24 Ketiga

1.5K 135 2
                                    

-Tidak ada yang tahu bahwa kamulah yang berhasil membuat hati jatuh-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Tidak ada yang tahu bahwa kamulah yang berhasil membuat hati jatuh-

-Tidak ada yang tahu bahwa kamulah yang berhasil membuat hati jatuh-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menurut Ustadz, saya harus gimana untuk kasus ini?"

Aku akhirnya diajak Bang Ikhsan untuk berkonsultasi dengan Ustadz Haikal yang terkenal sebagai ustadz cinta karena berhasil menta'arufkan banyak pasangan. Aku sebenarnya sudah kenal juga dengan beliau, kebetulan murabbiku juga.

"Masya Allah seneng ane denger niatan ente, sebelumnya akhwat ini, ente udah lama kenal?"

"Kami kenal saat SMA, sempat pisah saat kuliah, dan sekarang baru ketemu lagi." Ustadz Haikal tampak mengangguk-angguk.

"Apa yang membuat ente berniat menikahinya?" Ustadz Haikal memandangku dengan penuh arti. Aku tidak bisa menebak apa isi pikirannya tapi menghadapinya sudah seperti menghadapi calon mertua. Tiba-tiba Lelaki berkopiah putih itu tertawa.

"Ya ampun ente jangan tegang gitu mukanya, kayak lagi mules aja, biasanya juga santuy." Jangan heran Ustadz satu ini memang beda kelewat gaul, kebanyakan main sama ABG sih. Biasanya Ustadz yang ahli ta'aruf dan jodoh-menjodohi bakal terkenal di kalangan anak muda.

"Belum juga ketemu calon mertua, nih ya bakal deg-degan lagi kalau ketemu mertua laki-laki, namanya juga mau minta anak perempuannya."

Aku hanya melirik Bang Ikhsan yang sudah tertawa puas, dia pasti senang sekali saat ini. Puas pasti lihat kesaltinganku

"Sudah-sudah ketawanya kita masih di masjid, jadi gini Thaf, kalau ente udah yakin banget nih ya ente temuin orang tuanya, gitu aja repot, benar-benar udah yakin, kan?" Aku mengangguk, entah mengapa mendengar perkataan Ustadz Haikal keyakinanku jadi semakin bertambah. Andai saja setelah ini tidak ada jadwal praktek mungkin sudah kudatangi rumah Shafa sekarang.

"Oh ya setelah sekian lama, di mana pertama kali ente ketemu lagi sama ni akhwat?"

"Di masjid ini pertama kali kami bertemu, Ustadz."

"Masya Allah, semoga ini jalan Allah untuk ente ya Thaf, setelah perjuangan dalam sabar selama ini."

"Aamiin, di pertemuan ke dua di Masjid ini juga saya sadar saya jatuh hati sama dia."

Menjemput Tulang RusukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang