polos.
"Ya ampun dok Althaf kalau ngomong kaya gitu jadi kaya aku yang lebih tua dari Mbak Shafa."
"Hah, itu dia Nay temen-temen SMA aku pada ngannggap aku bocah terus." Lah bukannya memang masih bocah ya si Shafa, parfumnya aja masih baby oil. Eits jangan salah paham aku pernah minjam wewangian ke dia saat baksos kemarin dan dikasihnya malah baby oil, awalnya aku kira bakal di kasih parfum ala cewek-cewek yang harum paris-paris gitu.
"Dokter ga berniat izin dari kita?" Aku kembali menoleh ke arah Nayla yang kini melipat kedua tangan di depan dadanya, izin apa?
"Kasihan yang di sana kelamaan nunggu." Dia mengedikkan dagu ke arah ujung selasar rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Tulang Rusuk
Ficción GeneralAlthaf sedang sangat bingung mencari tulang rusuknya, alias penyempurna iman, kalau kata lumrahnya, jodoh. Apalagi teman-teman sebaya sudah mulai naik pelaminan. Mama dan keluarga juga sudah mendesak dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" Dikira nyari j...