BAB 1

9.1K 176 0
                                    

"Apaan lagi nih," Gumam Gista, memandang secarik kertas yang nangkring di atas meja.

Gista meletakkan tasnya begitu saja di meja. Ia lalu duduk di kursi, dan mulai membaca bagian huruf yang di bold dan di garis bawahi. Ia membaca setiap kata yang ada di sana. "Internal Office Memo", Gista menyandarkan punggungnya di kursi, meraih surat itu.

Internal Office Memo adalah tulisan singkat dan padat untuk seluruh departemen yang bersifat interen, yang di buat oleh pimpinan. Di bagian surat itu memberitahukan prihal Larangan Karyawan Berpacaran di tempat kerja. IOM itu dibuat langsung oleh direktur operasional. Gista selaku Manager Human Resources Departemen, karena ia merupakan orang yang bertanggung jawab kinerja karyawan.

Kemarin ia mendapati karyawan bagian house keeping, dan salah satu staff front office, bercinta disalah satu kamar yang ditinggalkan tamu yang tidak menginap. Kejadian itu disaksikan oleh seluruh karyawan hotel, melalui cctv koridor. Mungkin mereka sering melakukannya, hanya baru kali ini saja yang ketahuan.

Alhasil kemarin ia memanggil dua orang karyawannya tersebut. Ia mengeluarkan surat pemutus hubungan kerja, saat itu juga. Tindakkan mereka sudah di luar batas, saat operasional saja mereka bisa melakukan itu, apalagi di luar. Gista berjalan menuju ruang adiministrasi, ia menatap Rara.

Rara menyadari kehadiran Gista, ia lalu berdiri,

"Selamat siang bu,"

"Selamat siang juga,"

Gista memandang Rara, ia memperlihatkan kertas yang di pegangnya, "Kamu yang letakkan ini di meja saya?"

"Iya bu?" Ucap Rara.

"Ini siapa yang ngantar?"

"Security bu, katanya untuk ibu, dari bu Mimi, makanya saya letakkin di meja ibu," ucap Rara mencoba menjelaskan.

Rara tahu bahwa Manager nya itu memang terkenal galak dan tegas. Sehingga ia begitu segan, sekedar untuk bercanda kepada beliau. Jika berbicara kepada beliau harus seputar pekerjaan, jangan harap membahas cowok-cowok tampan yang berkeliaran di kantor ini. Jujur sebenarnya, atasnya itu begitu cantik. Rambutnya bergelombang, tubuh ideal, dan stylenya begitu menarik. Ia bahkan sempat mencontek gaya berpakaian manager nya itu.

"Ini IOM, kamu foto kopi empat rangkap. Jangan lupa dilaminating, terus kamu tempel finger print di dekat lobby basetment, terus kamu tempel di papan pengumuman dekat laundry," ucap Gista memberi perintah.

"Iya bu,"

"Setelah itu kamu panggil semua leader yang masuk hari ini. Saya akan mengadakan briefing sebentar, hanya sepuluh menit. Saya tunggu mereka diruangan saya," ucap Gista.

"Iya bu," ucap Rara.

Gista menyerahkan Internal Office Memo itu kepada Rara. Setelah itu ia kembali keruangannya lagi. Gista memang tidak terlalu suka menunda-nunda pekerjaan. Ia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Gista menatap layar komputer, ia mengecek email masuk, beberapa jam yang lalu ia baru saja pulang dari Dinas tenaga kerja provinsi, mengurus ijin perusahaan. Sedetik kemudian, ponselnya berbunyi. Gista mengalihkan pandangannya ke arah tas. Ia meraih ponselnya di dalam sana. Ia menatap layar persegi itu,

"Bima Calling,"

Gista menggeser tombol hijau pada layar, ia letakkan ponsel itu di telinga kirinya.

"Iya Bim," ucap Gista.

"Lo udah balik?" Tanya Bima.

"Belom, bentar lagi, kenapa?" Tanya Gista, ia menyandarkan punggungnya di kursi.

FRIEND WITH BENEFIT (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang