-Mencoba dan gagal lebih baik setidaknya kamu tak akan menyesal hanya karena tak sempat mencoba-
Jomblo banget sih?
Duduk sendiri di kafe kecil di sebuah Mall sambil menyeruput thai tea yang lagi hits belakangan ini. Masalahnya ini di Mall besar, malam minggu, sangat ramai dan aku hanya duduk sendiri. Lihat ke kiri ada sepasang muda-mudi yang sibuk bertengkar karena si cowok ga bisa ngikutin gaya tik tok yang lagi viral dan niatnya mereka ingin ikutan viral dengan kekinian itu. Sayang si cowok terlalu kaku karena lebih sering berkutat dengan segala hal tentang pembelian senjata di mobile legend dibanding goyang-goyang ga jelas sambil lipsinc.
Tapi masih mending mereka berdua. Sedang aku sendiri, aku jelasin lagi ya benar-benar sendiri, di meja yang punya empat kursi, terlihat mengenaskan? Ya kurasa aku terlihat mengenaskan. Dan ini semua adalah tanggung jawab Zaidan, Sheren dan Fariz yang menyuruhku bertemu malam ini, tapi mereka malah belum sampai juga.
Lima menit lalu aku sudah menghubungi mereka satu per satu, jawabannya sudah otw alias on the way, tapi aku berani jamin, on the way menurut mereka ya baru saja berangkat dari rumah atau parah-parahnya mereka baru mau siap-siap pergi.
"Tahu gini bisa leyeh-leyeh dulu," lirihku pelan.
Daripada terihat mengenaskan seorang diri aku lebih memilih naik ke lantai atas, main di Time Zone. Main sendiri terdengar lebih baik dari pada nongkrong di kafe seorang diri.
Demi menghabiskan waktu aku mencoba berbagai macam permainan, rasanya seperti nostalgia zaman masih kecil. Sudah lama aku tidak main-main seperti ini, mungkin terakhir kali aku ke Time Zone saat kelas 1 SMA. Setelahnya aku dan teman-temanku lebih senang menghabiskan waktu di restoran atau bioskop kalau sedang di Mall.
"Ma, om itu jomblo ya?" telingaku langsung sensitif saat seorang bocah yang kuduga baru berumur 4 atau 5 tahun menunjukku sambil berbicara santai tentangku. Otomatis keasyikanku mengendarai motor virtual berhenti.
"Atau baru putus ya, Ma?"
Apa-apaan nih! Ya ampun bahkan anak kecil bisa berbicara seperti itu. Apa aku terlihat semengenaskan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Tulang Rusuk
General FictionAlthaf sedang sangat bingung mencari tulang rusuknya, alias penyempurna iman, kalau kata lumrahnya, jodoh. Apalagi teman-teman sebaya sudah mulai naik pelaminan. Mama dan keluarga juga sudah mendesak dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" Dikira nyari j...